Kisah Relawan JoMan: Dari Pembenci berubah menjadi Penjilat Prabowo
Mereka menamakan diri Relawan Jokowi Mania atau disingkat Relawan JoMan. Pada Pemilu Presiden 2014 dan 2019, mereka adalah kubu yang paling gencar mendukung Jokowi untuk terpillih sebagai presiden. Kekuatan mereka lebih banyak bertumpu di jaringan media social, di samping gerakan di arus bawah.
Boleh saja banyak yang anggap remeh dengan kelompok ini. Namun faktanya relawan JoMan telah berbentuk di berbagai wilayah di Indonesia. Mereka punya kantor, punya struktur kepengurusan di tiap provinsi, dan punya dana operasional yang tidak sedikit.
Dengan kapital yang cukup besar, kelompok ini kerap melakukan manuver politik untuk menjatuhkan setiap musuh politik Jokowi di dua Pemilu sebelumnya. Musuh yang dimaksud, siapa lagi kalau bukan Prabowo Subiyanto.
Kala Pemilu berlangsung dua periode sebelumnya, segala kejelekan Prabowo di masa lalu mereka bongkar ke permukaan, mulai kasus penculikan aktivitas, sikap otoriter Pemerintah orde baru yang dikomandoi mertua Prabowo, bahkan termasuk kasus pelanggaran HAM saat Prabowo bertugas sebagai komandan operasional di Timor Timur.
Di mata Relawan JoMan, Prabowo adalah iblis yang harus disingkirkan. Prabowo adalah musuh utama negara yang tidak pantas menjadi pemimpin negeri. Prabowo punya masa lalu yang tidak bisa dimaafkan. Sampai-sampai ketua relawan JoMan, Immanuel Ebenezer pernah meminta agar Mabes Polri menangkap Prabowo.
“Terlalu banyak kesalahan dia di masa lalu yang sulit dimaafkan. Harusnya Prabowo itu ditangkap,” ujar Immanuel kala itu.
Tatkala muncul Gerakan “Ganti Presiden 2019” yang dimotori para pendukung Prabowo, Relawan
JoMan berdiri paling depan untuk menyatakan kalau gerakan itu melanggar hukum. Bahkan mereka menuduhnya sebagai gerakan separatis.
Ketika menemukan ada orang berpakaian dengan tulisan “2019 Ganti Presiden!”, relawan JoMan dengan lantangnya meminta orang itu segera membuka bajunya. Bahkan ada beberapa kasus di mana relawan itu menganiaya warga yang memakai baju “2018 Ganti Presiden “. Pokonya di mata relawan JoMan, siapun yang menentang laju Jokowi pada Pilpres 2019, ia adalah musuh yang harus dilawan.
Manuver negative campaign yang dijalankan JoMan cukup berhasil. Apalagi aparat keamanan cenderung berpihak kepada mereka.
Tak heran, ketika Jokowi melaju mulus sebagai presiden hasil Pemilu 2014 dan 2019, sejumlah relawan JoMan mendapatkan kesempatan menjabat sebagai komisaris di sejumlah BUMN atau lembaga negara lainnya. Tak pelak lagi, posisi itu kian membuat mereka naik daun. Seolah mereka pihak yang paling berjasa mengantarkan Jokowi menduduki singgasana presiden.