Pernah Ingatkan Bahaya Politik Identitas, Kini Said Aqil Serukan Dukung Politik Identitas
Mantan ketua pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siroj yang sekarang menjabat komisaris di beberapa BUMN pernah mengingatkan betapa bahayanya politik identitas dalam gerak demokrasi Indonesia. Menurutnya, politik identitas mengancam keutuhan bangsa. Ia lantas mengajak semua Ormas menolak partai yang menggunakan politik identitas pada Pemilu mendatang.
Said menyampaikan pandangannya soal politik identitas itu dalam berbagai kesempatan. Ia mendukung pernyataan yang disampaikan Presiden Jokowi terkait hal yang sama pada acara Konsolidasi Nasional Bawaslu, pada 18 Desember 2022 di Jakarta.
Jokowi kala itu mengingatkan bahaya isu terkait politik identitas yang memanas saat Pemilu dan Pilkada 2024 berawal dari media sosial, kemudian berlanjut di lingkungan masyarakat.
Menurut Presiden, salah satu faktor kerawanan pada pemilu dan Pilkada adalah soal politik identitas, politik SARA, dan hoaks. Untuk itu, Kepala Negara mengingatkan agar Bawaslu berhati-hati mengenai hal tersebut dan harus segera memperingatkan pihak yang melakukan pelanggaran.
Said Aqil memperkuat pernyataan Jokowi itu. Dalam pidatonya sebagai Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF), Said Aqil Siroj menekankan, politik identitas berbahaya bagi keutuhan bangsa jika digunakan untuk meraih kemenangan di Pemilu. Dia mengingatkan untuk berdemokrasi dengan dewasa.
“Sudah, sudah. Kita sudah punya pengalaman ini. Maka harusnya kita berdemokrasi dengan dewasa. Sampaikan program, visi-misi, tidak usah bicara perbedaan agama, ras, kelompok atau aliran. Tawarkan program dan visi-misi dalam kampanye,” katanya saat di Masjid Istiqlal, Ahad (27/11/2022).
Said juga berpesan kepada seluruh politisi, partai politik dan penyelenggara Pemilu jangan mau dipecah-belah dan dimanfaatkan oleh kepentingan politik yang menggerus kebhinekaan dan kesatuan bangsa.
“Tahun politik sudah datang. Gejolak dan berbagai turbulensi mulai muncul. Semua warga bangsa tidak boleh lengah dan terprovokasi dalam menghadapinya. Politik kebangsaan dan kemanusiaan adalah politik tingkat tinggi yang harus dikedepankan dan ditegakkan,” ucapnya.
Tapi tahukan Anda, pandangan Said Aqil itu kini berubah, karena ia justru mendukung politik identitas yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dukungan Said Aqil disampaikan saat ini menudung sikap PKB yang mengklaim dirinya sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama (NU). PKB bahkan memutar Mars NU saat berlangsung acara partai itu 31 Januari 2023.
Pengurus PBNU telah menyampaikan protes kepada PKB soal penggunaan Mars itu. Mereka mengaku kecewa karena mars itu dimanfaatkan untuk kepentingan politik.
“Yang jelas kita kecewa kalau kemudian mars 1 abad NU yang didedikasikan untuk keberkahan bagi warga Nahdlatul Ulama malah digunakan untuk kepentingan politik praktis. Kita jelas kecewa,” kata Ketua Bidang Keorganisasian PBNU, Ishfah Abidal Aziz.
Menyikapi keberatan pengurus NU itu, Said Aqil tegas menyatakan kalau PKB tidak bisa dipisahkan dari NU. Bahkan identitas PKB adalah NU. Keduanya tidak bisa dipisahkan.
“PKB itu dilahirkan oleh NU. Kita harus terus sosialisasikan bahwa PKB adalah NU dan NU adalah PKB,” kata Said Aqil. Ia terus terang menyindir upaya untuk memisahkan PKB dari NU.
Mantan Ketua Umum PBNU itu j meminta agar semua pihak mendengungkan bahwa PKB merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama (NU) dan sebaliknya.
“Jadi PKB adalah NU, NU adalah PKB. Harus didengungkan itu. Kita suarakan itu. Enggak boleh surut. Enggak boleh kendor,” kata Said saat berpidato di Serasehan Nasional Satu Abad NU yang digelar DPP PKB, Jakarta, Senin (30/1).
Pernyataan Said Aqil ini menunjukkan inkonsistensinya pada ucapannya soal bahaya politik identitas. Said pun dijuluki ulama jadi-jadian yang kerap berubah pandangan. Ia memang cenderung disebut sebagai politisi ketimbang ulama. Sebagai politisi, ia kerap mendukung apapun pernyataan penguasa.
Tak heran jika Said Aqil banyak mendapat jabatan strategis dari Pemerintah. Setidaknya ada tiga posisi komisaris yang dijabat Said Aqil sebagai hadiah atas sikapnya yang mahi menjilat penguasa, yaitu Komisaris utama di PT MNC Televisi Network (iNews) dan PT MNC Portal Indonesia (MPI), sebagai Komisaris utama merangkap komisaris independen pada PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Dengan sejumlah jabatan itu, tidak heran jika Said Aqil merupakan salah satu pejabat yang cukup kaya. (*)