Berkaca dari Kecurangan Pilkada Medan, PDIP Sumut Bentuk Posko Pantau Kecurangan Pemilu 2024

Bukan rahasia lagi, Pilkada Medan 2020 sarat dengan berbagai kecurangan yang melibatkan aparatur negara. Kala itu, PDIP masih bersatu dengan kekuasaan sehingga mereka hanya diam menyikapi kecurangan yang memenangkan Bobby Nasution sebagai walikota. Malah mereka ngotot membela kalau Pilada itu berjalan adil dan demokratis.
Namun sekarang situasinya berbeda. PDIP telah pisah ranjang dengan penguasa. Kandidat yang mereka usung juga berbeda. PDIP mengusung Ganjar Pranowo yang didampingi Mahfud MD, sedangkan penguasa cenderung berpihak kepada Prabowo Subianto. Dan tentu mereka sadar betapa kuatnya peranan penguasa dalam mempengaruhi hasil Pemilu.
Maka itu, sejak awal PDIP sangat kuatir peran jaringan kekuasaan untuk bekerja menciptakan kecurangan pada Pemilu 2024. Mereka belajar dari Pilkada Medan. Mereka tidak ingin kecurangan pada Pilkada Medan terulang pada Pemilu 2024.
Untuk meminimalisir kecurangan Pemilu termasuk deskriminasi alat peraga kampanye, PDIP Sumatera Utara (Sumut) membentuk Posko Gotong-royong di semua kabupaten/kota. Hal itu merupakan salah satu poin dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) IV PDIP Sumut, di Hotel Mercure Medan, Sabtu (18/11/2023).
Rakerda dipimpin Ketua DPP PDIP Djarot Saipul Hidayat, Yasonna H Laoly, didampingi Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon. Turut hadir dalam Rakerda Anggota DPR RI Sofyan Tan, Sihar Sitorus, Trymedia Panjaitan, Junimart Girsang, Bob Andika Manama Sitepu serta seluruh pengurus DPC PDIP se-Sumut dan Caleg DPR RI dan Caleg DPRD Provinsi se-Sumut.
“Pendirian posko gotong royong ini dilaksanakan agar kader bisa proaktif dalam melakukan pengawasan dalam setiap tahapan pelaksanaan Pemilu 2024, serta untuk membangun sistem advokasi kepemiluan yang aktif. Kita tidak ingin lagi ada intimidasi kepada kader-kader dan kita juga tidak ingin lagi ada alat peraga kampanye kita yang dirusak secara semena-mena oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Rapidin Simbolon dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/11/2023).
Dijelaskan Rapidin, sejarah membuktikan bahwa kekuatan yang berakar pada nilai-nilai tirani tidak akan mampu menumbangkan kekuatan banteng. Malah sebaliknya sejarah pula telah mencatat bahwa banteng-banteng ketaton menjadi sumber kekuatan utama robohnya sistem tirani negeri ini di masa lalu,
“Hari ini kita kembali diuji oleh situasi yang sulit dan memaksa kita untuk kembali berhadap-hadapan dengan sistem Neo Orba yang sarat dengan KKN. Untuk itu tidak ada kata lain selain kita kembali bangkit merapatkan barisan membentuk formasi benteng kokoh demi menyelematkan cita-cita reformasi serta cita-cita pendirian bangsa Indonesia yang dicetusan oleh Bung Karno,” pungkas Rapidin.
Ketua DPP PDIPDjarot Saipul Hidayat meminta kepada seluruh kader untuk mengetuk pintu rumah-rumah masyarakat untuk melakukan kampanye terhadap keunggulan PDIP dan keunggulan calon presiden dan calon wakil presiden usungan PDIP yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
“Banyak informasi yang tidak sampai ke masyarakat, untuk itu kita harus turun langsung untuk memberitahukan kepada masyarakat dengan cara door to door. Sampaikan apa adanya karena dilihat dari sisi manapun calon kita merupakan calon terbaik yang sangat layak memimpin Indonesia di masa mendatang,” ungkap Djarot.
PDIP merasa Sumatera Utara adalah salah satu kunci untuk menentukan kemenangan Presiden pada Pemilu mendatang. namun posisi mereka mulia terdesak, sebab partai itu memilih pisah jalan dengan barisan pendukung Jokowi yang cukup kuat di daerah ini.
Bahkan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kemaritiman dan Investasi yang merupakan tokoh Masyarakat Sumut terang-terangan menunjukkan keberpihakannya kepada pasangan Prabowo – Gibran.
Kunjungan Gibran ke tanah Batak beberapa hari lalu tidak lepas dari dukungan tokoh masyarakat Batak yang dikomandoi Luhut Panjaitan. Ponakan luhut juga masuk dalam salah satu tim kampanye nasional Prabowo.
Jadi, Bersiap-siapkan PDIP melawan penguasa. Dulu diam karena bagian dari kekuasaan, sekarang baru berani bersuara setelah berpisah jalan. (*)