Kajianberita.com
Beranda Headline Usulan agar AHY sebagai Pendamping Anies Masih Munculkan Pro Kontra di Tiga Partai

Usulan agar AHY sebagai Pendamping Anies Masih Munculkan Pro Kontra di Tiga Partai

AHY bersalaman dengan Capres yang diusung PKS, Demokrat dan NasDem Anies Baswedan. (Kajianberita/File Demokrat)

Ketat..! Begitulah diskusi membahas seputar hadirnya Koalisi Perubahan yang dicetuskan oleh tiga partai, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS. Masih belum  jelas kapan koalisi ini akan dideklarasikan. Sampai saat ini kesepatan belum tercapai.

Salah satu perdebatan yang masih alot adalah membahas seputar sosok yang mendampingi Anies Baswedan sebagai calon Wakil Presiden yang diusung ketiga partai ini.

Dalam beberapa hari terakhir ini, diskusi di lingkup elit ketiga partai ini terus berlangsung secara intensif. Pada dasarnya rencana pembentukan koalisi itu sudah bulat. Latar belakang koalisi ini tentunya tidak lepas dari gerakan ketiga partai itu untuk mengusung Anies sebagai calon Presiden pada Pemilu 2024.

Ketika berbicara tentang Anies, tentu mereka juga berbicara siapa wakil yang mendampinginya. Sosok pendamping inilah yang masih mengundang debat.

Pihak Nasdem sendiri sepertinya ingin agar pembicaraan ketiga partai ini sebaiknya focus dulu terhadap rencana koalisi dan penguatan dukungan terhadap Anies Baswedan untuk maju sebagai calon presiden. Namun pihak Partai Demokrat terkesan mendorong agar nama wakil sebaiknya segera dibahas.

Tapi Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengaku keberatan membahas soal calon wakil itu, sebab  menurutnya rencana koalisi yang harus dimatang kan terlebih dahulu. Belakangan Ahmad Ali mengaku kecewa, sebab sudah muncul wacana yang dipublikasikan kelompok tertentu yang menegaskan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono alis AHY adalah pendamping Anies.

“Kalau isu yang terus dimunculkan, sebaiknya pembicaraan koalisi tidak perlu dilanjutkan lagi,” kata Ali saat dihubungi, Selasa, 24 Januari 2023. Nasdem bahkan mengancam bisa membatalkan rencana itu.

Ahmad Ali menambahkan, Koalisi Perubahan seharusnya benar-benar terbentuk lebih dahulu, maka para pihak yang terlibat tidak boleh memaksakan kehendak. Kendati demikian, dia menyebut hingga saat ini komunikasi partainya dengan Demokrat dan PKS tetap lancar.

“Komunikasi tetap lancar kok, tetap memiliki sikap yang sama. Cuma tentunya kami berpandangan lain, dalam berkoalisi tidak bisa orang memaksakan kehendak,” kata dia.

Adapun hingga kini kubu partai Demokrat menyatakan kalau para kader mereka di seluruh Indonesia  tetap menginginkan Anies berpasangan dengan AHY. Deputi Analisa Data dan Informasi DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengatakan hanya pasangan Anies dan AHY yang bisa dikatakan sebagai simbol perubahan.

Menurut Syahrial, Anies-AHY punya kekuatan elektabilitas pada masing-masing segmen. Sehingga, keduanya bisa saling menguatkan kala dipasangkan.

“Jika Anies coba dipasangkan dengan tokoh status quo, bukan Koalisi Perubahan lagi namanya,” kata Syahrial dalam keterangannya, Selasa, 17 Januari 2023.

Saat ini hanya Partai NasDem yang sudah resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024. Menurut Syahrial, jika Anies dipasangkan dengan AHY, maka duet tersebut akan jadi sangat kuat.

Musababnya, kata dia, elektabilitas AHY terus meningkat. Dia mengatakan pasangan Anies-AHY juga bakal sesuai dengan harapan rakyat yang menginginkan perubahan.

“Elektabilitas Demokrat dan Ketua Umum AHY yang dilaporkan beberapa lembaga survei kredibel, murni karena kerja-kerja partai dan kader. Elektabilitas Demokrat tidak didongkrak oleh tokoh di luar partai,” ujarnya.

Sementara PKS kabarnya pernah pula menawarkan kadernya untuk mendampingi Anies. Nama mantan Gubernur Jawa barat Ahmad Heriyawan alias Aher sempat mencuat ke permukaan. Belakangan PKS menyadari kalau popularitas Aher memang tidak terlalu unggul di masyarakat. Perlahan, nama itu pun menghilang.

Sekarang ini, tidak bisa dibantah kalau AHY adalah calon terkuat untuk mendampingi Anies Baswedan pada Pemilu Presiden mendatang. Hanya saja, PKS dikabarkan meminta fulus sebagai konsekuensi atas dukungan yang mereka berikan kepada AHY.  Jumlah fulus itu masih menjadi perdebatan.  (*)

 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan