Kajianberita.com
Beranda Uncategorized Ahli Cari Asal Makhluk Hidup di Kota Hilang di Dasar Atlantik

Ahli Cari Asal Makhluk Hidup di Kota Hilang di Dasar Atlantik

Foto D. Kelley/UW/URI-IAO/NOAA

JAKARTA – Sebuah dunia lain ditemukan di dasar Samudra Atlantik. Menurut ilmuwan, tempat tersebut bisa menjadi asal usul kehidupan di Bumi dan Mars.

CNBC melansir, dunia lain yang ditemukan itu tepatnya berada di punggungan tengah laut dan bagian dari pegunungan terbenam terpanjang dunia, di sebelah barat Mid-Atlantic Ridge.

Di sana terlihat menara bergerigi dengan dinding dan kolom karbonat krem yang berwarna biru pucat saat diberikan cahaya.

Menara itu terdiri dari tumpukan kecil berukuran jamur payung hingga monolit besar.

Terdapat monolit tertinggi bernama Poseidon, yakni yang diambil dari nama dewa laut Yunani.

Tinggi Poseidon mencapai lebih dari 60 meter.

Wilayah tersebut ditemukan pada tahun 2000. Lokasinya berada lebih dari 700 meter di bawah permukaan laut, Science Alert melaporkan Lost City Hydrothermal Field merupakan ekosistem pelepas gas (venting).

Satu-satunya yang berumur panjang dan pernah ditemukan.

Dunia lain itu sepertinya penuh kehidupan. Misalnya saja Hidrokarbon yang dihasilkan bukan dari karbondioksida atmosfer atau sinar matahari, melainkan reaksi kimia di dasar laut dalam.

Hidrokarbon merupakan bahan penyusun kehidupan. Ini juga yang memungkinkan makhluk hidup lahir di tempat dengan kondisi menyerupai Lost City.

Bahkan kecenderungan kehidupan tersebut bukan hanya ditemukan di Bumi. Menurut ahli mikrobiologi William Brazelton, hal itu juga kemungkinan pernah ada di Mars.

“Ini adalah contoh jenis ekosistem yang dapat aktif di Enceladus atau Europa saat ini juga… Dan mungkin Mars di masa lalu,” jelasnya kepada The Smithsonian pada tahun 2018, merujuk pada bulan Saturnus dan Jupiter.

Keadaan di Kota Hilang juga agak berbeda dengan lubang vulkanik bawah air atau asap hitam (black smokers). Misalnya saja ekosistem Kota Hilang dilaporkan tidak bergantung pada masa magma.

Selain itu, asap hitam menghasilkan sebagian besar mineral kaya besi dan belerang. Sedangkan cerobong gas Kota Hilang menghasilkan hidrogen dan metana hingga 100 kali lebih banyak.

Ventilasi Kalsit milik Kota Hilang juga jauh lebih besar. Artinya tempat tersebut sudah aktif lebih lama.

Sementara itu, di bagian timur laut menara ada sisi tebing dengan semburan aktivitas singkat.

Menurut para peneliti University of Washington, cairan dari lapisan gas di sana menghasilkan kelompok pertumbuhan karbonat multi-cabang halus yang memanjang ke luar seperti jari-jari tangan yang menghadap ke atas.

Kota Hilang ternyata juga menarik banyak pihak. Misalnya tahun 2018, Polandia disebut memenangkan hak menambang laut di sekitar Kota Hilang.

Namun perlu dicatat, penghancuran lingkungan bisa menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Meskipun di sana tidak ada sumber daya yang berharga untuk diambil. Untuk melindunginya, sejumlah ahli mendorong Kota Hilang didaftarkan sebagai situs Warisan Dunia. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan