Kajianberita.com
Beranda Headline Kisah Cak Nun dan Firaun yang Ramaikan Seisi Negeri

Kisah Cak Nun dan Firaun yang Ramaikan Seisi Negeri

Kisah Cak Nun dan Firaun yang Ramaikan Seisi Negeri. (Kajianberita/Naldi)

BEBERAPA hari belakangan nama budayawan Emha Ainun Nadjib atau lebih dikenal dengan Cak Nun menarik perhatian publik dan meramaikan seisi negeri.

Itu tak lama setelah Cak Nun menyebut nama Jokowi sebagai Firaun dalam ceramah yang disampaikan di acara Balagha Asyuddahu yang digelar oleh Majelis Masyarakat Maiyah Bangbangwetan di Pendopo Cak Durasim, Kota Surabaya.

Acara itu pun ditayangkan secara Live melalui kanal Youtube Bangbang Wetan pada Senin (9/1/2023) lalu.

Alhasil, nama Cak Nun langsung trending di Twitter pada Selasa (17/1/2023) kemarin. Dalam video tersebut, Cak Nun menyebutkan jika pemenang Pemilu 2024 telah ditentukan dari sekarang, karena Indonesia dikuasai oleh Jokowi yang disebutnya sebagai Firaun.

“Saiki misale koen takon (sekarang semisal kamu tanya), hasil pemilu kan mencerminkan tingkat kedewasaan rakyat, betul enggak. Bahkan juga algoritma Pemilu, misal Pemilu 2024 iku koen (kamu) nggak mungkin menang, wis onok sing menang ket saiki (sudah ada pemenangnya dari kemarin). Wis ono sing menang (sudah ada pemenangnya),” ucapnya dikutip dari video yang beredar.

Tak hanya Jokowi, Cak Nun juga menyinggung nama pengusaha konglomerat Anthony Salim dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

“Karena Indonesia dikuasai Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, gak 9, 10 saiki rek, Haman yang namanya Luhut,” ujar Cak Nun melanjutkan.

Tentu saja ucapan Cak Nun tuai reaksi dari para pendukung Jokowi. Salah satunya hadir dari Muhammad Guntur Romli.

Guntur Romli menilai pernyataan Cak Nun bisa dimaknai dari dua sisi yakni bisa bentuk gurauan, bisa juga bentuk penghinaan.

“Kalau Pak Jokowi disebut Firauan, terus Cak Nun siapa? Merasa Nabi Musa? Gak cocok, karena Nabi Musa itu gagah perkasa, Cak Nun kan loyo orangnya hahaha, atau, Cak Nun itu seperti Musa Samiri, yang membuat berhala seperti halnya sekarang pengikut-pengikut Cak Nun “memberhalakan” Cak Nun,” kata Guntur Romli dilansir dari Tribunnews.com, Rabu (18/1/2023).

Masih menurut Guntur Romli, apabila pernyataan Cak Nun itu sebagai penghinaan, maka hal itu merupakan bentuk kesombongan Cak Nun karena memvonis orang lain seperti Firaun.

Dikatakan Guntur Romli, Jokowi tidak bisa disamakan dengan Firaun karena Jokowi seorang muslim dan pernah masuk ke Ka’bah.

“Karena dalam konteks ucapan Cak Nun, itu Firaun yang jahat, Firaunnya Nabi Musa. Firaun yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan, yang menindas rakyatnya,” ujarnya

“Pak Jokowi tidak bisa disamakan dengan Firaun. Karena Jokowi itu muslim, pernah masuk Ka’bah dan Rakyat Indonesia mayoritas puas dan senang dengan kepemimpinan Jokowi,” lanjut Guntur Romli.

Disinggung rencana melapor ke polisi terkait video Cak Nun itu, Guntur Romli mengatakan tidak sependapat apabila ada yang berencana lapor ke polisi.

“Gak usa pakai polisi-polisian. Lebay itu yang mau lapor. Ini komentar di publik, kalau gak setuju ya komentar balik di publik,” ujarnya mengakhiri.

Atas insiden yang meramaikan ranah media sosial itu, Cak Nun mengaku mendapat banyak hinaan dan cemoohan dari warganet.

Bukan Cak Nun namanya jika dirinya langsung tersinggung dengan hinaan dan cemoohan yang datang kepadanya. Cak Nun bahkan tak marah kepada siapapun yang menghinanya. Dirinya bahkan mengaku Legowo atas setiap hinaan yang diterimanya.

“Saya tidak marah kepada siapa pun yang menghina saya, yang merendahkan saya,” kata Cak Nun di tengah acara Mocopat Syafaat dan Tawashshulan di Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY, Selasa (17/1/2023) malam lalu dilansir dari laman CNN Indonesia.

“Saya dinesoni wong sak mono okehe, sak Indonesia, sak donya (saya diamuk orang segitu banyaknya, se-Indonesia, sedunia),” katanya melanjutkan.

Cak Nun lebih memilih bertawakal, karena ia percaya itu adalah ujian dari Sang Pencipta saat dirinya tulus berupaya berkontribusi melalui dakwah demi meningkatkan kualitas iman dan bernegara masyarakat.

“Sampai hari ini pun saya bersyukur kepada Allah karena saya tidak punya kebencian kepada mereka semua yang menghina saya, tidak punya. Sampai hari ini. Jadi di puncak kesengsaraan ini saya dikasih ujian terberat oleh Allah. Makanya saya menyebut malam ini kan malam yang sangat khusyuk dan sangat nikmat. Bagi saya ini indah. Ini puncak keindahan,” ujarnya.

Belakangan, Cak Nun juga mengeluarkan komentar jika dirinya mengaku ‘kesambet’ dan secara spontan mengaitkan materi ceramahnya tempo hari dengan tokoh Firaun, Haman, dan Qorun. Dia tak paham apa yang merasuk ke dalam dirinya waktu itu.

“Moro-moro cangkeme makpecotot (tiba-tiba dari mulut keluar) Firaun, Haman, Qorun, kui. Itu di luar rencana saya dan sama sekali di luar kontrol saya. Maka tadi saya bikin video sama Sabrang, judulnya Mbah Nun Kesambet. Tolong dibaca,” tegasnya.

Menurutnya, apa yang menguasainya waktu itu bisa saja iblis, malaikat, dajjal, atau merupakan bentuk campur tangan Allah. Dalam pandangan Maiyah, ada lima hal yang mampu membuatnya berbuat demikian. Yakni, karena hidayah, amr, idlal, thariqun, atau istidraj.

“Kemungkinan, itu bisa perintah Allah, memang Allah merintah saya sebagaimana peristiwa yang dulu-dulu. Atau Allah memberi hidayah kepada saya kemudian saya maintain, atau Allah istidraj atau mbombong saya, atau Allah menyesatkan saya, atau Allah meninggalkan saya. Kalau Allah nggak mengizinkan kan aku ora mecotot metu (nggak keluar dari mulut saya). Jadi saya tawakal, terserah kepada Allah, tapi siap menghadapi segala sesuatunya,” tegasnya mengakhiri. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan