Kajianberita.com
Beranda Politik Jika Gibran ‘Tidur Saja’ Bisa Menang Pilgub Jateng, Demokrat Malah Bilang Begini..!

Jika Gibran ‘Tidur Saja’ Bisa Menang Pilgub Jateng, Demokrat Malah Bilang Begini..!

Gibran Rakabuming Raka disebut bakal menang mudah maju Pilgub Jateng 2024. (kajianberita/Istimewa)

JAKARTA– Pernyataan terkait Gibran Rakabuming Raka disebut hanya tinggal tidur bisa memenangkan Pilgub Jawa Tengah pada 2024 mendatang, langsung ditanggapi Partai Demokrat.

Melalui Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, dirinya  tak sependapat dengan pandangan tersebut.

Walaupun awalnya mengapresiasi sikap Gibran yang telah mempersiapkan diri jika ditugaskan untuk maju Pilgub Jateng 2024. Namun, Kamhar menyebut tetap akan ada kejutan di Pilgub Jawa Tengah (Jateng) 2024.

“Kami menghormati sikap Gibran yang bersiap diri jika ada penugasan untuk maju di Pilgub Jateng pada 2024 nanti. Jika ada pandangan bahwa secara matematika politik di atas kertas Gibran akan menang mudah jika menjadi kontestan apalagi jika menggandeng pasangan yang tepat sah-sah saja, namun dalam politik praktis sering ada kejutan-kejutan,” kata Kamhar dilansir dari sejumlah laman, Minggu, (22/1/2023).

Kamhar juga menyebutkan, meskipun Jawa Tengah merupakan basis politik dan suara PDIP, tapi kader yang maju tidak akan otomatis menang. Dia menilai kader dari PDIP juga tidak akan menang mudah di Jawa Tengah.

“Sekalipun di Jawa Tengah menjadi basis politik PDIP, namun tak berarti bahwa kader PDIP bisa otomatis menang atau menang mudah pada kontestasi Pilgub,” ujar dia.

Kamhar mengambil contoh pada Pilgub 2018 saat Ganjar Pranowo selaku incumbent maju kembali dan dijagokan berbagai lembaga survei untuk menang mutlak. Namun, lanjutnya, hitungan KPU tidak sama dengan hasil survei.

Saat itu, Ganjar yang berpasangan dengan Taj Yasin berhadapan dengan Sudirman Said dan Ida Fauziyah. Dia menyebut, meski menang, Ganjar tetap kesulitan menghadapi pasangan Sudirman-Ida.

“Pengalaman Pilgub Jateng 2018 yang lalu Mas Ganjar Pranowo selaku incumbent yang dijagokan berbagai lembaga survei akan menang mutlak ternyata tak mudah. Sebagian besar lembaga survei memotret perolehan Ganjar-Yasin di atas 70 persen sementara Sudirman-Ida kurang dari 20 persen, namun hasilnya kemudian perolehan Ganjar-Yasin hanya 58,78 persen dan Sudirman-Ida 41,22 persen padahal keduanya terbilang baru untuk panggung politik Jawa Tengah,” tuturnya lagi.

Kamhar menekankan bahwa politik merupakan hal yang dinamis. Dia merasa akan ada angin perubahan yang terjadi di Jawa Tengah.

“Pengalaman tersebut menegaskan bahwa politik itu senantiasa dinamis. Sekalipun bisa diprediksi dan terukur namun selalu saja ada ruang-ruang yang penuh dengan kejutan. Kami berkeyakinan angin perubahan di Jawa Tengah juga mulai terasa. Jika aspirasi ini terus bergulir dan memberi efek bola salju, jangankan tidur, bahkan saat terjagapun tak serta merta memperoleh kemenangan,” tuturnya.

Sebelumnya, Putra Presdien RI, Joko Widodo (Jokowi) ini menyatakan siap maju di Pilgub 2024 jika ditugaskan PDIP. Gibran dinilai akan jauh lebih kuat jika maju pilgub di Jawa Tengah (Jateng).

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengatakan Gibran bisa saja diusung oleh PDIP untuk maju sebagai calon gubernur. Namun, katanya, hal itu merupakan kewenangan mutlak Ketum PDIP Megawati Soekanoputri.

“Pertama, dari segi partai, Gibran maju di pilkada DKI atau Jateng semua sangat tergantung Megawati sebagai Ketum PDIP. Apapun judulnya, Gibran kader PDIP yang mesti loyal dan tegak lurus ke penugasan partai. Ini mutlak tak bisa diganggu gugat,” kata Adi kepada wartawan, Jumat (20/1/1023).

Dia menilai Gibran bakal menang mudah di Jateng yang disebutnya sebagai ‘kandang banteng’ alias basis massa PDIP. Menurut Adi, masih ada potensi Gibran kalah jika maju di DKI Jakarta yang menurutnya penuh kejutan.

“Secara statistik, Gibran jauh lebih kuat maju di Jateng ketimbang Jakarta. Selain Gibran memang sudah populer, Jateng juga ‘kandang banteng’. Tanpa mendahului kehendak Tuhan, ‘tidur saja’ Gibran bisa menang di Jateng ketimbang di Jakarta yang dipenuhi semak belukar politik yang selalu memberikan kejutan tak terduga, banyak orang kuat kalah,” ucapnya. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan