Selebgram Asal Medan Tewas Usai Sedot Lemak di Klinik Kecantikan Depok, Keluarga Menggugat
Selebgram wanita asal Medan, Sumatera Utara, Ella Nanda Sari Hasibuan (30) meninggal dunia diduga setelah melakukan operasi sedot lemak di salah satu klinik kecantikan di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat, Senin, 22 Juli, lalu.
Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana membenarkan adanya peristiwa terebut. Saat ini pihaknya tengah mendalami penyebab kematian korban dengan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi.
“Sampai saat ini sudah ada 2 orang saksi yang kita periksa, sudah dua saksi kita interogasi, kita peroleh keterangan bahwa memang ada kejadiannya,” kata Arya kepada wartawan, Senin, 29 Juli. Arya mengakui belum dapat memastikan penyebab kematian selebgram tersebut karena harus dilakukan otopsi terhadap korban.
“Itu kita masih butuh pendalaman karena kan yang bisa menentukan meninggalnya karena apa itu hanya autopsi dan hanya dokter. Saya tidak bisa menyebutkan meninggal dimana karena apa, karena kita belum menerima keterangan itu dari dokter. Dan kita juga belum melakukan autopsi kepada korban, karena korban saat ini sudah dikebumikan,” katanya.
Ella Nanda Sari Hasibuan (30) merupakan selebgram asal Medan yang cukup popular di media social. Tak heran jika kabar kematian Ella menjadi viral setelah dibagikan oleh akun Instagram @temanpolisi.
“Sungguh menyedihkan nasib ENS (30) yang meninggal dunia saat melakukan sedot lemak di klinik kecantikan wsj.beauty di Kota Depok pada Senin (22/7),” tulis akun Instagram @temanpolisi, dikutip Sabtu (27/7/2024). Jenazah selebgram tersebut telah dimakamkan di kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.
Diketahui, Akun Instagram Ella diikuti oleh 10 ribu orang. Selain itu, wanita berusia 30 tahun tersebut juga merupakan seorang pebisnis, seperti yang tertera di bio Instagramnya.
Kronologi
Okta Vivilia, kakak korban mengatakan kematian adiknya sangat mengejutkan karena korban saat itu sehat dan masih berbalas pesan dengannya maupun rekan-rekannya di Kota Medan. Atas kejadian ini, Okta menduga adiknya menjadi korban dugaan malapraktik klinik kecantikan tersebut. Sebab, penjelasan dari kuasa hukum klinik kecantikan tersebut dianggap tidak masuk akal.
“Kita nggak tahu apa keracunan anestesi, salah tindakan, apa prosedur mereka tidak pasti. Kan kita gak tau,” kata Okta Vivilia, kakak korban, Jumat (26/7/2024) di Medan.
Okta menjelaskan, adiknya berangkat dari Kota Medan ke Depok pada Senin 22 Juli lalu dari Bandara Kualanamu ke Bandara Soekarno Hatta. Sesampainya di sana sekira pukul 11:00 WIB-12:00 WIB, dia dijemput sopir langganannya menuju ke klinik untuk operasi sedot lemak.
Katanya, Ella operasi sedot lemak bagian tangan kanan dan kirinya. Tiba di klinik, operasi dimulai sekira pukul 12-00 WIB sampai 13:00 WIB.
Kematian Ella pertama kali diketahui teman korban, bernama Fani. Saat itu Fani tidak sengaja menelepon Ella namun tidak dijawab. Tak lama kemudian, ada yang menelepon balik diduga sopir mobil rental Ella disana.
Saat itulah Fani diberitahukan kalau Ella sudah meninggal dunia dan jenazah sudah berada di RSU Margonda. Karena tidak percaya, Fani meminta supaya melakukan panggilan video call dan benar Ella sudah terbaring di RS.
“Si Fani gak percaya supaya video call, di situ nampak lah di rumah sakit Margonda.”
Selanjutnya Fani berangkat ke rumah keluarga Ella di Pangkalan Brandan karena Ella seorang janda. Lalu pihak klinik maupun rumah sakit disebut menginformasikan kematian Ella kepada keluarganya di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat.
Dari penjelasan yang diterima keluarga Ell dari rumah sakit, korban sudah meninggal dunia saat dibawa ke RS.
“Dibilang pihak RS, dibawa ke rumah sakit sudah meninggal dunia. Jadi kita tidak tahu pasti saat proses operasi sedot lemak atau di jalan.”
Tak lama kemudian, Okta menghubungi pihak klinik kecantikan tersebut di Depok, ke nomor kuasa hukumnya. Ia mengaku mendapatkan penjelasan dari kuasa hukum kalau Ella awalnya pingsan saat operasi sedot lemak kemudian meninggal dalam perjalanan ke RS.
“Karena menurut Ricardo bahwa penyebab kematian itu adalah ketika dalam tindakan Ela pingsan. Jadi pingsan dibawa ke rumah sakit Margonda dan di jalan katanya meninggal.”
Pada Selasa 23 Juli pagi sekitar pukul 07:30 WIB, jenazah korban dibawa ke Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat didampingi pihak klinik kecantikan tersebut. Tapi setibanya di sana, keluarga tak boleh membuka jenazah cuma sebatas wajahnya.
“Sampai di sana jenazah juga tidak dibuka, hanya kelihatan atas wajahnya saja. Jadi kita nggak tahu penyebab kematiannya apa dan kenapa dan kita mau tahu itu,”ungkapnya.
“Klinik harus menampilkan rekam medis dia apa, waktu dia masuk, datang kan pasti ada rekaman CCTV,” sambungnya.
Karena merasa janggal adanya dugaan malapraktik, Okta berencana melaporkan kasus ini ke Polisi besok. Okta merasa adiknya meninggal saat sedang dioperasi, bukan di perjalanan.Apalagi pihak klinik tidak menunjukkan bukti rekam medik dan sebagainya.
“Besok rencananya kami akan membuat laporan polisi di Depok,” katanya.
Klinik Mendadak Tutup
Klinik kecantikan WSJ kini nampak tutup dan tidak ada aktivitas sama sekali pada Sabtu (27/7/2024). Pantauan Kajianberita,.com di lokasi, Sabtu siang, tampak klinik kecantikan sepi dan tidaj ada aktivitas pelayanan. Bahkan, area depan klinik kecantikan tersebut juga tertutup rapat oleh pagar besi hitam setinggi kurang-lebih satu meter.
Pada papan plang, sejatinya klinik kecantikan tersebut buka dari pukul 09.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Pengurus lingkungan setempat yakni Ketua RT 01/RW 05 Beji Timur, Imam Sutrisno menjelaskan, klinik kecantikan WSJ tutup sejak dua atau tiga hari lalu.
“Yang saya tahu 2-3 hari ini kok tidak ada operasional. Itu saya anggap sebagai libur atau apa itu aja. Saya tidak tahu persis ada kasus apa,” kata Imam saat ditemui, Sabtu (27/7/2024).
Imam mengaku tidak mengetahui adanya kasus pasien tewas di klinik kecantikan tersebut.
“Saya tahu dari Anda malah, tidak tahu (kasus kematian),” ujarnya.
Imam mengungkapkan, izin usaha dari klinik tersebut langsung dilimpahkan ke dinas terkait tanpa adanya pemberitahuan ke pengurus RT atau RW setempat. Kini, buntut dari kasus tewasnya Ella, Imam mengatakan, warga sekitar turut terkena imbasnya lantaran dimintai keterangan.
“Termasuk macam penduduk aja begitu ada yang pindahan dari wilayah mana masuk ke sini atau dari sini masuk keluar itu langsung ke Dukcapil Kecamatan kita tidak tahu apa-apa,” ungkapnya.
Imam menuturkan, pelibatan pengurus lingkungan sekitar oleh klinik kecantikan itu hanya dilakukan saat pendirian bangunan. Namun, dia mengaku tidak tahu terkait fungsi dari bangunan itu, apakah akan dijadikan tempat tinggal atau lokasi usaha.
“Rumah tinggal (izinnya) kalau enggak salah, tapi saya tidak tahu persis itu sebagai rumah tinggal atau usaha salon, waktu itu saya enggak ingat lagi,” ungkapnya.
Imam menyebut, klinik kecantikan WSJ baru buka sekitar awal tahun 2024.
“Waktu awal itu di luar area kita artinya di luar RT 1/RW 05. Sekarang baru masuk ke RT kami, wilayah kami dan aktivitasnya memang awalnya sebagai sebuah calon kecantikan terus menambah ekspansi dalam bentuk sebuah klinik kecantikan,” ujarnya. **