PDIP Mencoba Cuci Tangan dalam Kasus Gagalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya tidak pernah bermaksud menggagalkan Indonesia sebagai tuan rumah pada parhelatan Piala Dunia U-20 yang berlangsung pada 2024 ini. Mereka hanya tidak ingin Israel bermain pada event itu.
Hal ini disampaikan Hasto menanggapi pembatalan Indonesia oleh FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Kami sangat menyesalkan dan bersedih bahwa akhirnya FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20. Ini tentu menjadi pelajaran berharga. Sikap yang kami sampaikan sejak awal, tidak pernah menolak Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia,” kata Hasto dalam siaran pers, Kamis (30/3).
Hasto menerangkan pihaknya menyampaikan pesan fundamental guna menyuarakan kemanusiaan dalam hubungan antarbangsa dengan menolak kehadiran Israel.
“Serta potensi kerentanan sosial dan politik yang akan ditimbulkan oleh kehadiran Timnas Israel. Sikap kami ini sama dengan FIFA ketika mencoret Rusia dari babak playoff Piala Dunia, jadi ada presedennya,” kata dia.
Hasto melanjutkan sikap PDIP menolak Israel memiliki landasan kuat secara konstitusi dan juga historis. Suara menolak kehadiran Israel adalah aspek kemanusiaan, bukan kehendak politis.
“Kesadaran sejarah juga harus terus diperkuat. Untuk diingat, Stadion Gelora Bung Karno lahir sebagai penolakan atas Israel,” ujarnya. Hasto mengaku PDIP telah melakukan komunikasi dengan pemerintah tentang sikap PDI Perjuangan dan potensi kerentanan politik dan sosial jika Israel tetap bertanding di Indonesia sejak Agustus 2022.
PDIP bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan beberapa bulan kemudian dengan Menteri Sekretaris Negara. Sikap PDIP muncul setelah Israel dipastikan lolos kualifikasi.
“Dengan harapan agar bisa dicari solusi yang terbaik, salah satunya dengan memindahkan pertandingan Israel di negara tetangga terdekat. Sehingga U-20 tetap bisa diselenggarakan di Indonesia minus Israel,” kata dia.
Hasto juga menyampaikan terima kasih atas upaya pemerintah dan pengurus PSSI yang sudah mencoba dengan keras untuk mencari solusi dengan melobi FIFA. “Tekad kita yang paling penting adalah membangun kesebelasan sepak bola yang andal lambang supremasi olahraga di luar bulu tangkis. Ini harus menjadi tujuan utama dalam politik olahraga,” tandas dia.
Namun setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah, Hasto mengaku itu bukan salah partainya. Kalau semua orang menyalahkan partainya, Hasto mengaku keberatan.
“Soal memindahkan tuan rumha itu, bukan urusan PDIP, iotu urusan FIFA. Kita tidak peduli,” katanya. Bahkan PDIP juga tidak peduli kalau para pemain nasional dan penggemar sepakbola Indonesia kecewa dengan gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah.
“Itu bukan salah salah kami. Tanyakan saja ke FIFA,” katanya. (*)