Sumut Kini Punya Museum Yang Mengisahkan Perjalanan dan Sejarah Etnis Tionghoa di Medan
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin meresmikan Galeri Sejarah Tionghoa Sumut yang diinisiasi Perhimpunan Masyarakat Indonesia Tionghoa Sumut (MITSU) di Kampus STBA-PIA Gedung MITSU, Jalan Yos Sudarso Nomor 17 Medan, Sabtu (30/3). Museum itu berisi galeri sejumlah bukti sejarah Tionghoa Sumut melalui berbagai koleksi lukisan, foto dan artefak bernilai tinggi.
Hassanudin mengatakan etnis Tionghoa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Sumut. Migrasi etnis Tionghoa ke Sumut, terkhusus Kota Medan telah terjadi sejak masa kerajaaan, ini dibuktikan adanya beberapa situs peninggalan sejarah seperti, situs Kota Cina dan situs Bongal di Kabupaten Tapanuli Tengah
Selain itu, kehadiran tokoh-tokoh etnis Tionghoa mendirikan pabrik dan menularkan semangat menjadi pengusaha. Bahkan seorang tokoh Tionghoa bernama Tjong A Fe berkontribusi besar untuk pembangunan Kota Medan, melalui pendirian bank, rumah sakit dan rumah ibadah lintas agama.
Untuk itu, Hassanudin memberikan apresiasi atas kehadiran galeri ini, yang menyimpan bukti sejarah keberadaan dan kontribusi etnis Tionghoa untuk pembanguann Kota Medan, maupun Provinsi Sumut yang perlu diketahui masyarakat luas.
” Saya ucapkan terima kasih kepada MITSU, ini merupakan suatu rangkaian sejarah peradaban yang perlu diketahui generasi selanjutnya. Galeri ini bisa menginspirasi para generasi muda Tionghoa untuk melanjutkan dan mengembangkan apa yang disampaikan leluhur terdahulu. Saya sudah melihat dan diceritakan bagaimana etnis Tioghoa masuk ke Indonesia, khususnya Sumut.,” katanya.
Untuk itu, Hassanudin berharap kehadiran galeri ini juga memotivasi dan menginspirasi etnis Tionghoa untuk terus meningkatkan peran dan kontribusi untuk pembanguan Sumut. Tidak hanya bidang ekonomi, perdagangan, namun turut andil di bidang kesehatan, pendidikan dan teknologi.
“Kita bersyukur Sumut ini multi etnis, kita selalu hidup dalam harmoni keberagama.Tentu ini semua menjadikan modal kita lebih kokoh untuk membangun Indonesia dan Sumut, menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.
Ketua Galeri Sejarah Tionghoa Sumut Juswan Joe menyampaikan, kehadiran galeri ini atas gagasan dan ide para senior MITSU sejak enam tahun lalu. Secara bersama-sama berkeinginan bagaimana memenuhi harapan agar raut muka sejarah perjalanan Etnis Tionghoa di Sumut tidak terpendam dan menghilang.
“Tujuan utama kita mencatat perjalanan sejarah perjalanan leluhur Etnis Tionghoa di Indonesia, khususnya Sumut. Mereka datang pertama kali hanya bekerja sebagai kuli kontrak di perkebunan tembakau, tebu dan karet. Jadi perjalanan ini menjadi inspirasi generasi muda Tionghoa bagaimana ikut membangun negara ini, membantu sesama etnis untuk kemajuan bangsa Indonesia dan khususnya kemajuan Sumut,” jelasnya.
Dia juga berharap dukungan semua pihak untuk memperbanyak catatan dan benda-benda sejarah peninggalan peradaban dan kebudayaan etnis Tionghoa di Sumut untuk melengkapi galeri, sehingga menjadi bahan pelajaran buat generasi muda yang bercerminkan sejarah.(*)