Kajianberita.com
Beranda Nasional Hadeh, Baru Awal Tahun, Kemkes Terima Laporan 710 Kasus DBD di Indonesia

Hadeh, Baru Awal Tahun, Kemkes Terima Laporan 710 Kasus DBD di Indonesia

Ilustrasi nyamuk penyebar penyakita DBD. (kajianberita/univesitas airlangga)

JAKARTA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih dilaporkan terjadi di Indonesia pada awal tahun 2023.

Hingga pekan keempat 2023, ada 710 kasus yang dilaporkan dari Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta.

Kasus terbanyak dari tiga daerah di NTT, di antaranya Kabupaten Sikka 95 kasus, Sumba Barat Daya 71 kasus, dan Manggarai Barat 55 kasus.

Sedangkan jumlah kasus di Provinsi DKI Jakarta dilaporkan dari Jakarta Selatan 44 kasus, dan Jakarta Barat 42 kasus.

Dari jumlah kasus tersebut, terdapat enam kasus kematian, dengan indeks rasio 0,85/100.000 penduduk, dan Case Fatality Rate (CFR) 0,26 persen.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI, Imran Pambudi mengungkapkan Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Demam Berdarah Dengue 2021-2025, pemerintah menargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 2024.

Angka tersebut akan menuju nol kasus kematian pada 2030,” ucapnya dilansir inilah, Minggu (5/2/2023).

Capaian ini, sambung Imran, bisa diwujudkan melalui upaya promotif dan preventif. Kami terus mengkampanyekan peningkatan kesadaran, pencegahan vektor dan tentunya mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksinasi,” kata dia.

Imran mengatakan Kemenkes menggandeng para pemangku kepentingan terkait vaksinasi demam berdarah, salah satunya dengan perusahaan biofarmasi dari Jepang, Takeda.

Head of Medical Affairs APAC, Takeda, Choo Beng Goh, mengatakan pihaknya memiliki komitmen kuat dalam melawan demam berdarah melalui pendekatan menyeluruh.

Takeda juga mendukung upaya pemerintah untuk mencapai tujuan nol kematian akibat demam berdarah pada 2030.

“Kami berdedikasi untuk menciptakan akses terhadap vaksin bagi masyarakat luas, bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan juga institusi terkait,” ungkapnya.

Choo Beng Goh bilang Takeda berupaya membantu membangun kemitraan publik-privat untuk menyatukan upaya bersama dan mendukung program imunisasi nasional ke depan.

Choo menambahkan pihaknya mendukung edukasi tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam hal pencegahan, deteksi, dan penanganan demam berdarah. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan