Foto Karya Anak Medan, Dedi Sinuhaji Warnai Sinabung Art Festival 2023 di Tanah Karo
MEDAN – Pewarta Foto Senior asal Kota Medan, Dedi Sinuhaji warnai event Sinabung Art Festival (SAF) 2023 di Villa Mari Pro Lau Kawar yang terletak di Desa Kuta Gugung, Kabupaten Karo.
Puluhan karya foto erupsi Gunung Sinabung akan menghiasi ruang pameran foto di event Sinabung Art Festival yang akan berlangsung pada 29-30 April 2023 mendatang.
Ditemui pada kegiatan road to Festival Art Sinabung di Villa Mari Pro Lau Kawar yang dilaksanakan pada 17-18 Februari kemarin, Dedi mengatakan, sebanyak puluhan karya foto jurnalistik erupsi Gunung Sinabung akan di pamerkan guna mewarnai event SAF 2023.
“Hari ini hanya beberapa karya saja yang saya pamerkan. Tapi, di puncak event Sinabung Art Festival nanti sedikitnya 20 karya dengan konsep instalasi yang menyatu dengan alam foto-foto Sinabung akan mengisi areal Villa Mari Pro di Lau Kawar ini,” kata Dedi Sinuhaji di Medan, Senin (20/2/2023).
Dedi Sinuhaji merupakan pewarta foto di kantor berita internasional European Pressphoto Agency (EPA). Erupsi Gunung Sinabung sejak 2010, Dedi Sinuhaji aktif mendokumentasikan Gunung Sinabung. Karyanya banyak di publish di sejumlah media nasional dan media internasional. Seperti Tribun, Kompas, Time, Guardian, The New York Times, hingga The Telegraph.
Selain melakukan peliputan Erupsi Gunung Sinabung, pria Karo yang pernah mengemban sebagai Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI-Medan) periode 2013-2016 ini juga bergerak melakukan aksi kemanusiaan dengan mendirikan komunitas relawan Laskar Karo Erdilo.
Bersama Relawan Laskar Karo Erdilo, Dedi Sinuhaji memanfaatkan jejaringnya untuk memberikan edukasi dan kegiatan trauma healing terhadap anak-anak sekolah di lingkar Gunung Sinabung.
SAF 2023 digelar untuk memperkenalkan warna kebudayaan Karo yang sebenarnya kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat yang berasal dari luar Sumatera Utara.
Penyelenggara SAF 2023, Andreas Ginting berharap event seni pertunjukan berbasis budaya ini menjadi kegiatan tahunan yang menyajikan warna baru budaya Karo yang sebenarnya.
“Event puncak digelar seminggu setelah Lebaran dengan harapan banyak orang dari luar kota yang datang membawa keluarga,” pungkasnya. (*)