Indeks Persepsi Korupsi Jeblok, Novel Baswedan Sindir Ketua KPK
JAKARTA – Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mengkritik indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia yang jeblok di tahun 2022.
Novel Baswedan melempar kritik tajam melalui akun Twitter pribadinya @nazaqistsha. Ia meyakini penyebab anjlok skor IPK itu karena revisi Undang-Undang KPK pada 2019 dan perilaku pimpinan KPK yang serampangan.
“Faktor terbesar IPK (Indeks Persepsi Korupsi) Indonesia terjun bebas karena Revisi Undang-Undang KPK & Pimpinan KPK yang ugal-ugalan,” kata Novel dalam cuitannya di Twitter, yang dilansir dari Wartaekonomi, Minggu (12/2/2023)
Penyidik senior di KPK itu, juga menilai pemicu lainnya yaitu kebijakan pemerintah soal kemudahan berbisnis. Sebab, kebijakan itu memudahkan terjadinya tindak pidana korupsi pada perizinan investasi.
Merujuk pada hasil rilis Transparency International skor CPI Indonesia pada 2022 menjadi 34/100 dari 2021 yang menorehkan angka 38/100.
Skor itu, kata Novel, juga jauh turun, terlebih dibanding pada 2019 yang sempat menorehkan angka 40/100.
“Kalau sudah begini ke mana tuh anggota legislatif pendukung Firli Cs?” sindir Novel.
Torehan skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada 2022 yang hanya mempu mencetak angka 34/100 membuat Indonesia berada di posisi 110 dari 180 negara.
Di Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat ke enam, berada di atas Thailand dengan skor 36/100 dan Vietnam 42/100.
Bahkan berada jauh di bawah Timor Leste yang menempati peringkat ketiga dengan skor 42/100.
Sementara, Malaysia berada di posisi kedua dengan skor 47/100, sedangkan Singapura berasa di posisi pertama dengan skor 83/100.
Deputi Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, Wawan Suyatmiko mengatakan angka itu menunjukkan Indonesia sedang mengalami tantang serius dalam pemberantasan korupsi.
“Dengan hasil ini, Indonesia hanya mampu menaikkan skor CPI sebanyak 2 poin dari skor 32 selama satu dekade terakhir sejak tahun 2012,” sebutnya.
Diketahui, rentang skor CPI antara 0-100. Angka 0 menunjukkan CPI yang korup, sementara 100 diartikan bersih dari korupsi.
Dinamika skor dan peringkat Indonesia dalam Indeks Persepsi Korupsi menunjukkan bahwa Indonesia masih membutuhkan usaha ekstra dalam melakukan perbaikan menuju Indonesia yang bersih dari korupsi di masa mendatang. (*)