Kajianberita.com
Beranda Headline Setelah Dipermainkan Oleh Partai Kecil, PKS Akhirnya Ajukan Pasangan Dadakan di Pilkada Medan

Setelah Dipermainkan Oleh Partai Kecil, PKS Akhirnya Ajukan Pasangan Dadakan di Pilkada Medan

Politisi PKS akhirnya secara dadakan diusung maju sebagai calon walikota Medan setelah ditinggal oleh PSI. PKS menjadi partai kebingungan sendiri

Apakah ini disebut kebodohan atau kesialan dalam politik, PKS Medan sepertinya  korban dibola-bola oleh partai kecil. Betapa tidak, partai ini memiliki pemilih terbesar nomor dua di Medan, namun tunduk di bawah kendali PSI, partai baru besutan putra Jokowi, Kaesang Pangerap. Sampai-sampai PKS mau mendukung kader PSI, Aulia Rahman  maju di Pilkada Medan dan mendorong politisi seniornya, Hidayatullah sebagai pendamping.

Belakangan PSI membatalkan pencalonan kadernya itu karena dianggap kurang memiliki elektabilitas yang layak. PKS ditinggal begitu saja seperti partai yang tidak punya harga diri. Akibatnya PKS  menjadi Partai Kebingungan Sendiri.

Di tengah kebingungan itu, PKS langsung bergerak cepat membuat keputusan baru. Sempat muncul rencana partai itu untuk mengikuti jejak PSI lagi dengan mendukung keponakan Surya Paloh, Rico Waas (Nasdem) yang berpasangan dengan Zakiyuddin harahap (Gerindra).

Namun karena jera tidak mau lagi dipermainkan, akhirnya PKS memutuskan mendukung politisinya, Hidayatullah maju bersama Yasir Ridho Lubis, politisi Partai Golkar yang sudah terbuang dari partainya. PKS maju sendirian tanpa berkoalisi dengan partai lain. Rencananya malam ini Kamis (29/8/2024) pasangan ini akan mendaftar di KPUD Medan.

“Yaa, Benar (Ustaz Hidayatullah-Ahmad Yasir Ridho Loebis). Insyaallah kita daftarkan malam ini ke KPU Medan,” kata Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan Pilkada DPW PKS Sumut, Amsal Nasution kepada wartawan, Kamis (29/8/2024).

PKS pada Pileg 2024 meraih 186.789 suara atau 10,07 persen. Perolehan suara ini melebihi syarat minimal 6,5% suara sebagaimana putusan MK di mana Kota Medan masuk ketegori kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap (SPT) sampai 1 juta jiwa atau lebih.

Sikap PKS yang berubah sikap ini membuat banyak pihak terheran heran karena keputusannya melahirkan pasangan Hidayatullah-Yasir ridho terkesan mendadak. Tanpa ada perencanaan yang matang.

Oleh karena itu, kandidat yang diusung PKS ini dikuatirkan hanya sekedar meramaikan persaingan, tidak ditujukan untuk menang.

“PKS hanya mengajukan Hidayatullah-Yasir Ridho semata-mata untuk harga diri saja karena sudah dipermainkan partai kecil sebelumnya.  Begitulah kalau politik berjalan tanpa perencanaan yang matang,” kata Akhiruddin, salah seorang pemilih fanatik PKS Medan.

Akhiruddin sendiri telah menegaskan bahwa pada Pilkada Medan kali ini tidak akan memilih kandidat yang diusung PKS karena pasangan yang mereka bentuk tidak teruji dalam banyak pembahasan politik. Akhiruddin mengaku akan berpihak kepada Prof Ridho Dharmajaya.

Akhiruddin yakin, akan banyak pemilih PKS yang memberikan suaranya kepada guru besar USU itu.  Biarkan PKS meratapi tangisnya saja.**

 

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan