Tolak Open Bidding, Gubernur Edy Rahmayadi Lebih Suka Merit Sistem
MEDAN – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi lebih suka sistem meritokrasi daripada open bidding untuk mengisi jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumut.
“Saya sudah merintahkan bahwa Eselon III asalnya dari Eselon IV. Eselon II asalnya dari Eselon III, Eselon I asalnya dari Eselon II. Saya sudah ngomong sama Presiden, itulah meritokrasi. Ke depan tidak ada open bidding, saya sudah bilang ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) bahwa tidak ada open bidding,” ujar Edy Rahmayadi saat diwawancarai, Selasa (21/2/2023).
Dikatakan Edy, dengan sistem meritokrasi, ASN yang bisa mendapatkan jabatan disesuaikan dengan prestasi yang dicapai.
“Ke depan mana kalian yang berprestasi dan cocok kalian akan menempatkan pada posisi naik kelas. Untuk itu Eselon IV jangan khawatir kali untuk bisa ke Eselon III. Tak usah menghadap saya. Capek kau nanti menghadap saya. Sudah banyak ini yang menghadap saya. Ada yang bawa buah lah, ada yg ngomong sana lah ngomong sini. Bekerja kau dengan baik, ada yang menilai,” ucapnya.
Mantan Pangkostrad itu pun mengatakan bahwa banyak yang mencibir dirinya di luar yang mengatakan dirinya terlalu terburu-buru melantik ratusan pejabat.
Tapi, ia mengaku tak ambil pusing terkait hal itu.
“Ada yang bilang wah ini si Edy ngebut karena nanti bulan Maret selesai itu tak boleh lagi melantik. Siapa bilang? Saya gubernur itu 5 tahun, UU itu mengatur 5 tahun. Tak peduli saya, mau tak boleh mau apa, baca Undang-undang. Tak benar kalian saya ganti. Ih kejam sekali si Edy itu, sombong sekali si Edy itu. Memang tinggal sombong itulah yang aku punya, lain tak ada itu,” ucapnya.
Edy mengatakan dirinya sudah biasa mendengar omongan orang di luar yang menjelekkan dirinya.
“Semua ngomong orang, yang pencuri lah yang perampok lah, semua ngomong. Sudah 76 kali saya disomasi. Saya masih pertanggungjawabkan atas nama saya pribadi demi Tuhan demi Allah saya masih pada posisi yang saya takut kepada Tuhan. Biarkan orang ngomong. Karena kalau saya pikirkan satu persatu ngomong tak kerja-kerja kita ini. Karena ini amanat,” tandasnya. (*)