Kajianberita.com
Beranda Headline Beredar Videonya Sedang Berada di Lokasi Judi Malaysia, Ini Penjelasan Bakhtiar Ahmad Sibarani

Beredar Videonya Sedang Berada di Lokasi Judi Malaysia, Ini Penjelasan Bakhtiar Ahmad Sibarani

Mantan Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani.

Beberapa hari ini viral sebuah rekaman video yang menunjukkan  mantan Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani  (BAS) sedang berada di Kawasan permainan judi Genting, Malaysia. Meski BAS tidak tampak sedang bermain judi, namun keberadaannya di lokasi itu membuat masyarakat menjadi heboh, apalagi selama ini BAS dianggap sangat taat menjalankan beribadah.

Pedaran video itu muncul melalui media sosial X (Twitter) yang mengunggah foto tangkapan layar saat menyorot Bakhtiar Sibarani berada di lokasi judi Genting, Malaysia. Akun itu lalu membuat tanda persegi merah di bagian wajahnya.

Di dalam postingan akun tersebut, sosok yang dipastikan Bakhtiar Ahmad Sibarani itu dinarasikan sebagai seseorang public figure dari Tapanuli Tengah sedang berada di lokasi judi Malaysia.

BAS tidak membantah bahwa video itu adalah dirinya. Namun ia mengaku video itu adalah rekaman lama saat ia berjalan-jalan ke Malaysia. Ia pun merespons santai dan tersenyum terkait hal tersebut.

“Itu video lama sekali. Sekitar setahun lalu, saat-saat sudah tidak menjadi Bupati lagi, jadi liburan. Kami lagi di Genting, makan bersama keluarga. Lalu, ada teman yang dari Medan mengajak masuk ke dalam,” ujar Bakhtiar Ahmad Sibarani kepada wartawan, Senin 12 Februari.

Ia memaparkan kronologi momen video tersebut diambil.

“Saya ingin tahu tentang lokasi itu. Kemudian saya coba masuk untuk melihat-lihat, sekitar setengah jam, saya keluar. Video lama, silakan rekan-rekan bisa cek ke Imigrasi kapan saya berangkat terakhir ke luar negeri. Jadi terkait ini kita ketawain saja,” lanjutnya.

Dalam video tersebut, Bakhtiar memang hanya terlihat berdiri dan melihat-lihat ke arah meja. Sementara ada sejumlah orang lain yang sedang duduk di depan meja diduga sedang bermain.

“Waktu ke situ, ada teman, orang yang saya kenal lagi main. Biasa lah, saya gangguin, bercanda,” papar dia.

Bakhtiar sangat menyayangkan ada oknum yang melakukan pembunuhan karakter terhadap dirinya dengan memanfaatkan video tersebut. Ia menuturkan beberapa waktu lalu ada pihak yang ingin memerasnya bermodal video itu. Terang ia menolak hal tersebut.

“Ada yang minta uang ke saya, dari nomor tidak dikenal sebesar Rp10 miliar terkait video itu. Saya tertawa saja. Jangankan Rp10 miliar, 1 rupiah pun saya tidak mau,” tegasnya.

Ditanya mengenai lebih jelas lagi siapa sosok yang merekam video tersebut, Bakhtiar menyadari ada orang lain, asal Kota Medan yang pada saat itu menyapa dan menyalami dirinya. Kemudian lanjut berfoto.

“Kan lagi liburan. Biasalah orang minta foto. Saya lupa siapa orangnya,” katanya.

Menurutnya, bisa saja orang tersebut memberikan video itu kepada oknum atau kelompok tertentu yang kemudian memanfaatkan video tersebut dengan maksud yang tidak baik.

“Saya tahu siapa kelompok itu. Dulu mereka itu teman saya. Salah satu kelompok yang terkenal di Kota Medan. Tapi sepertinya mereka jadi mau menjadikan saya sebagai korban penipuan mereka,” tegas pria yang akrab disapa BS ini.

Unggahan video tersebut, sebut Bakhtiar, juga menunjukkan sikap tidak gentleman dari oknum ataupun pihak yang bermaksud menyerang dirinya. Bakhtiar menyadari ada upaya untuk membangun opini yang menyudutkan terhadap sosok dirinya.

Ia sangat menyayangkan bahwa postingan di media sosial tersebut jelas bernada tendensius tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu.

“Kalau saya buka nama ketua kelompoknya beserta anggotanya di sini beserta data dan bukti yang saya miliki, jangankan Sumut, Indonesia ini pun pasti bergetar,” katanya.

Dirinya masih menunjukkan sikap toleransi namun dengan tegas menyampaikan bahwa upaya untuk mencemarkan reputasi dan kredibilitas dirinya hanyalah upaya sia-sia.

“Saya masih belum membukanya karena masih ada orang-orang yang saya hormati. Jika semua saya buka, nama mereka terbawa-bawa. Saya tahu persis mereka juga tertipu. Sekali lagi, saya ingatkan pada yang merasa bagian dari kelompok ini: kalau kalian bisa menggunakan tangan orang lain untuk menyerang seseorang, kalian juga harus pikir-pikir karena orang juga bisa melakukan hal yang sama,” tutup Bakhtiar Ahmad Sibarani. (voi)

 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan