Gubernur Edy Tidak Coret Anggaran Rally, TAPD yang tidak Mengakomodir
Medan – Tiba-tiba saja Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Harun Musfata Nasution bersuara lantang di berbagai media bahwa anggaran kegiatan Rally Danau Toba tidak diakomodir di dalam APBD Sumut 2023. Secara langsung Harun menuding Pemprovsu sengaja menghapus anggaran itu.
Uniknya, Harun melontarkan tuduhan itu saat duduk berdampingan dengan Wakil Gubernur Musa Rajekshah alias Ijeck, yang dikenal sangat menggemari event rally. Harun seakan tidak melihat Ijeck adalah bagian dari Pemerintah Sumut.
Namun Ijeck tampak diam saja. Tidak jelas apakah dia mengamini ucapan Harun itu atau tidak. Sebagai bagian dari unsur pimpinan Pemerintahan Sumut, Ijeck memang tidak sepantasnya diam mendengar pernyataan Ketua IMI Sumut itu, kecuali ia menyetujuinya.
Padahal dalam penyusunan anggaran APBD Sumut 2023, Gubernur Edy Rahmayadi sebenarnya sudah berupaya mengakomodir kegiatan rally itu.
Edy Rahmayadi pun termasuk yang sangat mendukung pelaksanaan Rally Asia Pasific dan Rally Danau Toba yang berlangsung tahun lalu.
Tidak tanggung-tanggung, Gubernur Edy kala itu berhasil memperjuangkan anggaran masing-masing sebesar Rp1,2 miliar dan Rp800 juta untuk kedua event tersebut. Namun sangat disayangkan, kegiatan itu kurang mendapat perhatian masyarakat. Publikasinya pun sangat minim.
Rally Asia Pasific misalnya, semula panitia sempat menggadang-gadang kalau event itu akan diikuti sejumlah perally internasional. Nyatanya, tidak seorang pun perally asing yang berpartisipasi.
Event itu juga nyaris tidak bergaung karena kurangnya perhatian masyarakat. Pihak sponsor juga tidak banyak tertarik mendukung kegiatan itu.
Pemerintah Provinsi Sumut telah melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan itu. Hasilnya, event rally yang diselenggarakan di Danau Toba itu tidak memberikan dampak yang istimewa bagi masyarakat Sumatera Utara.
“Event seperti itu kan hanya untuk kelompok elit saja. Kebetulan saja Ijeck memang hobinya rally, jadi dia sangat peduli dengan event itu. Tapi bagi masyarakat luas, event itu sama sekali tidak ada manfaatnya. Kehadiran wisatawan pun sangat minim,” kata Acun, salah seorang pegiat wisatawan dan juga penggemar otomotif di Sumatera Utara.
Acun lantas membandingkan dengan Formula 1 Powerboat yang berlangsung di Danau Toba pada 24-26 Februari mendatang. Event itu benar-benar memberi dampak positif bagi ekonomi masyarakat.
Terbukti, semua hotel di Kabupaten Toba dipastikan penuh. Sampai-sampai masyarakat Toba terpaksa menyewakan rumah mereka sebagai tempat menginap bagi wisatawan yang datang.
Sebagai pengusaha di sektor wisata, Acun mengaku mendapat banyak projek menjelang kegiatan World Powerboat Championship mendatang.
“ Tamu yang harus kami layani sangat banyak. Sewaktu Rally Asia Pasific berlangsung di Sumut tahun lalu, jangankan wisatawan, pesertanya pun tidak jelas. Banyak warga yang tidak tahu tentang informasi event itu,” kata Acun.
Jika kemudian Pemprovsu tidak mengagendakan kegiatan Rally, Acun bisa memahaminya. Pemilik perusahaan travel ini menyarankan, sebaiknya Pemprovsu lebih selektif mendanai event wisata atau kegiatan dengan embel-embel internasional di Sumut.
“Jangan hanya untuk kepentingan elit saja. Sebaiknya benar-benar mempertimbangkan event itu untuk kepentingan masyarakat bawah dan dunia usaha,” tegasnya.