Pidato Politik AHY Masih Membuat PDIP Kepanasan, Berbagai Cara Dilakukan untuk Membalas
Paparan kritis dari Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY terhadap kondisi bangsa yang disampaikan dalam pidato politiknya pada Selasa (14/3/2023) rupanya masih membekas dalam benak para politisi PDIP. Sorotan AHY soal kondisi ekonomi yang memburuk, harga pangan yang tak terkenali, dukungan terhadap wong cilik yang sangat kecil, serta pelayanan public yang bobrok, sepertinya sulit terbantahkan.
Tentu saja yang paling merasakan serangan itu adalah PDIP selaku partai yang berkuasa. Oleh karena itu mereka terus berupaya mencari cara untuk melakukan serangan balik terhadap AHY.
Misalnya, ada politisi PDIP yang menuding kalau AHY tidak pantas berbicara tentang wong cilik sebab ia tidak pernah merasakan hidup kesulitan ekonomi. Anehnya, politisi PDIP itu tidak sadar kalau Megawati juga sejak kecil sudah merasakan hidup mewah.
Lain lagi dengan politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu. Karena merasa tidak bisa membantah fakta-fakta yang disampaikan AHY, ia justru mencoba membenturkan AHY dengan politisi Demokrat yang ada di legislative.
Menurut Adian, pidato politik AHY itu menandakan kalau Ketum Partai Demokrat tersebut tidak memercayai kemampuan legislator parpol berkelir biru di DPR RI. Dia mengatakan itu menyikapi pidato AHY yang menyebut keuangan negara banyak dihabiskan untuk pembangunan proyek mercusuar, tetapi tidak berguna.
“Dia (AHY, red) tidak percaya kader-kadernya di DPR tak sanggup memperjuangkan itu,” kata Adian di Graha PENA ‘98, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/3).
Baca juga: Ini Poin-Poin Penting dari Pidato Politik AHY di Depan Ribuan Massa Pendukungnya
Pendiri Forum Kota (Forkot) itu mengatakan legislator PD di DPR RI seharusnya bisa mengkritisi kebijakan pembangunan oleh pemerintah. Dari situ, kata Adian, AHY tidak perlu mengungkap curhatan tentang keuangan negara yang dipakai untuk proyek mercusuar saja.
“Jadi, yang gue bingung itu kenapa harus dia (AHY, red), kok, lu enggak percaya, sih, sama orang-orang lu di DPR? Ya, menurut gue itu kegagalan kaderisasi PD,” lanjut dia.
Adian mengatakan pidato AHY yang disampaikan pada Selasa seharusnya mencederai perasaan legislator PD di DPR RI.
Dia mengaku akan keluar dari PD jika berstatus kader parpol berlambang segitiga marah dan putih itu setelah mendengar pidato AHY.
“Kalau gua jadi anggota DPR Demokrat, gue tersinggung. Jangan kamu yang bicara saya yang bicara, begitu, dong. Itu, loh,” katanya.
Tentu saja cara Adian Napitupulu merespon pidato politik AHY itu sangatlah lucu. Para politisi Demokrat merasa aneh, sebab seakan Adian paling tahu soal Demokrat ketimbang AHY.
Mereka pun paham kalau pernyataan itu menunjukkan bahwa Adian tidak bisa membantah fakta yang disampaikan AHY dalam pidato politik tersebut, sehingga mencoba membalasnya dengan membenturkan Demokrat secara internal.
Strategi Adian itu tebntu saja membuat kubu Demokrat terheran-heran. Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukriyanto mengatakan, harusnya Adian tahu bahwa pidato politik AHY itu adalah politik setiap partai politik (parpol) yang bertanggung jawab terhadap harapan dan keinginan masyarakat.
baca Juga: AHY Tekankan Pentingnya Good Government dan penyelenggara Negara yang Patuh Hukum
“Itu kan hak politik. Karena partai politik itu juga menjadi agregat publik, bagaimana menyampaikan pesan kepada publik bagaimana kemudian meneruskan apa yang menjadi harapan publik,” ujar Didik di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Maret.
Sebaliknya, menurut Didik, masyarakat perlu tahu apa yang diperjuangkan Partai Demokrat lewat pidato politik AHY, Sebab masyarakat punya hak untuk diperjuangkan aspirasinya.
“Masyarakat tahu apa sih yang diperjuangkan Partai Demokrat? Apa benar aspirasinya diperjuangkan Demokrat? Itu kan standing legitimasi politiknya, harus disampaikan,” kata legislator dapil Jawa Timur itu.
Karena itu, Didik memperingatkan Adian agar tidak mencampuri urusan internal Partai Demokrat. Apalagi, kata dia, partainya selama ini juga tidak pernah mengintervensi PDIP, justru menghormati setiap sikap politiknya.
“Tidak pantas kemudian seorang pun menghalangi untuk berpendapat untuk berpandangan. Kami pun menghargai kok apa yang menjadi standing sikap dari PDIP,“ tegas Didik.
“Jadi jangan sampai pengelolaan partai ini kemudian mencampuri atau mengintervensi partai yang lain,” imbuh anggota Komisi III DPR itu.(*)