Bawaslu-Tiktok Siapkan Konten Pemilu 2024 Positif dan Demokrasi
JAKARTA – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) bersama dengan Tiktok Indonesia akan menjalin kerja sama untuk memastikan Pemilu 2024 bersifat digital yang positif dan demokrasi.
Nantinya, ada tautan (link) khusus terkait informasi Pemilu 2024 dan reporting channel (chanel pelaporan) khusus pemilu hadir dalam platform Tiktok.
Anggota Bawaslu Lolly Suhenty mengatakan saat ini daya penasaran masyarakat pada dunia maya sangat tinggi. Bukan hanya Generasi-Z, generasi tua pun sudah mulai melek digital.
“PR kita bersama ialah bagaimana percakapan yang ada di dunia digital mampu kita maksimalkan, percakapan positif bukan yang negatif, maka karena itu kita butuh kerja sama kita semua,” kata Lolly saat berdiskusi dengan perwakilan Tiktok Indonesia di Kantor Bawaslu, Jakarta, yang dilansir situs resmi Bawaslu, Jumat (10/02/2023).
Lolly mengatakan ada link khusus informasi pemilu sederhana hadir di Tiktok. Alasannya bagi dia saat ini ruang-ruang publik termasuk media sosial termasuk Tiktok harus dijejali dengan informasi kepemiluan.
Reporting channel juga penting ada untuk bisa mendapatkan prioritas dalam menurunkan konten-konten yang dinyatakan melanggar.
“Kita berharap adanya kerja sama dengan Tiktok, bisa meningkatkan kualitas SDM di Bawaslu berkenaan dengan dunia digital,” ujarnya
Menurutnya, perlu menyamakan persepsi mengenai standar komunitas yang ada di Tiktok sesuai dengan aturan yang ada dalam Undang Undang 7/2017, sehingga tidak ada yang kontraproduktif.
Menurutnya, hal ini penting untuk menyelesaikan standar komunitasnya seperti apa, sehingga menjadi salah satu peningkatan kapasitas jajaran Bawaslu.
“Termasuk percepatan kalau diduga ada konten yang kemudian menghasut menimbulkan kekerasan,” papar Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas itu.
Tiktok menyambut baik rencana MoU dan penandatanganan kerja sama dengan Bawaslu.
Public Policy & Goverment Relation Manager Faris Mufid mengatakan demografi pengguna Tiktok update terakhir kurang lebih 230 juta pengguna di Asia Tenggara.
“Apabila Bawaslu ingin membuat konten kampanye edukasi pengawasan Pemilu 2024, dia meyakini akan mendapat respon postitif,” ungkapnya.
Menurutnya, kategori konten edukas di Tiktok sudah menjadi konten tiga besar, bahkan pada tahun 2021 segmen konten edukasi berada di nomor dua, hanya kalah dari kategori komedi.
Sedangkan per hari ini, kata Faris, konten kampanye edukasi yang menjadi paling besar yakni konten kampanye dengan tanda pagar (tagar) sama-sama belajar, ini kampanye hasil kerja sama Tiktok-Kemendikbud.
Faris menambahkan, selama dua tahun melakukan kampanye, data akhir tahun kemarin total viewer 99,6 miliar. Total orang yang ngirim/ membuat video hastag sama sama belajar sekitar 2 juta orang.
“Ini peluang, bahwa demand konten edukasi di Tiktok itu besar. Banyak partner kami yang baru-baru membuat konten edukasi responnya positif,” pungkasnya. (*)