Bobby Nasution Jadi Bulan-Bulanan Nitizen Setelah Angkat Pamannya Jadi Sekda, Tapi Ia Tak Peduli
Ini masih kisah tentang Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo yang lagi-lagi kembali menjadi sorotan publik se-Indonesia. Aksi Walikota Medan ini mengundang kontroversial setelah pekan lalu ia mengangkat pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Plh. Sekda Kota Medan.
Benny merupakan adik bungsu dari Ade Hanifah Siregar, Ibu kandung Bobby.
Penunjukan itu menjadi sorotan karena dinilai berbau nepotisme yang sangat nyata. Apalagi Benny merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tergolong masih muda. Sebenarnya ada cukup banyak ASN senior di Pemko Medan yang lebih pantas menduduki jabatan itu. Namun Bobby tampaknya hanya merasa pamannya yang lebih cocok untuk posisi Sekda tersebut.
Tak bisa dibantah, sejak Bobby menjabat Walikota Medan hasil Pilkada 2020, karir pamannya Benny Sinomba melesat sangat pesat. Awalnya Benny yang kelahiran 1973 menjabat sebagai kepala bidang di Dinas Pendapatan Kota Medan.
Tiga bulan setelah Bobby menjabat, jabatan Benny langsung meningkat menjadi Sekretaris Dinas di lembaga itu.
Memasuki tahun kedua Bobby menjabat sebagai walikota, jabatan Benny kembali meningkat menjadi Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan (Sekarang bernama Badan Pengelola Pajak dan Restribusi Daerah).
Kenaikan jabatan Benny tidak berhenti sampai di situ saja. Baru setahun menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan, karirnya kembali melonjak menjadi Kepala Dinas Pendidikan. Ia resmi dilantik pada November 2023.
Belum sampai lima bulan duduk sebagai Kepala Dinas Pendidikan, jabatan Benny kembali melesat menjadi Sekda Kota Medan menggantikan Wiriya Alrahman yang mendapat mandat dari Kementerian Dalam Negeri menjabat sebagai Pj Bupati Deli Serdang.
Dengan demikian, dalam waktu empat tahun saja karir Benny di Pemko Medan meroket sangat cepat. Yang semula masih ketegori eselon III, melonjak menjadi Eselon I. Padahal untuk mencapai prestasi seperti itu, biasanya ASN butuh waktu hingga 10 tahun. Maka jadilah Benny sebagai Sekda termuda yang pernah menjabat di Pemko Medan.
Aksi Bobby ini mengundang gelak tawa masyarakat Medan. Bahkan aksi itu mendapat sorotan hingga di tingkat nasional. Majalah TEMPO sampai membuat karikatur khusus terkait ulah menantu Jokowi ini.
Dalam karikatur karya Yuyun Nurachman itu, Tempo menggambarkan betapa Bobby tanpa rasa malu memperkenalkan kepada publik sosok paman yang diangkatnya sebagai Sekda Kota Medan. Di samping Bobby ada pula karikatur Gibran Rakabuming, iparnya, yang juga memperkenalkan pamannya Anwar Usman, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi. Keduanya saling memperkenalkan paman masing-masing.
Anwar Usman adalah ketua majelis hakim MK yang mengubah undang-undang mengenai batas umur seorang calon wakil presiden, sehingga membuat Gibran yang sebenarnya belum cukup umur untuk maju pemilihan presiden akhirnya bisa mencalonkan diri.
Majelis Etik MK telah menyatakan Anwar Usman bersalah dalam membuat putusan itu. Sanksinya, ia tidak lagi menjabat sebagai ketua MK, melainkan sebagai hakim biasa.
Karikatur TEMPO itu mengundang banyak komentar dari netijen seluruh Indonesia. Mereka umumnya mengecam aksi nepotisme yang ditampilkan oleh keluarga Joko Widodo. Seakan-akan keluarga itu sama sekali tidak punya rasa malu.
“Nepotisme terpampang dengan nyata..! demikian komentar dari @sha_lulaa. Ada pula kmentar yang tajam dari @humanod plastic yang merasa heran, “ Masak yang seperti ini ada yang membelain sih!”
Tidak kalah tajamnya adalah komentar dari @darayuni yang mengaitkan aksi Bobby Nasution dan keluarga Jokowi dengan film Dirty Vote. Ia menulis begini: “Benar yang di bilang di dirty vote untuk melakukan semua ini tdk perlu kepintaran hanya butuh rasa tidak tau malu. Memang uda putus urat malu mereka sekeluarga..!”
Sedangkan @Aguslin11 menulis: ” Lebih sadis dari Ordebaru..!” Ada pula @Teh_yoi yang mengatakan, ” Sungguh, inilah keluarga berencanaaaa….!”
Tidak kalah menariknya komentar dari @alfatih yang mengaitkan aksi Bobby itu dengan Undang-Undang. Ia mengomentar begini” “Pasal 33 ayat (1) UUD1945: “perekonomian disusun bersama berdasar atas asas kekeluargaan..” seraya menampilkan mosi ghambar orang tertawa terbahak-bahak.
Lalu ada komentar tajam dari @amueaki hyang mengatakan: “Sungguh keluarga yang sangat memalukan, menanamkan nilai-nilai nepotisme secara nyata..!”
Total ada lebih dari 26 ribu komentar yang muncul di Instagram majalah Tempo terkait karikatur Bobby dan pamannya itu. Sebagian besar mengutuk dan mencerca keluarga tersebut.
Meski demikian tetap saja ada suara yang memuji bahkan mengecam karikatur tersebut. Misalnya dari @lutfizanni yang menulis, ”Kenapa pada sewot banget si, gak suka banget ponakan baik sama pamannya. kan yang penting kinerjanya bor!” Ada pula komentar dari @rijalulmtq yang mengatakan kalau aksi Bobby itu bukan merupakan nepotisme. Ia menganggap itu merupakan kewenangan Bobby sebagai walikota.
Bagaimana pun banyaknya pandangan negative yang muncul, proses pengangkatan Benny Sinomba sebagai Sekda tetap berjalan mulus. Bobby seakan tidak pernah terpenharuh dengan komentar negatif yang muncul. Baginya, pamannya Benny sangat pantas mendapatkan jabatan itu.
Untuk menutup malu, belakangan Bobby mengatur siasat agar seolah-olah usulan pengangkatan Benny berasal dari usulan Aulia Rahman, wakil Walikota Medan. Padahal semua orang tahu bahwa Aulia Rahman bukanlah sosok berpengaruh di Pemko Medan. Kesan yang muncul, Aulia malah kurang dihargai oleh para pejabat di Pemko Medan karena selama ini sangat minim peran dalam membuat kebijakan.
Mencuat kabar kalau Aulia sengaja membela Bobby karena ia sangat mengharapkan dukungan menantu Jokowi itu pada Pilkada mendatang, sebab Aulia ingin ikut dalam kontestasi pemilihan walikota Medan. Sedangkan Bobby kabarnya lebih tertarik bersaing merebut jabatan gubernur Sumut.
Bobby akan maju dengan mengandalkan dukungan Golkar. Ia sudah siap untuk menyingkirkan ketua Golkar Sumut Musa Rajekshah yang sejak awal sangat mengincar posisi itu.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto kabarnya sudah menyatakan dukungan kepada Bobby. Ia pun sudah meminta Musa untuk fokus sebagai anggota DPR RI dengan jabatan sebagai Ketua Komisi. Dengan demikian Bobby nantinya akan bersaing melawan Edy Rahmayadi, Gubernur Sumut periode (2018-2023). (*)