Tokoh Islam dan Kristen ramai-Ramai Dukung Prof Ridha Dharmajaya Sembiring di Pilkada Medan
Bakal calon walikota Medan Prof Ridha Dharmajaya Sembiring yang berpasangan dengan ketua DPC PPP Kota Medan, Abdul Rani benar-benar di atas angin. Setelah mendapat dukungan dari sejumlah pemimpin agama Kristen, mantan guru besar USU Medan ini juga mendapat dukungan sejumlah tokoh Islam yang berpengaruh di Sumut, termasuk dari Dedi Iskandar Batubara, Ketua Umum Al-Washliyah.
Dedi yang juga kembali terpilih sebagai anggota Dewan perwakilan Daerah (DPD) RI menegaskan dukungannya kepada prof Ridha dan Abdul Rani untuk menang pada Pilkada Medan mendatang. Dedi bahkan menegaskan komitmennya untuk memenangkan Prof Ridha-Rani pada Pilkada Kota Medan 2024.
“Ini kewajiban bagi saya,” ujar Dedi Iskandar Batubara saat hadir dalam kegiatan konsolidasi penyusunan Tim Pemenangan Prof Ridha-Rani di Posko Relawan, Jalan Pemuda Medan, Sabtu (31/8/2024) malam.
Dedi Iskandar, peraih suara terbanyak Pemilu DPD RI 2024 asal Sumut dengan total raihan lebih dari sejuta suara dan terkhusus Medan dengan meraih 200 ribu lebih, Dedi Iskandar mengungkap alasan di balik dukungannya terhadap pasangan yang dikenal dengan jargon BERANI (Bersama Prof Ridha dan Rani ) itu.
“Saya sederhana saja, saya ini gak bisa gak bela kawan. Rani ini kawan saya dan pengurus Al Washliyah. Saya ketua Al Washliyah, tanggung jawab saya menjamin dan memastikan bahwa Rani ini harus mendapatkan dukungan dari orang tuanya. Ekstremnya begitu kira-kira. Kalau ada pertanyaan kenapa saya membela kader saya, membela pengurus saya itu suatu kewajiban,” ujarnya.
Dedi Iskandar juga mengungkap adanya konsekuensi atas sikap yang diambilnya itu. “Dari waktu ke waktu sudah saya terima, baik konsekuensi positif maupun negatif, walaupun lebih banyak negatifnya, pasti. Karena bagi saya harga sebuah persahabatan dan kaderisasi dalam organisasi adalah pembelaan kita terhadap kader kita,” sebutnya.
Dirinya berharap semua yang hadir dalam konsolidasi tim pemenangan dengan beragam potensinya bisa membuat tim tersebut lebih besar dan mengembangkan semua potensi yang ada.
Dedi Iskandar juga sempat mengungkap alasan dirinya tak menerima permintaan menjadi ketua tim pemenangan pasangan calon Prof Ridha dan Rani.
“Sekali lagi terima kasih prof, saya tidak bermaksud menolak keinginan teman-teman untuk menjadi ketua tim ini. Namun ada ketentuan yang mengharuskan saya taat kepada aturan itu. Saya sangat normatif dan konstitusional karena cuma dari situ saya bisa berlindung dari segala gempuran. Saya tidak ingin membuka ruang agar dimanfaatkan oleh orang lain untuk mencari kesalahan kita,” ungkapnya.
Ia juga berpesan untuk tidak lagi melihat ke belakang dengan segala proses yang terjadi sebelumnya. “Karena yang harus kita lihat adalah ke depan. Durasi waktu kita tidak banyak lagi hanya tiga bulan kurang lebih. Ada 2000 lingkungan di Medan, ada 151 kelurahan dan 1,8 juta pemilih di Medan saya kira kita masih bisa menjangkau seluruh akses itu,” harapnya.
Sebelum mengakhiri dirinya berpesan agar rumah pemenangan harus menjadi episentrum.
“Potensi-potensi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Yang paling penting adalah tunjukkan kemampuan diri kita dan tak perlu mencari aib dan kekurangan orang lain. Harus kita sampaikan ke masyarakat bahwa dua orang ini (Prof Ridha dan Rani) amanah dalam menjalankan tugas. Kita percaya betul dua orang ini pilihan terbaik untuk memimpin kota Medan,” ungkapnya.
Lawan terkuat Ridha-Abdul Rani diperkirakan datang dari pasangan Rico Waas dan Zakiyuddin Harahap yang didukung Partai Gerindra, Golkar, PSI dan Demokrat. Pasangan ini adalah bagian dari jaringan koalisi Indonesia Maju, yang berpihak kepada penguasa.
Sementara pasangan lainya adalah Hidayatullah – Yasir Ridho yang didukung PKS. Pasangan ini diperkirakan hanya meramaikan sekilas saja karena keduanya terbentuk secara dadakan. Pasangan Hidayatullah-Yasir Ridho terbentuk setelah PKS dipermalukan oleh PSI sehingga partai itu seakan tidak punya harga diri. Hampir bisa dipastikan para pendukung PKS akan memberikan suaranya kepada Ridha- Abdul Rani. **