Kajianberita.com
Beranda Headline Melihat Romantisme Pertemuan Pertama Akhyar – Bobby sejak Usai Pilkada

Melihat Romantisme Pertemuan Pertama Akhyar – Bobby sejak Usai Pilkada

Akhyar Nasution dan Bobby Nasution bersama ratusan peserta saat menghadiri acara reuni alumni SMAN 3 Medan di almamater sekolah di Jalan Budi Kemasyarakatan No 3 Pulo Brayan. Bobby hadir mewakili almarhum ayahnya yang merupakan alumni sekolah itu

Medan –  Acara temu kangen alumni SMA Negeri 3 Medan yang berlangsung di komplek almamater  sekolah di Jalan Budi Kemasyarakatan Nomor 3, Pulo Brayan, Minggu (19/2/2023) menghadirkan momen yang cukup mengejutkan.

Untuk pertama kali,  dipertemuan itu  Akhyar Nasution dan Bobby Nasution bertatap muka langsung dan saling berangkulan. Inilah momen kedua tokoh itu pertama kali bertemu usai bersaing ketat pada Pilkada Medan 2020 lalu.

Bobby tampak ramah dan hormat kepada Akhyar Nasution. Bahkan saat bersalaman, ia tidak sungkan untuk mencium tangan Akhyar Nasution.

“Bagaimana pun juga dia adalah Bapak Uda saya. Secara adat dia adalah orangtua yang harus saya hormati. Kami sama-sama Nasution dan saya sangat menghormati adat, di samping saya tahu dia seorang senior yang hebat,” kata Bobby Nasution usai pertemuan.

Pertemuan Bobby dan Akhyar ini mengundang decak tawa ratusan alumni yang hadir.  Mohammad Sofyan, Ketua Ikatan Alumni SMAN 3 Medan menyebut kalau momen itu sebagai kado utama di Reuni SMA Negeri 3 Medan.

Sebagaimana diketahui, duo Nasution itu sama-sama bersaing ketat pada Pilkada Medan 2020 lalu. Perjalanan keduanya di Pilkada itu penuh dengan drama sehingga kerap mendapat sorotan nasional.

Akhyar yang sejatinya adalah kader partai PDIP, kemudian dipecat dari partai yang membesarkan namanya itu karena ia merasa lebih pantas dicalonkan sebagai walikota Medan. Selain sangat mengenal Kota Medan, ia juga kader partai militan.

Sementara Bobby Nasution yang sebenarnya tidak terlalu tahu  Kota Medan karena lebih lama tinggal di tanah rantau, justru tampil sebagai kandidat walikota yang diusung  partai berlambang banteng itu. Tak bisa majunya Bobby sebagai calon walikota lebih banyak bermodal popularitasnya sebagai menantu Presiden Joko Widodo.

Kalaupun Bobby sebelumnya diangkat sebagai kader PDIP, semua itu adalah bagian dari scenario untuk memuluskannya maju pada Pilkada, sehingga ada alasan bagi PDIP bahwa mereka mengusung kader sendiri.

Sejak itu, persaingan kedua Nasution ini menghadirkan banyak momen mengejutkan.  Bobby misalnya, dalam kampanyenya kerap menuding Akhyar sebagai walikota yang tidak mampu menangani masalah banjir di Kota Medan.

Belakangan Bobby sendiri mengakui hal itu tidak mudah, sehingga ia pun minta maaf kepada masyarakat Medan. Faktanya, ia sendiri merasa kesulitan menangani banjir yang kerap mengintai kota ini manakala hujan lebat turun mengguyur.

Halaman: 1 2 3
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan