Kajianberita.com
Beranda Headline Anies Sebut Pilkada untuk Rakyat, Bukan untuk Memaksakan Keinginan Raja, Sindiran untuk Bobby?

Anies Sebut Pilkada untuk Rakyat, Bukan untuk Memaksakan Keinginan Raja, Sindiran untuk Bobby?

Anies Baswedan (tengah) bersama Ketua DPD PDIP Ady Widjaja (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan

Anies Baswedan berharap pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 berjalan sesuai harapan masyarakat atas penentuan calon pemimpinnya di daerah masing-masing. Hal ini disampaikan Anies usai gagal maju Pilkada Jakarta setelah masa pendaftaran calon kepala daerah ditutup.

“Kita ingin ada proses demokrasi ini berujung kepada manfaat untuk rakyat, bukan manfaat untuk segelintir orang, bukan bermanfaat untuk elite,” tutur Anies ditemui di kediamannya, kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Agustus.

Anies juga meminta kepada semua pihak, terutama para pendukungnya untuk menghormati keputusan partai politik pengusung calon kepala daerah yang akan berlaga di Pilkada.

“Pokoknya buat kita semua, kita terus jaga suasana yang saling menghormati, menghargai suasana teduh, tenang,” ungkapnya.

Pernyataan ini tidak menyebut secara langsung poin yang dimaksud. Namun banyak yang yakin kalau ia sangat menyayangkan munculnya sejumlah kandidat dalam Pilkada yang  didasari dukungan dari penguasa. Seolah ada pemaksaan untuk rakyat memilih kandidat itu.

Salah satu yang mencolok  adalah kehadiran Bobby Nasution dalam Pilgubsu, Bobby yang  merupakan menantu Jokowi seakan dipaksa untuk bisa memenangkan Pilgubsu itu sehingga berbagai aksi curang mulai muncul mulai sekarang. Aksi curang itu dapat dilihat bagaimana  Pemerintah mendorong pada Pj Kepala Daerah ramai-ramai membantu kampanye Bobby Nasution.

Tidak hanya itu, lembaga Polri juga dicurigai akan terlibat dalam  membantu kampanye Bobby dengan mempengaruhi sejumlah kepala desa.

Kehadiran Bobby tentu saja tidak lepas dari keinginan Jokowi untuk mempertahankan dinasti politiknya. Sebab jika dinasti ini terpecah, alamat hukum akan menjerat keluarga mereka.  Bobby dan istrinya Kahiyang  pasti akan dipanggil KPK karena tuduhan penyelundupan nikel ke China dan aksi penggarapan tambang illegal di Maluku Utara.

Belum lagi dengan Kaesang yang baru-baru ini menerima gratifikasi dari pengusaha kaya Singapura sehingga bebas menggunakan pesawat pribadi untuk pulang pergi ke Amerika. Jokowi bukan  tidak mungkin terlibat dalam berbagai kasus lainnya.

Kalau dinasti politik Jokowi berhasil diputus di Pilkada, maka nasib keluarga itu akan terjebak dalam berbagai kasus hukum. Hal ini pernah disampaikan pengamat politik Rocky Gerung dalam sebuah podcast di youtube.

Rocky berandai-andai, kalau saja ia terpilih sebagai Jaksa Agung, maka Jokowi dan keluarganya adalah pihak pertama yang ia tangkap.

“Ada banyak kasus hukum yang menjerat mereka. Semestinya itu dituntaskan. Jokowi ingin mempertahankan kekuasaan lewat dinasti politik agar mereka tidak tersentuh hukum,” tegas Rocky. Hal ini yang membuat penguasa akan aktif terlibat dalam mempengaruhi hasil pada Pilkada nanti.

Anies sangat menyayangkan jika hal itu terjadi. Ia berharap Pilkada adalah kesempatan bagi rakyat dalam menyampaikan aspirasinya, bukan ruang bagi pemerintah untuk memaksakan kehendaknya.

Anies sendiri, setelah batal menjadi calon gubernur, Anies akan menyusun rencana kegiatan yang bakal dilakukan waktu mendatang. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu belum bisa membeberkannya sekarang.

“Tapi yang jelas, kita ingin agar suasana demokrasi kita ini sehat. Apa yang menjadi aspirasi rakyat tercermin di dalam apa yang disimpulkan oleh keputusan-keputusan elite,” ucapnya.

Dinamika pencalonan di Pilkada 2024 tampak naik turun, terlebih jelang berakhirnya masa pendaftaran pasangan calon kepala daerah.

Peluang Anies maju diusung PDI Perjuangan (PDIP) di Pilgub Jakarta setelah ditinggal oleh NasDem, PKB, dan PKS, ternyata tak berbuah. PDIP mencalonkan kadernya, Pramono Anung-Rano Karno yang mendaftar ke KPU DKI Jakarta pada Rabu, 28 Agustus.

Belakangan, PDIP menawarkan Anies untuk maju Pilgub Jawa Barat (Jabar), setelah batal mengusungnya di Pilgub Jakarta. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jabar sempat mengungkap Anies akan dipasangkan oleh Ono Surono.

Sempat berkembang juga rumor Anies telah berangkat ke Bandung, Jawa Barat untuk mendaftar bersama PDIP. Lalu, dua jam sebelum masa pendaftaran ditutup, Anies, lewat juru bicaranya, mengumumkan batal mencalonkan diri di Pilkada Jabar. Hingga ditutupnya masa pendaftaran, Anies ternyata tetap berada di Jakarta.

Anies mengaku tak mengambil kesempatan menjadi calon Gubernur Jabar karena sebelumnya tak mendapat aspirasi dari masyarakat untuk memimpin selain di Jakarta.

Sementara, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bukan partainya yang menghalangi Anies Baswedan berlaga di Pilkada 2024. Rakyat bisa menilai pihak itu dengan melihat siapa yang sejak awal mencampuri pelaksanaan pesta demokrasi.

“Ya rakyat bisa melihat siapa yang mencoba untuk menghalangi Pak Anies, ya termasuk itu yang pertama memang punya kehendak untuk melakukan cawe-cawe di dalam Pilkada itu,” kata Hasto kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat. **

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan