Kader Demokrat Diminta Lawan Narasi Negatif, Termasuk Soal Jokowi Cuci Piring dari Pesta Demokrat
JAKARTA– Kader Demokrat diminta untuk melawan setiap narasi negatif yang dilontarkan lawan politijknya. Termasuk, soal narasi sesat yang dibangun bahwa Jokowi dibilang cuci piring dari pestanya Partai Demokrat.
Hal itu disampaikan Politisi Partai Demokrat, Dr Ardi Wirdamulia, melalui utas di akun twitternya, @awemany, Sabtu (28/1/2023) dilansir dari Wartaekonomi.co.id, Senin (30/1/2023).
Dalam tulisannya, Ardi Wirdamulia juga menyebutkan bahwa elektabilitas partai Demokrat terus meningkat dan sudah menembus batas critical mass 10 persen. Artinya, menurut dia, sudah cukup untuk mengoreksi narasi-narasi negatif terhadap partai.
Ardi lantas meminta seluruh kader Demokrat aktif membalas narasi negatif yang selama ini ditujukan kepada partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.
“Untuk itu seluruh kader di manapun berada harus terlibat aktif melakukannya. Saya akan bagikan data penunjang,” tulis Ardi Wirdamulia lagi.
Ardi pun membeberkan sejumlah data terkait hal tersebut dan menuliskannya secara berurut.
“Kita sering dituduh sebagai partai korup pada saat berkuasa. Mari kita lihat datanya. Pada tahun 2002-2014, dari segi index (jumlah koruptor/ jumlah suara partai), Partai Demokrat masih di bawah rata-rata. Yang memimpin ngga perlu ditanya. Lihat saja.”
“Kalaupun mau diambil absolutnya, Partai Demokrat saat itu ada di urutan ke-3. Yang paling besar ya PDIP yang sekarang berkuasa. Pada tahun 2015-2019 pun urutannya tidak berubah. Jadi, narasi Partai Demokrat adalah Partai paling korup tidak punya basis data. Lawan!,” sambung tulisannya.
Saat bicara korup, bilang Ardi Wirdamulia, narasi pembenci Demokrat selalu seragam. Hambalang. Berapa kerugian negara pada kasus hambalang? 706 M. Berapa kerugian negara pada kasus bansos menteri sosial jaman Jokowi? 14.597 M. 2 x lipatnya. Data.
“Selain korupsi, ingatan publik selalu didistorsi dengan narasi, berkuasa 10 tahun ngapain aja? Ini adalah narasi orang” yg buta data. Orang” yg dicuci otaknya. Selama 10 tahun itu PDB Indonesia meningkat 4 x lipat! Yg sekarang ini baru sekitar 2 x lipat dalam 8 tahun. Jauh!”
“Apa yg diperoleh dengan PDB meningkat 4x lipat dan tentunya APBN yang juga meningkat 3.39 x lipat itu? Buanyak. Yg paling penting ada 3. Meningkatnya pendapatan perkapita dan turunnya pengangguran serta kemiskinan. Banggalah jadi kader Demokrat!” sambungnya.
Narasi sesat lainnya bilang Ardi Wirdamulia yakni saat Jokowi dibilang cuci piring dari pestanya Partai Demokrat. Ditinggali fundemental ekonomi yang rapuh. Jadi gak bisa punya pertumbuhan sebagus SBY.
“Bohong! Karena buktinya, utangnya turun, cadangan devisanya meningkat tajam dan APBN yang kuat,” tuturnya.
Kalau yang jadi concern adalah infrastruktur, SBY telah berbuat banyak di semua sektor. Memang bukan jalan tol. Tapi dari listrik, jalan, kereta api, pesawat terbang atau bandara semuanya berkembang baik. Ya karena memang pertumbuhan ekonominya tinggi.
“Simpan tweet saya ini dengan baik. Agar saat ada serangan terhadap partai, Anda punya data untuk melawan. Kita gelorakan semangat Bela Partai Bela Kader. Saling bahu membahu dalam perjuangan. Demokrat Siap! Demokrat Setia! Demokrat Jaya! Jaya! Jaya!,” ujar Ardi W, menutup utasnya. (*)