Kajianberita.com
Beranda Headline Harga Beras Melambung, Bapanas Akui Stok Beras Nasional tidak Normal

Harga Beras Melambung, Bapanas Akui Stok Beras Nasional tidak Normal

Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengakui kalau harga beras di Indonesia melonjak

Medan – Harga beras yang melonjak di pasar ternyata tidak hanya terjadi  di Sumatera Utara, tapi hampir merata di seluruh Indonesia.   Situasi ini menunjukkan ketersediaan pangan di Indonesia sedang mengalami masalah.

Hal itu diakui oleh  Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang membenarkan harga beras dalam negeri sedang tidak normal. Pasalnya, harga beras saat ini berada di luar kalkulasi pemerintah atau pihak terkait.

“Hari ini tidak normal (harga beras) karena gabah GKP sudah Rp 6.000, harga beras medium, premium juga di luar dari kebiasaan,” ungkap Arief saat RDP bersama Komisi IV DPR RI, ditulis Rabu, 1 Maret.

Arief mengatakan, penyebabnya adalah ketidakseimbangan permintaan atau demand dengan suplai atau pasokan. Karena ketidaknormalan harga beras, kata dia, pihaknya pun menunda sementara penerbitan aturan baru terkait harga beras.

“Beras kami hold dulu, walaupun kami sudah ada hitungannya karena harga hari ini memang harga di luar daripada kalkulasi kita semua, kami tunggu dulu,” ucapnya.

Masih kata Arief, Bapanas sendiri sudah melakukan diskusi intensif terkait regulasi tersebut, hanya saja otoritas masih menunggu hingga harga beras kembali normal.

“Tapi kalkulasi, diskusi, antar kementerian, lembaga, pelaku usaha sudah kami lakukan ketua, cuma kami masih menunggu sampai kondisi benar-benar normal,” tuturnya.

Menanggapi pengakuan Arief, Ketua Komisi VI DPR Sudin mengaku kaget. Sudin lantas mempertanyakan surplus beras yang diklaim Kementerian Pertanian (Kementan) beberapa waktu lalu.

“Berarti yang surplus itu bohong dong. Saya tanya dulu yang awal, yang katanya surplus itu bohong dong?,” tanya Sudin.

Menjawab pertanyaan Sudin, Arief pun menjawab bahwa Indonesia selama 6 bulan terakhir justru mengalami defisit beras. “Dalam 6 bulan terakhir defisit ketua,” kata Arief.

Sebelumnya diberitakan kalau harga beras di Sumut terus mengalami peningkatan sejak Desember lalu. Bahkan hingga akhir Januari, kenaikan harga beras mencapai lebih dari Rp 2000 per kg.

Situasi ini yang membuat banya orang semakin resah. Belakangan terungkap kalau kenaikan itu ternyata terjadi di seluruh Indonesia. Kondisi itu menambah keresahan warga, sebab harga minyak goreng juga belum normal sampai saat ini. (*)

 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan