Anggotanya Dianiaya, Dandim 0204/Deli Serdang Beri Peringatan Kepada Pemuda Pancasila

Deli Serdang – Ulah sekelompok pengurus Pemuda Pancasila ranting Limau Manis, Tanjung Morawa yag mengeroyok Serka Amosta Bangun hingga mengalai luka berat, membuat Dandim 0204/DS, Letkol Yoga Febrianto, murka. Ia mengaku tidak terima dengan sikap arogan pengurus ormas itu. Siapapun yang terlibat, Yoga meminta segera menyerahkan diri ke Polres Deli Serdang.
Kepada pengurus Organisasi Pemuda Pancasila Sumut, letkol Yoga juga memberi peringatan untuk tidak melindungi anggotanya yang terlibat penganiayaan itu. “Yang melindungi pelaku juga akan kita anggap sebagai pelaku juga,” katanya.
Sejauh ini sudah satu orang yang ditahan terkait penganiayaan Serka Amosta Bangun. Ia adalah Ketua Ranting Pemuda Pancasila Limau Manis, Tanjung Morawa Insanul Afwa, 27 tahun, yang dianggap sebagai otak pengeroyokan itu. Sedangkan 10 tersangka lainnya masih di cari.
Polres Deli Serdang, Selasa siang (21/2/2023) telah melakukan konferensi pers untuk menjelaskan latar belakang ini kepada public. Tampak Insanul Afwa dihadirkan dalam acara itu. Ia terlihat sudah berkelapa botak dengan kaki yang pincang. Insanul dihadirkan dengan pakaian tersangka, kuning.
“ Dia ini memang sudah menjadi tersangka. Yang lainnya masih dalam pengejaran. Tidak sulit untuk mengejar para tersangka lainnya, karena kami sudah mengidentifikasi mereka,” kata Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol Irsan Sinuhaji saat memberikan keterangan kepada awak media.
Selain Kapolres, hadir pula Dandim 0204/DS Letkol Czi Yoga Febrianto saat pemaparan kasus tersebut. Saat itulah Letkol Yoga menyampaikan kekecewaannya kepada para pelaku. Ia pun meminta pelaku lainnya supaya menyerah.
Kasus penganiayaan terhadap Serka Amosta Bangun terjadi saat anggota Unit Intel Kodim 0204/DS itu sedang berada di sebuah warung cafe Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Jumat, (18/2/2023) dini hari sekira pukul 00.30 WIB. Ia datang ke warung itu bersama dua sahabatnya.
Saat itu para tersangka sedang berada di warung yang sama. Serka Amosta Bangun sempat memesan minuman.
Belum sempat meminum minuman yang dipesan, kelompok pemuda itu meminta agar salah seorang teman Serka Amosta, Udin untuk bernyanyi menghibur anggota PP itu. Anehnya, anak muda itu tidak mengizinkan yang lain untuk bernyanyi.
Mendengar hal tersebut Serka Amosta Bangun sempat menjawab kenapa hanya Udin saja yang boleh bernyanyi. Disitulah momen anggota PP mulai menjawab dengan jawaban “terserah kamilah”.
Ucapan itu menyulut perdebatan antara Amosta dengan anak-anak Pemuda Pancasila itu. Amosta sempat mengalami dan berusaha untuk meninggalkan tempat itu, tapi anak-anak muda itun mengejarnya dan kemudian mengeroyoknya dengan menggunakan batu dan botol.
Akibatnya, Serka Amosta Bangun terjatuh dilantai dan kembali dikeroyok beramai-ramain oleh mereka.
Dalam keadaan berdarah-darah, Serka Amosta Bangun berusaha melarikan diri menggunakan mobil miliknya menuju ke rumah sakit Patar Asih lubuk Beringin. Saat pemeriksaan di rumah sakit didapati luka pada bagian kelopak mata kiri serta tidak dapat melihat (gelap). Ia pun kemudian dirujuk ke rumah sakit Mata Medan.
Saat ini posisi Serka Amosta Bangun sudah di rumah sakit Sumatera Eye Center Hospital (SEC Hospital) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Korban pun belum bisa untuk bekerja Kembali karena masih dalam perawatan.
Dandim Letkol Yoga belum dapat menyimpulkan apakah korban mengalami cacat permanen atau tidak. Disebutkan proses pengobatan masih terus berjalan.
Sejauh ini dari 11 orang yang sempat menganiaya korban baru satu orang yang diamankan yakni Ketua PP Desa Limau Manis, Insanul Afwa. Sementara yang lainnya masih dalam pengejaran. (*)