Akhirnya Terungkap Ternyata Jokowi Pernah Berharap ada Perpanjangan Masa Jabatan Presiden
Teki-teki di balik isu perpanjangan masa presiden yang marak beberapa waktu lalu akhirnya terungkap juga. Tidak disangka, ternyata Presiden Joko Widodo alias Jokowi diam-diam berharap ada perpanjangan masa presiden itu.
Hal ini terungkap setelah adanya pengakuan dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra yang juga ahli hukum tata negara. Yusril mengaku kalau ia pernah membahas wacana perpanjangan masa jabatan presiden bersama Presiden Joko Widodo.
Yusril berkata pembahasan tersebut terjadi karena publik sedang memperbincangkan hal tersebut. Bukan hanya sekali pertemuan, Yusril mengaku pernah membahas hal itu dengan Jokowi dalam beberapa pertemuan, termasuk saat bertemu di Istana Kepresidenan Jakarta pada 11 Januari 2023.
“Beberapa kali. Itu (11 Januari 2023) yang terakhir. Beberapa kali Pak Jokowi mendiskusikan itu (wacana perpanjangan masa jabatan presiden),” kata Yusril saat ditemui wartawan di kediamannya di daerah Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (22/3).
Yusril memberi sejumlah pertimbangan dalam setiap pembicaraan. Dia menyampaikan kepada Jokowi wacana presiden tiga periode tak akan bisa terwujud, kecuali MPR melakukan amandemen UUD 1945.
Hal yang masih mungkin terjadi adalah perpanjangan masa jabatan presiden. Dia menyebut hal itu bisa terjadi bila ada keadaan genting.
“Misalnya, bencana alam yang dahsyat, megathrust di Jawa atau ada pandemi yang susah dikendalikan, pemberontakan kerusuhan atau terjadi krisis sosial politik seperti krisis moneter ’98. Krisisnya ekonomi berdampak pada politik,” ujar Yusril.
Yusril berkata pembicaraan mengenai perpanjangan masa jabatan presiden bukan idenya. Menurutnya, hal itu juga bukan ide Jokowi.
Menurut Yusril, pembahasan itu murni merespons dinamika di publik. Mereka sebatas menjadikannya bahan obrolan. Yusril menilai Jokowi tak tertarik dengan perpanjangan masa jabatan.
“Pak Jokowi sih dengan saya, bisa dibaca di media, waktu keluar dari itu Pak Jokowi mengatakan, ‘Saya juga tidak ada keinginan mau diperpanjang tiga periode.’ Saya pun ngomong begitu habis keluar,” ucap Yusril.
Namun dari diskusi yang terjadi ini, dapat dipahami kalau Jokowi sebenarnya diam-diam mempertimbangkan untuk memperpanjang masa jabatan presiden sebagaimana yang diinginkan para pendukungnya. Baru setelah Yusril mengatakan hal itu sulit dilakukan, ia pun menolak perpanjangan masa jabatan itu.
Sebelumnya, sejumlah menteri di kabinet Jokowi sempat menyuarakan perpanjangan masa jabatan presiden. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut para pengusaha ingin masa jabatan Jokowi ditambah demi pemulihan ekonomi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut big data 110 juta orang menunjukkan keinginan penundaan pemilu.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bicara soal amandemen UUD 1945 di tengah wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Dia menyebut konstitusi bisa diubah karena bukan kitab suci.
Boleh jadi isu ini sengaja dihembuskan pejabat negara dengan harapan Jokowi bisa mendapat perpanjangan jabatan. Ini pula yang kemudian disambut Jokowi dengan menggelar diskusi bersama Yusril Izha Mahendra.
Demokrat Yakin itu Keinginan Jokowi
Tuduhan kalau Jokowi sebenarnya sosok yang berada di balik isu perpanjangan masa jabatan Presiden itu pernah diungkap oleh politisi Partai Demokrat.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Benny Kabur Harman sejak awal yakin kaau usulan perpanjangan masa jabatan ini sebenarnya keinginan Presiden Jokowi sendiri. Hanya saja Jokowi menggunakan orang-orang di lingkaran Istana untuk menyuarakan hal itu.
“Pak Jokowi yang mau perpanjang masa jabatan, tapi orang lain yang disuruh ngomong. Itu kemauan Pak Jokowi melalui tangan-tangan kananya di pemerintahan,” kata Benny saat dihubungi, Ahad, 5 Februari 2023.
Selain para Menteri yang diminta bersuara terlebih dahulu, juga sempat ada pimpinan partai politik menyuarakan hal yang sama. Seperti misalnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, serta Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang kini Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Semuanya sempat kompak mendukung ide itu.
“Demokrat tahu bahwa itu keinginan Presiden Jokowi, dan itu disampaikan melalui tangan kanannya baik di parpol maupun pemerintahan. Itu Ketum Golkar, PAN, PKB, berapa kali itu kan. Itu keinginan Istana,” kata Benny.
Benny menegaskan bahwa Demokrat menolak keinginan itu. Menurut dia, dukungan terhadap isu ini dilakukan oleh politisi yang mencari muka dengan melakukan tindakan Asal Bapak Senang alias ABS.
Benny turut menyinggung hal ini pernah terjadi saat Soekarno menjadi Presiden. Dia menyebut saat itu banyak yang mendorong Soekarno menjadi Presiden seumur hidup.
Kendati demikian, sebagai negara demokrasi, Benny menilai aspirasi itu hal yang biasa. Asalkan, kata dia, tidak ada aksi untuk mewujudkan hal itu, misalnya dengan melanggar konstitusi.
“Bukan baru sekarang ada (usulan perpanjangan masa jabatan Presiden). Sepanjang tidak melanggar konstitusi, kalau aspirasi itu kan biasa. Ini kan negara demokrasi, bebas berpendapat,” ujarnya. (faz)