Mengenal Ciliandra Fangiono Anak Muda Terkaya di Indonesia Versi Forbes
MEDAN – Forbes sudah merilis sejumlah daftar orang terkaya di Indonesia.
R. Budi dan Michael Hartono pun masih tetap menjadi urutan teratas sebagai orang terkaya di Indonesia.
Menariknya, ada satu sosok miliarder yang masih berusia 46 tahun dan masuk dalam jajaran 50 orang terkaya di Indonesia. Sang miliarder adalah Ciliandra Fangiono.
Dalam daftar Forbes bertajuk 2022 Indonesia’s 50 Richest, Ciliandra Fangiono telah mengantongi harga kekayaan Rp34,32 triliun. Ciliandra menempati posisi 20 orang paling tajir di Tanah Air.
Pada tahun sebelumnya, Ciliandra masih berada di posisi 24 orang terkaya di Indonesia. Saat itu, kekayaannya mencapai US$1,83 miliar.
Pria yang merupakan lulusan Master Seni Universitas Cambridge itu menjabat sebagai CEO First Resources.
Ia dan keluarga memiliki saham mayoritas di perusahaan itu, yang didirikan oleh ayahnya, Martias, pada 1992 silam.
First Resources memiliki puluhan pabrik pengolahan sawit yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Perusahaan itu berdiri 1992 dan terdaftar di Bursa Singapura sejak 2007 lalu.
Tak hanya perkebunan dan pabrik kelapa sawit, First Resources melalui pabrik penyulingan mereka juga memproses produksi CPO dan inti sawit menjadi produk berbasis kelapa sawit.
Seperti; biodiesel, minyak inti sawit, bleached and deodorzed olein dan RBD stearin.
Dari perusahaan ini lah kekayaan Ciliandra terkumpul. Namun, sebelum bergabung dengan bisnis keluarga, Ciliandra bekerja di divisi perbankan investasi Merrill Lynch di Singapura selama beberapa tahun.
Hingga akhirnya setelah menamatkan karirnya di situ, ia masuk ke First Resources.
Berbekal pengetahuan soal merger, akuisisi dan pengetahuan bisnis umum baik di sekolah maupun tempat kerjanya, ia berhasil tampil cemerlang di First Resources.
Hingga pada 2007, atau saat usianya masih belia, ia sudah dipercaya duduk di jajaran dewan direksi perusahaan.
Selama duduk di posisi itu, ia berhasil memainkan peranan kunci dalam memetakan arah dan strategi bisnis perusahaan.
Di bawah komandonya juga, perusahaan berhasil memperluas aset. Lahan perkebunan yang tadinya hanya seluas 146 ribu hektare berhasil meningkat jadi 247 ribu hektare.
Selama masa kepemimpinannya juga, dia berhasil membangun Ciliandra Perkasa. Perusahaan itu fokus di sektor pengilangan dan produksi minyak sawit.
Keberadaan Ciliandra Perkasa ini membuat perusahaan inti jadi lebih mudah dapat akses minyak sawit yang lebih baik. (*)