Walikota Bobby Mengaku Benci Kegiatan OKP di Medan..!
Medan – Saat kampanye pada Pilkada akhir tahun 2020, hampir semua Organisasi Kepemudaan (OKP) yang ada di Kota Medan memberi dukungan kepada menantu presiden Jokowi, Bobby Nasution. Mereka begitu getol memasang spanduk Bobby di berbagai sudut kota.
Ironisnya, setelah terpilih dan lebih dari satu tahun menjabat sebagai Walikota Medan, Bobby menegaskan kalau Ia sangat membenci kegiatan OKP itu.
Alasannya, kegiatan OKP itu kerap menjadi penghalang masuknya investasi di kota Medan.
“Banyak preman dari OKP tertentu yang memalak para pengusaha, sehingga investor enggan berinvestasi di daerah ini,” ujarnya dalam rapat kerja yang dihadiri pejabat di lingkup Pemerintah Kota Medan, kamis (19/1/2023). .
Bobby lantas mewanti-wanti para camat dan aparatur di Pemko Medan agar tidak bergabung dengan salah satu OKP.
Bobby menegaskan kalau ia sebenarnya tidak benci OKP.
“Ingat, saya bukan benci kepada OKP. Yang saya benci adalah kegiatannya. Kegiatan mereka itu yang kerap mengganggu kenyamanan berinvestasi.”
Biasanya lagi, ujar Bobby, para OKP itu cepat sekali mengetahui di mana ada pengusaha yang memulai kegiatan bisnis.
Setelah tahu, maka di situlah aksi premanisme muncul. Kegiatan OKP yang seperti ini, yang menurut Bobby, sangat mengganggu iklim investasi.
Untuk itu, Bobby mewanti-wanti para camat di wilayah Kota Medan agar memantau para Kepala Lingkungan (Kepling) di wilayah masing-masing untuk memastikan tidak ada Kepling yang bergabung dalam OKP manapun di Kota Medan.
Sebab kalau Kepling bergabung dengan salah satu OKP, biasanya informasi kegiatan usaha akan cepat menyebar di kalangan pengurus OKP.
“Dan situlah praktek premanisme itu bakal terjadi,” ujar Bobby.
Saat menyampaikan pernyataan itu, Bobby sama sekali tidak membedakan mana yang dimaksud kegiatan resmi OKP maupun kegiatan oknum-oknum yang membawa nama OKP.
Dalam ucapannya, semua premanisme yang dilakukan oknum yang membawa-bawa nama OKP adalah perbuatan atas nama OKP tersebut.
Tidak heran jika Bobby menegaskan kalau ia benci kepada kegiatan OKP.
Pernyataan Bobby ini tentu saja memicu kontroversi, sebab dalam pandangannya seakan semua kegiatan OKP bermakna negatif.
Dalam kacamatanya, Bobby sama sekali tidak menyebutkan ada kegiatan OKP yang bermakna positif.
Pernyataan itu bisa dimaknai bahwa Bobby pada dasarnya tidak keberatan dengan eksistensi OKP di Medan, tapi selayaknya tidak perlu ada kegiatan yang dilakukan organisasi itu. Sebab semua kegiatan OKP di matanya selalu salah.
Menyikapi pernyataan Bobby itu, seorang anggota salah satu OKP di Medan Johor, Julius merasa sangat keberatan.
Ia tidak menyangka kalau Bobby tega mengeluarkan pernyataan seperti itu.
Padahal Julius mengaku cukup bekerja keras saat mendukung kampanye Bobby pada Pemilu lalu sebagaimana perintah OKP tempatnya bergabung.
“Tidak disangka, setelah ia menang, Ia seenaknya mengatakan benci semua kegiatan OKP. Sepertinya dia tidak tahu berterimakasih,” ujar Julius.
Julius meyakini, sesungguhnya tidak ada OKP yang merestui anggotanya melakukan aksi premanisme kepada dunia usaha.
Jadi kalau pun ada aksi premanisme, itu pasti itu ulah oknum-oknum yang membawa-bawa nama OKP.
Harusnya, menurut Julius, Bobby mesti bisa membedakan mana kegiatan organisasi dan yang mana kegiatan oknum.
Kalau perbuatan oknum, organisasi manapun ada oknumnya yang berbuat salah, bahkan termasuk TNI/Polri.
“Tapi kan perbuatan itu tidak berkaitan dengan institusinya. Apakah prilaku Sambo yang menembak ajudannya Brigadir Josua merupakan perbuatan atas nama insitusi Polri? Jelas tidak..! Itukan oknum. Nah, oknum-oknum itu yang melakukan kegiatan premanisme terhadap dunia usaha, bukan OKP nya, ” tegas Julius.
Julius mengaku segera mendiskusikan pernyataan Bobby itu dengan kawan-kawan di organisasinya, sehingga nanti mereka akan membuat pernyataan sikap terkait ucapkan Bobby itu.
“Lihat saja, dalam waktu dekat organisasi kami akan bersikap mengenai masalah itu,” tegasnya. (*)