Kajianberita.com
Beranda Headline Sempat Dibully Ketika Kalah, Sekarang Jeka Saragih telah Membanggakan Bangsa

Sempat Dibully Ketika Kalah, Sekarang Jeka Saragih telah Membanggakan Bangsa

Permainan Jeka Saragih tetap menghadirkan kesan bagi pimpinan UCF, terutama saat ia meraih kemenangan KO di babak penyisihan. Sebagai imbalannya, Jeka telah dikontrak untuk bertanding di arena itu

Las Vegas  –– Perjuangan petarung asal Simalungun, Sumut, untuk menapak sebagai ahli beladiri pertama Indonesia yang  bertarung di ajang UFC terkabul sudah. Meski kalau dari Anshul Jubli, petarung India, namun gaya bertarung Jeka tetap memukai para pengamat UFC. Karena itu, ia langsung mendapat kontrak untuk bermain di arena beladiri campuran yang sangat bergengsi itu.

Keberhasilan Jeka dua kali meng-KO-kan lawan untuk tampil di final jadi alasan UFC mengontrak Jeka.

Kepastian Jeka mendapat kontrak UFC itu terungkap dalam video yang diunggahnya di Instragram miliknya, Kamis (9/2). Berikut profil Jeka Saragih yang dulunya dibully kini jadi petarung Indonesia pertama dikontrak UFC.

Jeka Asparido Saragih atau yang akrab disapa Jeka Saragih awalnya merupakan atlet wushu. Dia pernah menjadi juara Kejurnas Wushu Yogyakarta pada 2013 dan pernah mewakili Indonesia dalam kejuaraan Wushu di Filipina.

Petarung kelahiran Bah Pasussang, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, 1 Januari 1995, itu kemudian hijrah ke Batam pada 2015 dan menjadi pekerja galangan kapal di PT SMOE.

Di sela-sela kesibukannya bekerja, Jeka tetap mengasah kemampuan bela dirinya. Hingga akhirnya dia magang di sasana Batam Fighter Club (BFC) milik Yakop Sutjipto.

Ia awalnya terpaksa belajar bertarung demi melindungi diri. Jeka mengaku sering dibully saat SMP. Petarung 28 tahun itu dikirim ke kota besar saat SMP dan mengatakan sering dibully siswa lain yang berasal dari kota.

“Itu alasan kenapa saya belajar bertarung, jadi saya bisa melindungi diri sendiri, dan saya juga bisa melindungi siswa yang lain,” ujar Jeka.

Nama Jeka Saragih semakin dikenal setelah sukses menjuarai kelas ringan 70 kg di MMA One Pride 2017. Jeka Saragih berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak empat kali sebelum akhirnya kalah pada Februari 2020 dari Angga Hans.

Meski berasal dari desa, Jeka tidak malu. Petarung yang memiliki rekor 13 menang dan dua kali di MMA itu justru ingin membangun kampung halamannya dengan mendapatkan kontrak dari UFC.

“Setiap pulang kampung saya tidak pernah berpikir saya adalah seorang atlet, saya hanya orang biasa yang ingin membantu orang-orang. Saya ingin memotivasi anak-anak di desa saya untuk menghindari kebiasaan buruk atau kehidupan yang buruk,” ucap Jeka.

“Saya bertarung karena saya merasa harus melakukannya. Saya berjuang karena saya ingin mengangkat orang-orang saya keluar dari kemiskinan dan menginspirasi anak-anak muda, sehingga mereka dijauhkan dari hal-hal buruk dalam hidup,” ujar Jeka.

Jeka Saragih kini telah resmi dikontrak UFC sebanyak lima pertarungan. Jeka Saragih pun menjadi petarung Indonesia pertama yang berlaga di UFC.

Profil Jeka

Jeka Saragih mulai menunjukkan ketertarikan terhadap bela diri saat masih tinggal di kampungnya Simalungun.  Di tingkat daerah ia beberapa kali berhasil meraih juara wushu sehingga ia pun didapuk mewakili Sumatera Utara dalam berbagai pertandingan di tingkat nasional.

Selanjutnya ia mendapat kesempatan mengikuti pertandingan di Filipina pada 2013 meski dirinya belum sukses meraih juara. Kekalahan tak memadamkan semangat di dirinya. Jeka terus menekuni bela diri wushu hingga ia berhasil memenangkan kejurnas wushu di Yogyakarta mewakili Sumatera Utara.

Pada tahun 2015, Jeka sempat ingin mengikuti Pekan Olah Raga Nasional di Sumatera Utara. Tapi, orang tuanya melarang. Akhirnya, dia hijrah ke Batam dan menjadi pekerja galangan kapal di PT SMOE.

Di sela-sela kesibukannya bekerja, Jeka tetap mengasah kemampuan bela dirinya. Hingga akhirnya dia magang di sasana Batam Fighter Club (BFC) milik Yakop Sutjipto.

Jeka mendapat tawaran dari pemilik BFC untuk ikut kejuaraan One Pride TVOne yang mempertandingan para petarung Martial Mixed Arts (MMA). Setelah mengikuti seleksi, Jeka masuk dalam Grade A 70 kg.

Pada April 2017, pria dengan tinggi 181 cm ini berhasil menyabet posisi jawara MMA One Pride kelas 70 kg setelah sukses mengalahkan Ngapdi Mulidy, petahana asal Semarang dengan TKO di ronde pertama. Namanya mulai tersohor, pada akhir Juli 2018, ia diminta untuk membawa api obor Asian Games yang berkeliling ke Sumatera Utara.

Di tingkat Asia, nama Jeka mulai dikenal setelah berhasil dalam berbagai kejuaraan di Singapura. Namanya melejit setelah menjuarai kelas ringan MMA One Pride kelas 70 kg.  Berbakal gelar itu, ia pun mendapat kesempatan mengikuti seleksi di ajang UFC hingga akhirnya mendapat kontrak untuk berlaga di arena itu.

Nama : Jeka Saragih

Usia : 27 tahun

PENDIDIKAN : SMKN 1 Raya

PRESTASI

Juara 1 Kerjurnas Wushu Yogyakarta 2013

Juara 1 MMA One Pride TVOne Kelas 70 Kg 2017

 

 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan