Ternyata Mobil Keluaran Terbaru Lebih Mudah Penyok Karena Hal ini!
JAKARTA – Mobil-mobil keluaran terbaru dinilai lebih ringkih dan mudah penyok jika terkena benturan. Beda dengan mobil-mobil yang dikeluarkan sebelum tahun 2000-an.
Namun ternyata, berdasarkan informasi yang dilansir inilah.com, kerapuhan mobil ini memang disengaja pabrikan agar lebih aman saat dikendarai. Berikut penjelasannya!
1. Menggunakan Panel Bodi Berbahan Logam
Pengamat Otomotif dan Akademisi dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, menjelaskan bahwa mobil modern memiliki panel bodi yang lebih tipis.
Namun, hal tersebut juga disertai dengan penggunaan teknologi yang lebih modern dan canggih.
Menurutnya, desain struktur logam dan panel bodi mobil telah berkembang sangat pesat.
Dahulu, semuanya memang terbuat dari logam tebal, tapi itu karena keterbatasan teknologi pada saat itu.
Namun sayangnya, hal inilah yang kemudian digunakan sebagai ukuran mobil yang kuat dan tidak mudah hancur oleh masyarakat umum.
Padahal, pelat yang lebih tebal memiliki sejumlah kekurangan. Misalnya, konsumsi bahan bakar jadi lebih boros.
Ini karena panel body yang tebal akan membuat mobil jadi lebih berat.
Otomatis, Anda harus memasang mesin penggerak dengan tenaga lebih besar untuk membuat mobil bisa melaju dengan cepat.
Mesin yang lebih besar dan lebih bertenaga tentu akan banyak mengonsumsi bahan bakar.
Ditambah lagi teknologi mesin pada masa itu masih belum sesempurna sekarang dalam hal efisiensi pemakaian BBM.
Sebagai perbandingan, mobil Kijang Kapsul keluaran akhir 90-an atau awal 2000-an hanya mampu menempuh 7-8 km per liter bensin.
Ini sangat berbeda dengan mobil-mobil produksi terbaru yang mampu menempuh jarak hingga 15-20 km per liter bensin.
2. Didesain untuk Alasan Keselamatan
Bodi mobil kekinian yang mudah hancur ternyata memang didesain demi alasan sistem keselamatan mobil itu sendiri.
Saat ini, kekuatan sebuah mobil terletak pada struktur rangkanya. Umumnyanya mobil memiliki dua struktur bodi, yaitu ladder dan monocoque.
Pendekatan desain struktur kendaraan secara ketat telah dibagi menjadi dua bagian.
Pertama, struktur sangkar utama (main cage structure), terbuat dari hardened steel yang sangat kaku sehingga ‘kerangkeng’ ini dapat melindungi penumpang di dalam kabin semaksimal mungkin.
Kedua, body shell terbuat dari bahan baja tipis, sehingga beban keseluruhan pada material yang ditopang dan didorong oleh mesin bisa lebih ringan.
Hal ini juga dapat membantu mengurangi kapasitas CC mesin, sekaligus meningkatkan efisiensi bahan bakarnya.
3. Memudahkan Saat Pengereman
Dampak dari penggunaan desain mobil dengan bahan yang berbobot ringan ternyata memiliki tujuan lain yang sangat efektif.
Salah satunya adalah memudahkan pengereman saat mobil melaju kencang, sehingga dapat berhenti lebih cepat dan efektif.
Ini karena adanya energi kinetik yang berkurang akibat bobot keseluruhan mobil yang lebih rendah.
4. Memudahkan Penyerapan Energi Momentum Saat Tabrakan
Teknologi Pedestrian Protection atau perlindungan pejalan kaki sangat dibutuhkan oleh mobil-mobil kekinian.
Teknologi tersebut membantu bodi mobil untuk menyerap guncangan normal pada bagian depan dan belakang.
Hal itu disampaikan Yannes agar dapat menyerap sebanyak mungkin energi kinetik dari tabrakan frontal.
Terutama pada bagian depan dan belakang area yang biasa dikenal sebagai crumple zone.
Crumple zone yang terletak di bagian depan dan belakang cage structure, memang sengaja dibuat dari bahan yang lebih sensitif dan tipis agar dapat menyerap energi momentum tabrakan sebanyak mungkin.
Bahkan, bumpernya dibuat dari bahan plastik lentur, dan kap mesin serta bagasi dirancang lebih tipis lagi. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak cedera pada orang/pejalan kaki ketika terjadi tabrakan. (*)