Flu Burung Berpotensi Pandemi, WHO Beri Peringatan
JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan akan potensi flu burung atau Avian Influenza (A H5N1) menjadi pandemi.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta setiap negara memantau infeksi kasus H5N1 dengan cermat.
Sebab, WHO mengkhawatirkan ada kasus flu burung yang teridentifikasi pada berang-berang, cerpelai, hingga rubah, menular ke manusia.
“Untuk saat ini, WHO menilai risiko terhadap manusia rendah,” kata Tedros yang dilansir dari sejumlah laman, Kamis (9/2/2023).
Tedros mengakui, sejauh ini risiko virus tersebut menular ke manusia memang relatif masih rendah. Tetapi, bukan tidak mungkin potensi transmisi akan tinggi di kemudian hari.
Respons WHO muncul setelah Inggris baru-baru ini mencatat wabah flu burung terbesar yang menyebar di mamalia.
Tedros merujuk pada fakta bahwa sejak munculnya H5N1 pada 1996, tidak ada penularan antarmanusia.
“Tetapi kami tidak dapat berasumsi bahwa hal itu akan tetap terjadi seperti itu dan kami harus bersiap untuk setiap perubahan status,” ujarnya.
Ada juga wabah di antara cerpelai di Spanyol Barat Laut yang dilaporkan bulan lalu.
H5N1 telah terdeteksi pada manusia, tetapi kasusnya bersifat sporadis dan terkait erat dengan kontak dekat unggas mati atau hidup yang terinfeksi.
Virus ini tidak mudah menginfeksi manusia atau mamalia lainnya. Tetapi laporan infeksi pada mamalia telah menimbulkan kekhawatiran bahwa patogen dapat memperoleh mutasi yang membuat virus lebih mudah berpindah ke manusia.
AS telah menghadapi wabah besar flu burung tahun ini, dengan lebih dari 58 juta unggas terkena dampak di hampir setiap negara bagian di negara itu dan 6.100 unggas liar, mendekati rekor tertinggi untuk negara tersebut.
Di Inggris, sebuah laporan pada Desember menunjukkan empat sampel dari berang-berang dan rubah yang terinfeksi flu burung, menunjukkan adanya mutasi yang dikaitkan dengan keuntungan potensial untuk penularan mamalia.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) memperingatkan bahwa akuisisi mutasi yang cepat dan konsisten pada mamalia dapat menyiratkan virus ini memiliki kecenderungan untuk menjadi infeksi zoonosis, yang berarti berpotensi menyebar ke manusia. (*)