Ekonom Sumut : OJK dan Kementerian Keuangan Sepatutnya Tindak Lanjuti Laporan Bursok Anthony

MEDAN – Bursok Anthony menjadi viral belakangan ini. Pasalnya, salah satu pegawai pajak dan juga pernah menjadi korban investasi bodong sebesar $500 itu menjadi hal yang lumrah atas tindakannya melakukan pegaduan ke Kementerian Keuangan dan tidak digubris oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, sebagai seorang korban investasi bodong memang pada dasarnya hal yang lumrah melaporkan kejadian yang dialaminya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga lainnya termasuk ke SATGAS Investasi.
Sebenarnya OJK juga bisa memberikan jawaban langsung terhadap laporannya tersebut. Terlebih jika perusahaan bodong tersebut bukan dalam pengawasan OJK.
Jadi apa yang dialami oleh Bursok Anthony menjadi tanggung jawabnya sendiri. Jika saat ini beliau melakukan upaya yang lebih ekstra seperti yang dilakukan olehnya saat ini, Gunawan menilai itu haknya beliau sebagai warga negara.
“Karena menurut saya, laporan seorang korban seyogyanya memang ditindaklanjuti. Tidak relevan juga kalau seorang korban yang menjadi pelapor, lantas dikuliti dari banyak aspek seperti yang terjadi saat ini. Seharusnya fokus kepada objek laporannya, bukan si pelapor atau korbannya tersebut,” katanya kepada Kajianberita.com di Medan, Selasa (7/3/2023).
Menurut Gunawan, sudah sepatutnya OJK maupun menteri keuangan menindaklanjuti laporan Bursok tersebut. Laporan Bursok Anthony jika ditindaklanjuti dan jika berhasil diungkap, bukan tidak mungkin ini menjadi pintu untuk mengungkap praktik serupa (bodong) yang lebih banyak.
Terlebih sekarang banyak ditemukan produk investasi dengan banyak influencer yang ternyata bodong.
“Nantinya hal tersebut akan menjadi pembelajaran bagi masyarakat, untuk tidak langsung percaya pada produk investasi bodong. Karena modusnya sudah semakin canggih saat ini. Mulai dari memanfaatkan influencer ternama, mengemas produk yang kekinian, menggunakan banyak media untuk promosi, hingga menjanjikan keuntungan yang tidak masuk akal,” pungkasnya. (*)