PSI Tarik Dukungan dari Aulia Rahman, Pilih Dukung Ponakan Surya Paloh, PKS Dipermalukan
Sehari menjelang pendaftaran ke KPUD Medan, PSI yang semula memberi dukungan kepada kadernya Aulia Rahman maju pada Pilkada Walikota Medan berpasangan dengan politisi senior PKS, Hidayatullah, tiba-tiba berbalik arah. Partai itu menarik dukungannya dari pasangan tersebut kemudian memilih berpindah ke pasangan Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap.
Kabar penarikan dukungan itu dibenarkan oleh Ketua PSI Medan Renville Napitupulu.
“Ya itu menang arahan dari DPP (tak jadi dukung Aulia). Kita selaku pengurus daerah itu secara itu ya, kan mengikuti ya,” kata Renville pada Selasa (27/8) malam.
“Ya kalau sudah diarahkan langsung sama pengurus DPP kita kan harus satu garis dengan DPP,” sambungnya.
Renville bilang, PSI rencananya akan mendukung keponakan Ketum Nasdem Surya Paloh yakni Rico Waas yang juga siap berlaga.
“Ya mungkin kami akan mengusung secara ini akan usung Rico arahan DPP pusat. Belum (keluar surat dukungan), bisa malam ini mungkin keluar,” tuturnya.
Ini artinya, Aulia kehilangan satu parpol pendukungnya. Sebelumnya, Aulia didukung oleh PSI, Demokrat, dan PKS. Aulia sebelumnya sudah mendapatkan B1KWK dari ketiga parpol pendukungnya.
Namun, khusus untuk B1KWK sebelumnya tercatat nama Aulia yang berduet dengan Rajuddin. Namun, wakil Aulia lalu berganti menjadi kader PKS yakni Hidayatullah. Untuk pasangan Aulia-Hidayatullah, PSI belum berikan B1KWK.
Gabung PSI demi tiket Pilwalkot
Aulia sebelumnya adalah kader Gerindra. Namun, ia rela keluar dan bergabung PSI demi tiket Pilwalkot. Di Gerindra, Aulia kurang mendapat tempat karena dianggap tidak banyak berperan untuk partai. Elektabilitasnya juga tidak terlalu baik. Aulia dianggap tidak terlalu dekat dengan konsituen.
Maka itu Gerindra sama sekali tidak tertarik mengusung Aulia Rahman pada Pilkada Medan 2024. Hal ini yang membuat Aulia pindah ke PSI. Ia tergolong sangat baru bergabung di partai yang dikomandoi Kaesang Pangerap, putri Jokowi itu.
“Gabung PSI sejak Kamis lalu. Saya berdasarkan apa yang saya ucapkan itu yang harus saya lakukan. Jadi pernah saya ada keluarkan statement dulu, siapa yang berikan rekomendasi Pilwalkot saya akan masuk ke partai tersebut,” kata Aulia saat dihubungi, Jumat (2/8).
“Ternyata PSI yang menyambut. Makanya saya masuk,” sambungnya.
Meski begitu, Aulia menipis isu bahwa dirinya sakit hati terhadap Gerindra lantaran tak didukung. Gerindra memang lebih memilih dukung Rico yang dipasangkan dengan kader Gerindra yakni Zakiyuddin.
Permalukan PKS
Tadinya PSI sudah optimis untuk mendukung Aulia maju sebagai walikota Medan. Kaesang berhasil meyakinkan PKS untuk membangun koalisi bersama partainya. PKS lantas mendorong politisi seniornya, Hidayatullah untuk mendampingi Aulia.
Keputusan PKS mendukung kader PSI maju Pilkada Medan sungguh di luar dugaan. Betapa tidak, PKS adalah partai terbesar kedua di DPRD Medan dengan perolehan kursi 8 kursi. Hanya 1 kursi lebih kecil dibanding PDIP yang menguasai legislative. Bandingkan dengan PSI yang hanya memiliki 4 kursi.
Meski demikian, PKS bagaikan kerbau dicucuk hidung sehingga tunduk kepada komando PSI. Hal ini dilandasi keinginan PKS untuk bisa diterima bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang berpihak kepada penguasa. PKS sepertinya sangat berharap bisa mendapatkan kursi Menteri pada kebinet yang baru nanti.
Tidak tahunya, hari terakhir menjelang pendaftaran, PSI justru menarik dukungannya dari Aulia. Dengan demikian pasangan Aulia Rahman -Hidayatullah hanya didukung PKS dan Demokrat.
Jika PKS tetap maju dengan pasangan ini, maka PKS mengusung calon walikota yang tidak dihargai oleh partainya sendiri, PSI.
Maka itu, keputusan PSI mencabut dukungan kepada Aulia adalah juga bentuk penghinaan kepada PKS. Dan memang langkah politik yang diambil PKS pada Pilkada ini sangat disayangkan pemilihnya. Demi transaksional politik, PKS rela menghinakan dirinya sendiri. ***