Kajianberita.com
Beranda Sumut Forwakum Kunjungi Tokoh Pejuang Pers Muhammad TWH Jelang HPN 2023

Forwakum Kunjungi Tokoh Pejuang Pers Muhammad TWH Jelang HPN 2023

Kajianberita/istimewa

MEDAN – Forum Wartawan Hukum (Forwakum) Sumatera Utara (Sumut) mengunjungi tokoh pejuang pers nasional Muhammad Tok Wan Haria (TWH), di Museum Perjuangan Pers Sumut, di Jalan Sei Alas Nomor 6, Sei Sikambing D, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Jumat (27/01/2023).

Kunjungan itu dalam rangka menjelang peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 yang dipusatkan di Kota Medan pada 9 Februari 2023 mendatang.

“Kunjungan ini sekaligus untuk menyemarakkan HPN yang dipusatkan di Kota Medan, Sumut pada 7 sampai 12 Februari 2023 mendatang sembari mengetahui sejarah pers di Indonesia khususnya di Sumatera Utara,” kata Ketua Forwakum Sumut Aris Rinaldi Nasution.

Aris mengatakan, kedatangan ini untuk mengenang sejarah pers dari era penjajahan, orde baru sampai era saat ini. Ditambah dengan banyak ilmu yang didapatkan yang disampaikan oleh tokoh pers tersebut.

“Ini sebagai pembelajaran dan motivasi insan pers saat ini, bagaimana dulunya perjuangan pers lebih berat dari pada era sekarang,” terang Aris didampingi para pengurus lainnya.

Aris berharap, Museum Perjuangan Pers Sumut ini lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. Sebab, ini merupakan saksi sejarah perjuangan insan pers sebagai bukti nyata yang tergores di tinta media.

“Selain itu menambah ilmu pengetahuan bagi pelajar, mahasiswa maupun umum agar mengetahui informasi maupun cerita fakta era dulu maupun saat ini,” tambahnya.

Selain itu, kunjungan yang dilakukan ini dapat menambah wawasan serta ilmu bagi seluruh anggota Forwakum Sumut tentang perkembangan dan sejarah pers.

Muhammad TWH selaku Ketua Museum Perjuangan Pers Sumut didampingi Wakil Ketua Ronny Simon, Sekretaris Mufti TWH, mengungkapkan museum yang diberi nama Museum Perjuangan Pers Sumut ini diresmikan pada November 2019 oleh Pengelola Museum Sumatera Utara.

“Peran pers begitu penting untuk menggulingkan penjajah Belanda. Jadi nama ‘Perjuangan’ sebagai bentuk apresiasi kepada jurnalis yang berjuang menginformasikan kepada masyarakat,” ucap Muhammad TWH yang merupakan wartawan senior sekaligus veteran.

Kakek berusia 90 tahun itu juga mengungkapkan menurut Soekarno saat sebelum kemerdekaan, hanya ada dua senjata untuk mengusir penjajah yaitu partai dan koran.

“Sebelum kita berjuang dengan bersenjata, pers ini sudah berjuang menghadapi tantangan dari Belanda seperti pernah ditangkap dan dimasukkan ke penjara,” ujarnya.

“Jadi dari semua saksi perjuangan ini, maka dari Museum Sumatera Utara meresmikan ini menjadi museum perjuangan pers, dan Museum ini tidak dapat bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah,” sambungnya lagi.

Mantan Pemred Harian Mimbar Umum tahun 1955 itu berharap agar Forwakum Sumut tetap menjaga integritas dan tetap profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pers.

“Semoga Forwakum dapat menjalankan tugas dan tupoksinya sebagai wartawan di unit hukum dan menjaga integritas serta kode etik jurnalistik,” harapnya. (*)

 

 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan