Kajianberita.com
Beranda Headline Jokowi Akui Indonesia Sedang Kesulitan Pangan, Minta Daerah Menjalin Kolaborasi

Jokowi Akui Indonesia Sedang Kesulitan Pangan, Minta Daerah Menjalin Kolaborasi

Presiden Joko Widodo

Jika sebelumnya Presiden Joko Widodo kerap berbangga kalau Indonesia di bawah pimpinanya berhasil swasembada pangan. Bahkan sampai-sampai ia bertekad  tidak akan mau mengimpor beras dari luar negeri. Tapi nyatanya, sekarang Jokowi mengakui kalau Indonesia sedang kesulitan menghadapi ketersediaan pangan. Mau tidak mau impor harus dilakukan.

Untuk itu, Jokowi meminta jajaran Pemerintah daerah untuk mengantisipasi ancaman persoalan pangan dengan menjaga pasokan dan harga di wilayahnya masing-masing.

Menurutnya, salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah dengan menjalin kolaborasi antargubernur untuk menyuplai pasokan dan stok pangan satu sama lain.

“Misal dari Jawa Timur, lihat ada kelebihan surplus berapa, yang kurang tolong segera tarik ke daerah yang kekurangan. Jangan sampai yang terjadi pasokannya enggak ada. Jaga pasokan, jaga harga,” kata saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (Rakernas APPSI) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis 23 Februari, dikutip dari kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.

Presiden menekankan pentingnya seluruh jajaran pemerintah tetap waspada dalam memantau kondisi pangan di Indonesia meski saat ini di permukaan terlihat relatif normal.

“Dipantau dan dijaga betul produksi beras kita, utamanya produksi beras kita ini berapa sih, pastikan betul itu cukup di daerah masing-masing,” katanya disitat Antara.

Kepala Negara juga mengaku bahwa dalam setiap kunjungan kerja ke daerah selalu menyempatkan diri ke pasar, salah satunya untuk memantau komoditas pangan, baik dari aspek ketersediaan maupun harganya.

Jokowi mengingatkan komoditas pangan kerap kali menjadi faktor terbesar dalam mendorong laju inflasi di Indonesia.

“Kalau barangnya ada, harganya benar atau enggak benar karena menyangkut inflasi. Inflasi kita kemarin pada bulan yang lalu, hampir 50 persen dipengaruhi kenaikan harga beras,” ujar Jokowi.

Presiden menegaskan kepada jajaran APPSI bahwa perihal upaya menjaga ketersediaan pangan ini harus betul-betul serius.

“Kita ingin kita memiliki sense yang sama mengenai urusan pangan. Jangan nanti sudah kejadian barangnya enggak ada karena produknya enggak kita kontrol, baru semuanya kita teriak,” katanya.

Presiden mengingatkan bahwa tantangan urusan pangan bukan hanya Indonesia, melainkan seluruh negara di dunia.

Hal itu diakui Presiden turut mempersulit upaya pemerintah Indonesia mencari sumber impor beras baru-baru ini untuk memastikan cadangan nasional.

“Kita kemarin mau impor 500 (ribu ton) saja dicari ke negara-negara yang biasa stoknya menumpuk mereka enggak mau keluarin. Mereka juga ingin jaga-jaga karena mereka tahu pada tahun ini akan ada El Nino. Ini yang kita semua harus mengerti dan semuanya harus berjaga-jaga,” ujar Jokowi. (*)

 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan