Kajianberita.com
Beranda Nasional Mengenal Ganja Sintetis, Ternyata Efeknya Lebih Dahsyat dari Ganja Biasa

Mengenal Ganja Sintetis, Ternyata Efeknya Lebih Dahsyat dari Ganja Biasa

Ganja Sintetis lebih berbahaya dari Ganja biasa. (Kajinberita/Ilustrasi)

GANJA adalah salah satu jenis narkoba yang berbahan dasar dari tanaman dengan resiko membuat para pemakainya nge-fly dan juga menghasilkan efek euforia (sensasi bahagia amat sangat).

Namun, belakangan, hadir satu jenis narkotika baru bernama ganja sintetis. Ganja sintetis ini ternyata tak sama dengan ganja biasa. bahkan efeknya disebutkan lebih dahsyat dan bisa menimbulkan kematian.

Apa itu ganja sintesis? Kajianberita.com coba mengulasnya dari lansiran sejumlah laman

Meski memiliki nama yang sama, ternyata ganja sintetis bukanlah ganja. Ganja sintetis merupakan campuran bahan kimia industri yang disemprotkan pada daun kering dan potongan rumput biasa, dibungkus sedemikian rupa dan dijual dengan berbagai nama samaran .

Berbagai nama yang dikenal mulai dari Hanoman, Ganesha, Thunderbear, Cap Badak, dan biasanya Cap Gorilla yang paling dikenal sehingga kerap diidentikan dengan ganja sintetis Gorilla.

Tak jarang pula ganja sintetis diperdagangkan sebagai lintingan rokok tembakau tak bermerek.

Ganja sintetis termasuk dalam kelompok obat yang disebut “zat psikoaktif baru” yang tergolong ke dalam kategori narkotika golongan 1.

Zat psikoaktif baru adalah jenis narkoba psikoaktif yang tidak diatur yang telah tersedia di pasaran dan dimaksudkan untuk menyalin efek obat-obatan terlarang.

Dalam hal ini, ganja sintetis meniru efek ganja tradisional. Tapi ganja sintetis bisa menampakkan efeknya hingga ratusan kali lebih kuat daripada sekadar THC dalam ganja biasa.

Bahkan John W. Huffman, ilmuwan pelopor pencipta ganja sintetis tidak merekomendasikan masyarakat awam untuk mengonsumsi senyawa tersebut. Pada dasarnya ganja sintetis diciptakan bukan untuk konsumsi manusia.

*Asal Muasal Ganja Sintetis

Senyawa ini awalnya dirancang selama 20 tahun terakhir oleh John William Huffman, seorang lulusan Harvard dan profesor kimia organik di Clemson University, atas alasan medis untuk menyelidiki efek ganja pada hewan penelitian di laboratorium yang terkontrol.

Namun, senyawa ini tidak pernah dimaksudkan untuk konsumsi manusia atau dievaluasi untuk keselamatan manusia.

Pada tahun 2008 setelah publikasi karyanya, satu jenis ganja sintetik yang disebut JWH-018 tiba-tiba muncul ribuan mil jauhnya di laboratorium forensik Jerman.

Mereka menamakannya “Spice” dan menyebarkannya ke pelanggan yang penasaran akan ganja baru ini.

Mirisnya, ganja kekinian ini sangat mudah dan cepat dibuat, juga tergolong murah meriah dalam biaya produksinya.

Maka tidak butuh waktu lama bagi bandar jalanan untuk memanfaatkan peluang tersebut dan membuka pasar baru bagi ganja sintetik.

Halaman: 1 2
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan