Persaingan Ketat di Pilkada Medan, Prof Ridha Dharmajaya Sembiring – Abdul Rani Lebih Favorit
Sampai hari terakhir pendaftaran calon kepada daerah pada 29 Agustus 2024, tiga nama telah mendaftar di Pilkada Kota Medan. Mereka adalah pasangan Rico Tri Putra Bayu Waas- Zakiyuddin Harahap, Prof Ridha Dharmajaya Sembiring dan Abdul Rani dan Hidayatullah dan Yasir Ridho.
Pasangan Rico Tri Putra Bayu Waas-H. Zakiyuddin Harahap diusung delapan partai yakni, NasDem Gerindra, Golkar, PAN, PKB, Demokrat, PSI dan Perindo.
Pasangan Prof Ridha -Abdul Rani diusung delapan partai yakni, PDI-P, Hanura, PPP, Gelora, Ummat, Buruh, PKN dan juga PBB. Sementara pasangan dadakan Hidayatullah dan Yasir Ridho diusung PKS.
Salah satu kandidat yang unik adalah Rico Waas. Anak muda ini lebih pantas disebut berdarah Maluku karena ayahnya Jhony Waas berasal dari Maluku. Sedangkan ibunya adalah adik dari ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, karena itu Rico lebih dikenal sebagai keponakan dari Surya Paloh ketimbang prestasinya sendiri.
Sementara Prof Ridha Dharmajaya dikenal sebagai ahli bedah syarat yang merupakan salah satu guru besar Universitas Sumatera utara. Ridha terlahir dari keluarga Karo bermarga Sembiring yang sangat kuat dalam dunia pendidikan. Ia merupakan sosok asli anak Medan.
Ridho lahir di Medan pada 14 Mei 1973. Pendidikan mulai SD hingga SMA diselesaikannya di Medan sebelum menyambung ke Fakultas Kedokteran USU Medan hingga selesai 1997. Bidang spesialis bedah syaraf diselesaikannya di Universitas Indonesia pada 2007, sedangkan pendidikan tingkat S3 diselesaikannya di USU pada 2012.
Ridha dinobatkan sebagai salah satu guru besar Fakultas Kedokteran USU pada 22 Oktober 2019. Sebelum memutuskan pensiun dari PNS untuk maju pada Pilkada Medan, Prof Ridha menjabat sebagai Ketua Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran USU.
Prof.DR.Dr.Ridha Dharmajaya Sembiring, SpBS (K) nama lengkapnya merupakan salah satu Guru Besar Termuda di Indonesia dengan umur 46 tahun. Selain mengajar di USU, ia juga Pemilik Neurosurgery Spine and Pain Clinic di RS.Adenin Adenan yang khusus menangani Saraf Terjepit dan Minimally Invansive Bedah Saraf lainnya.
Sebagai warga berdarah Karo, tidak heran jika komunitas Persatuan Marga Silima (PMS) memberi dukungan penuh kepada Ridha untuk bisa memenangkan PIlkada 2024 ini.
“Kami warga Karo bersama warga Kota Medan dari berbagai etnis lainnya akan mendukung Prof Ridha menang sebagai walikota Medan. Dia asli anak Medan dan sangat tahu persoalan yang dihadapi Kota Medan. Kami yakin di tangan beliau Medan akan lebih baik,” kata Ketua DPD PMS Kota Medan, Leonardo Ginting.
Pada Pilkada Medan ini, Ridha berpasangan dengan Abdil Rani, politisi PPP yang juga anggota DPRD Medan. Dengan demikian bisa dipastikan aroma nasionalis sangat kental pada pasangan ini.
Ridha, walaupun dikenal sangat kental memiliki kedekatannya barisan Islam, tapi juga sangat menghormati warga Kristiani. Hal ini bisa dipahami karena ia masih memiliki banyak sanak saudara beragama non Muslim di tanah Karo.
Calon ketiga yang bersaing di Pilkada Medan adalah pasangan Hidayatullah dan Yasir Ridho. Pasangan ini bisa dikatakan sebagai pasangan dadakan yang terbentuk hanya beberapa jam sebelum pendaftaran. Kehadiran pasangan ini hanya sekedar menutup malu PKS karena telah dipermainkan oleh partai baru, PSI.
Betapa tidak, PKS yang memiliki kursi nomor dua terbesar di DPRD Medan sebelumnya telah dipaksa tunduk untuk mendukung kader PSI, yakni Aulia Rahman maju sebagai calon walikota. PKS patuh kepada perintah itu karena mereka berharap bisa dimasukkan dalam barisan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Pemerintah. Pada era pemerintahan mendatang, PKS ingin masuk pada barisan ‘penjilat’ pemerintah.
Di saat PKS Medan sedang Bersiap-siap memenangkan kader PSI, Aulia Rahman, tiba- tiba saja PSI justru membatalkan dukungan kepada kadernya itu. Mereka sadar bahwa peluang Aulia Rahman untuk menang sangat tipis.
PSI kemudian beralih mendukung pemuda Maluku, Rico Waas. PKS ditinggal sendirian, sehingga partai itu pun jadi Partai Kebingungan Sendiri.
Untuk menutupi rasa malu, partai itu lantas mendeklarasikan kadernya Hidayatullah maju sebagai calon walikota Medan. Secara mendadak pula mereka mengajak kader Golkar, Yasir Ridho sebagai pendamping.
Dengan persiapan yang sangat minim, psangan ini diperkirakan hanya sekedar meramaikan persaingan saja di Pilkda Medan. PKS telah terlanjur membuat pendukungnya kecewa.
Suara pendukung PKS di Kota Medan kemungkinan besar banyak beralih ke pasangan Ridho Dharmajaya Sembiring – Abdul Rani. Jika ditambah lagi dengan suara komunitas Batak, Jawa dan Karo yang berpihak kepada pasangan ini, maka jangan heran kalau pasangan Ridha-Abdul Rani berada di atas angin pada Pilkada Medan 2024. **