Kajianberita.com
Beranda Sumut Wamenpanrekraf Angela Tanosoedibjo Ngak Bisa Bahasa Hokyan, Ngaku Pelajari Lebih Dalam Budaya Tionghoa di Kota Medan

Wamenpanrekraf Angela Tanosoedibjo Ngak Bisa Bahasa Hokyan, Ngaku Pelajari Lebih Dalam Budaya Tionghoa di Kota Medan

Wamenpanrekraf Angela Tanosoedibjo menghadiri Festival Budaya Tionghoa di Medan, Kamis (26/1/2023) malam. (kajianberita/delia)

MEDAN – Kesempatan berkunjung ke Medan dimanfaatkan Wamenpanrekraf Angela Tanosoedibjo mempelajari lebih dalam terkait budaya Indonesia Tionghoa.

Bahkan, Kamis (29/1/2023) siang, Angela sempat berkunjung ke Museum Chong A Fie.

Dia mengakui hal ini saat berbicara dalam acara Festival Budaya Tionghoa 2023 di Regale Jalan Adam Malik Medan, Kamis malam.

“Saya mencoba cari tahu, saya ini (etnis Tionghoa) generasi ke berapa sebenarnya. Bertanya ke kakek-nenek dan melihat foto-foto, semuanya suda sarungan (sudah gunakan budaya Indonesia),” ungkapnya.

Jadi, kata Angela, sudah sangat jauh sekali kedatangan leluhur dia ke Indonesia. Beda dengan keluarga suaminya  yang masih tahu generasinya.

“Yang dianya merupakan generasi ketiga,” curhat Angela.

Angela juga mengungkapkan, mempunyai punya banyak teman yang rata-rata merupakan generasi keempat,dan sangat pandai berbahasa Mandarin dan Hokyan.

“Saya yang kalau berkumpul sering sendiri karena tidak tahu bahasa Mandarin ataupun bahasa Hokyan,” ucap dia.

Tapi, lanjut dia, berbeda sekali sejak dia bergabung dengan Kemenpanrekraf.

Dia menilai tradisi adat istiadat merupakan kekuatan suatu kekuatan dan keunikan. Sehingga terus berusaha mencari tahu adat budaya.

“Terlebih dari kacamata pariwisata dan ekonomi kratif, tradisi dan adat istiadatlah yang menjadi point penting dalam wisata Indonesia,” tuturnya.

Makanya, Angela mengaku kini merasa tertantang untuk mengetahui budaya bangsa Indonesia, termasuk budaya Tionghoa.

Terkait pariwisata, Angela mengungkapkan Kemenpanrekraf punya tugas yang cukup berat di tahun 2023.

Kemenpanrekref ditantang dengan target yang cukup tinggi, yakni meraih target wisman 3,5 juta hingga 7,5 juta.

“Saya kira itu bisa dicapai karena pembatasan di berbagai negara mulai dibuka,” bebernya.

Namun, menurut Angela tantangan sebenarnya adalah menarik wisatawan nusantara.

Lantaran Kemenpanrekraf diminta untuk mencapai 1,2 miliar hingga 1,4 miliar pergerakan orang.

“Makanya saya harap Kota Medan bisa menyumbang wisatawan lebih besar lagi,” ucap dia.

Apalagi, imbuh Angela, pondasinya sudah ada MICE dan kuliner yang luar biasa di Medan.

Menurutnya, dengan tumbuhnya pariwisata, ekonomi akan semakin merata karena ada pergerakan konsumsi.

Karenanya, Angela berharap warga harus saling mendukung untuk memperkuat pariwisata, khususnya di Kota Medan.

“Dan kegiatan seperti ini (Festival Budaya Tionghoa) bisa dilaksanakan leih besar lagi, sehingga bisa dinikmati oleh semua wisatawan nusantara dan mancanegara,” tandasnya. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan