Kajianberita.com
Beranda Lifestyle Perhatikan Efek Diet Keto yang Berdampak Merusak Lingkungan

Perhatikan Efek Diet Keto yang Berdampak Merusak Lingkungan

Ilustrasi-Unsplash-Jens Erik Ebbesen

JAKARTA – Ada beragam jenis diet yang dilakukan oleh banyak orang. Salah satunya adalah diet keto. Diet keto adalah pola makan yang dilakukan dengan cara menerapkan pola makan rendah karbohidrat, tetapi tinggi lemak.

Diet ini dianggap dapat menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, diet keto masih menjadi kontroversi karena diduga bisa membahayakan kesehatan jika tidak dilakukan dengan tepat.

Banyak ahli gizi tak menyarankan penerapan diet keto karena dinilai bisa berdampak buruk pada kesehatan. Tapi, ternyata tak cuma buat kesehatan, diet keto juga ditemukan berdampak buruk pada lingkungan.

Para peneliti di Tulane University, Amerika Serikat, menyebutkan studi menilai enam pola makan populer termasuk diet keto, berdasarkan nilai gizi dan dampaknya terhadap lingkungan.

Para peneliti melihat adanya korelasi antara makanan sehat dan emisi karbon yang rendah. Temuan itu diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada 1 Maret 2023, seperti yang dilansir CNNIndonesia, Senin (13/3/2023).

Penulis utama studi sekaligus direktur program nutrisi di Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, Diego Rose, mengungkapkan para peneliti mengecek pola makan atau diet harian yang dijalani lebih dari 16 ribu orang dewasa sepanjang 2005-2010.

Data individu itu lalu dibagi menjadi enam kelompok diet, yakni diet keto, paleo, vegan, vegetarian, pescetarian, dan omnivora. Kemudian ditemukan kelompok yang mempraktikkan diet keto rata-rata menghasilkan hampir 3 kilogram karbon dioksida untuk setiap 1.000 kalori yang dikonsumsi.

Angka ini empat kali lebih tinggi dari jejak karbon yang dihasilkan oleh kelompok vegan dengan ukuran yang sama.
“Berdasarkan hasil temuan kami, itu (pola makan nabati) akan mengurangi jejak karbon dan kesehatan Anda,” katanya mengutip mengutip Insider.

Tak hanya itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendukung suatu studi pada 2021, sistem pangan menyumbang lebih dari sepertiga emisi gas rumah kaca global.

Penerapan diet keto mengharuskan pelaku diet untuk mengonsumsi sekitar 70 persen kalori dari lemak dan hampir tanpa karbohidrat. Hal ini menyebabkan banyak orang yang menjalani diet keto memilih produk hewani dengan jumlah tinggi.

Diet keto pun saling berkaitan. Termasuk memengaruhi hasil produk daging sapi. Sebab, Produksi daging sapi sendiri disebut-sebut sebagai pendorong utama emisi karbon.

Peneliti tak terkejut jika diet keto memiliki jejak karbon terbesar di antara diet lain yang diteliti.

Pada posisi kedua, ada diet paleo yang juga turut menyumbang emisi karbon. Pola makan kuno ini menghasilkan 2,6 kilogram karbon dioksida per 1.000 kalori yang dikonsumsi.

Sementara pola makan vegan menjadi diet dengan emisi gas rumah kaca paling sedikit. Pola makan rendah emisi lainnya adalah pola makan vegetarian dan pescetarian.

Pola makan yang mengharuskan orang yang menjalaninya untuk mengonsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, serta ikan dan seafood. Begitupun, studi ini masih memiliki kekurangan karena tak meneliti semua jenis diet yang dikenal di tengah masyarakat. (*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan