Pertahankan Martabat PSMS Medan di Kandang Persiraja, Edy Rahmayadi Dapat Dukungan Para Netizen

Sikap Edy Rahmayadi yang berani tampil di depan menghadapi ribuan pendukung lawan saat pertandingan antara PSMS Medan dan Persiraja Banda Aceh pada Sabtu (18/11/2023) mendapat simpati dari para netizen, khususnya warga Sumut. Pujian mengalir atas keberanian mantan Gubernur Sumut itu, meski ia sempat mendapat perlakuan yang tidak baik.
Pertandingan yang berakhir seri 0 : 0 itu sebenarnya cukup seru untuk ditonton. Apalagi kedua tim bermain sangat alot dan keras.
Wasit Irfan Wahyu Wijanarko sampai mengeluarkan 12 kartu kuning dan satu kartu merah dalam pertandingan itu. Kartu merah diperoleh pemain Persiraja Muamar Khadafi setelah mendapat kartu kuning kedua menjelang akhir pertandingan
Kedua tim sebenarnya sama-sama sempat mencetak gol lewat pemain asingnya. Persiraja mencetak gol lebih dulu lewat Mahamane Maliene Toure (Mali). Namun hakim garis mengangkat bendera tanda offside.
PSMS Medan pun begitu. Di pertengahan babak kedua, mereka mencetak gol lewat aksi Jose Adolfo Valencia (Kolombia) memanfaatkan bola muntah dari kiper, namun terlebih dulu terperangkap offside.
Yang paling banyak menyampaikan protes selama pertandingan itu adalah manager Persiraja. Meski bertindak sebagai tuan rumah, perlakuan mereka sangat tidak sopan kepada tim PSMS Medan. Bahkan manager Persiraja sempat adu mulut dengan tim PSMS Medan.
Usai pertandingan, kerusuhan pun tak lagi bisa dielakkan. Ribuan supporter Persiraja Banda Aceh melakukan aksi terror terhadap para pemain dan official PSMS Medan. Ada yang melempar dengan botol, memaki, dan mengancam akan menganiaya. Seorang pemain PSMS Medan sempat pula dipukul massa yang tak terkendali.
Saat itulah Edy Rahmayadi sebagai pembina PSMS Medan tampil di depan menyampaikan protes atas sikap tidak terpuji para pendukung Persiraja itu. Menghadapi ribuan penonton yang tidak beradab, Edy sama sekali tidak takut.
Bahkan ketika ada penonton yang mengajak dia untuk berkelahi, Edy sama sekali tidak mundur. Yang terpenting bagi Edy adalah melindungi para pemain PSMS Medan.
“Saya tidak mau ada pemain saya yang terluka. Saya tidak rela..!” ujar pembina PSMS Medan itu.
Meski ia sempat mendapat cemoohan penonton, Edy sama sekali tidak gentar. Ia terus menyampaikan protes atas sikap panitia dan official Persiraja yang tidak sportif dan tidak menghormati tamu.
Situasi usai pertandingan itu benar-benar tidak terkendali. Pertandingan yang semestinya berakhir pada pukul 22.00 malam terpaksa dijaga ketat, sebab ribuan supporter Persiraja tidak mau beranjak dari stadion itu. Mereka terus mengintimidasi pemain PSMS Medan yang harus berlindung di ruang ganti.
Baru sekirar pukul 00.15 WIB Tengah malam situasi bisa dikendalikan. Saat itulah para pemain PSMS Medan sudah bisa kembali ke penginapan. Sementara Edy Rahmayadi sudah dilindungi aparat keamanan karena nyaris bentrok melawan supporter. Edy kemudian diantar dengan pengawalan ketat ke penginapan.
Meski kecewa karena perlakuan tuan rumah, Edy tetap merasa penampilan PSMS Medan sudah cukup baik.
“Jauh-jauh saya berangkat ke Aceh demi untuk menyaksikan langsung pertandingan PSMS Medan vs Persiraja Banda Aceh di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh pada malam kemarin. Saya cukup menikmati jalannya pertandingan yang sangat sengit dan seru sekali, walaupun harus berakhir imbang 0-0. Namun bagi saya gak masalah, yang terpenting para pemain tetap semangat dan optimis untuk terus meningkatkan kualitas permainan untuk menghadapi laga-laga selanjutnya…
Hingga larut malam kemarin, saya terus mendampingi mereka dan alhamdulillah semua bisa kembali ke hotel dengan tenang untuk makan malam dan beristirahat. Tetap semangat untuk PSMS Medan, terus tingkatkan kualitas permainan dan berlatih keras demi mewujudkan misi utama kita untuk lolos Liga 1 kedepan. Semangat! “ ujar Edy dalam instagramnya @edy_rahmayadi.
Para netizen Sumut pun ramai-ramai memuji sikap Edy yang tidak banyak mengeluh atas situasi yang terjadi di Banda Aceh itu. Mereka salut, karena Edy begitu ngotot untuk melindungi para pemain PSMS Medan. Sampai-sampai ia berani menantang para supporter tuan rumah untuk berkelahi.
“Bagi saya, yang penting para pemain PSMS aman. Jangan sampai ada yang menjadi korban kebrutalan penonton tuan rumah,” ujarnya.
Yang justru marah atas sikap penonton persiraja itu adalah para nitizen asal Sumatera Utara. Mereka kesal, karena sikap penonton itu sangat tidak terpuji dan kampungan. Apalagi mereka sempat mengancam Edy Rahmayadi sebagai Pembina PSMS Medan.
Sampai-sampai ada seorang nitizen minta izin kepada Ed Rahmayadi untuk membalas perlakuan itu.
“Maaf ayah Edy.. yg pasti saya kurang senang dengan perlakuan suporter yg intimidasi ayah… Kita balas waktu mereka away ke PAKAM?” kata Rizaldi3599’s.
“Kita kawal terus Pak Edy, jangan kasih kendor..!” kata Odie_newbie.
“Warganya banyak cari makan di Medan, apa harus kita boikot mie Aceh,” kata Michael Simamora.
“Terimakasih pak Edy, selalu mendampingi tim Medan. Semoga tetap sehat selalu,” ujar Ahmad_qorib.
Hampir semua nitizen asal Sumut menyesalkan sikap tuan rumah yang dianggap kampungan.
“Wapres Klub Persiraja menonjok pemain kita, pemain tertahan di Stadion sampai jam 1 dini hari, dan lalainya panpel dan pihak keamanan menangani situasi harus segera diusut tuntas. Sepengelihatan kami, kejadian tadi malam seperti sudah distell sedemikian rupa, jelas ada aktor intelektualnya dibalik kejadian ini,” ujar Gultombani’s.
Edy sendiri tidak mau menanggapi sikap emosi warga Sumut yang disampaikan melalui instagramnya. Ia tetap berharap warga tenang menyikapi kondisi itu.
“Fokus kita sekarang untuk terus mendukung PSMS Medan dalam pertandingan berikutnya,” ujar Edy. (*)