![]() |
Kepala BKAD Pemprovsu, Muhammad Rahmadani Lubis mengundurkan diri karena ditekan terus menerus oleh Bobby dan antek-anteknya. |
Kekacauan demi kekacauan terus terjadi di Pemerintahan Provinsi Sumut sejak kepemimpinan Bobby Nasution sebagai gubernur. Sudah ada sejumlah pejabat mengudurkan diri karena aroganti Bobby dan orang-orangnya. Yang terbaru adalah mundurnya Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Provinsi Sumut Muhammad Rahmadani Lubis.
Mundurnya Rahmadi dibenarkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sumut, Sutan Tolang Lubis. Namun ia tidak menjelaskan secara jelas latar belakang pengunduran itu. Terkesan kalau Sutan berusaha menutup-nutupi.
Menurutnya, Rahmadani mengundurkan diri karena sibuk mengikuti pendidikan.
Namun sumber Kajianberita.com di kantor Gubernur Sumut membantah pernyataan itu. Ia mengatakan Rahmadani mundur karena terus menerus ditekan oleh Bobby Nasution dan antek-anteknya.
“Melalui Inspektorat, Bobby terus melakukan tekanan kepada Rahmadani, seakan-akan ada kesalahan besar yang dilakukannya. Hal itu yang membuat Rahmadani merasa tidak nyaman dan tidak bisa lagi bekerja secara leluasa. Akhirnya ia mengundurkan diri,” kata sumber itu.
Orang yang melakukan tekanan itu adalah Inspektorat Sumut, Sulaiman Harahap yang kesemuanya tentu atas perintah Bobby Naasution.
Sulaiman memang merupakan orang dekat Bobby. Saat Bobby menjabat Walikota Medan, Sulaiman Harahap adalah Inspektorat Kota Medan. Setelah Bobby duduk sebagai Gubernur Sumut, Sulaiman ditariknya untuk menjabat Inspektorat Provinsi.
Bobby kemudian memanfaatkan tangan Sulaiman untuk memberi tekanan kepada semua pejabat di Pemprovsu dengan tujuan agar bisa menempatkan orang-orangnya di sejumlah jabatan strategis. Ada kesan kalau Bobby menganggap para pimpinan OPD yang ada saat ini merupakan orang-orang yang loyal dengan Edy Rahmayadi.
Rahmadani termasuk yang menjadi target untuk digusur mengingat ia memegang jabatan strategis sebagai Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).
Sejak awal Inspektorat sudah beruyapa mencari-cari kesalahan Rahmadani, tapi tidak ketemu. Akhirnya tekanan demi tekanan diberikan kepada pejabat itu hingga Rahmadi merasa jenuh dan akhirnya mengundurkan diri.
“Sejak Bobby menjabat gubernur, dengan segala cara ia melakukan banyak tekanan agar pejabat lama hyang tidak mendekat kepadanya untuk mengundurkan diri. Kalau digeser tanpa alasan, tentu tidak mungkin. Makanya serangan psikologi yang dilakukan oleh Bobby dan antek-anteknya,” kata sumber itu.
Selama sekitar empat bulan menjabat Gubernur Sumut, setidaknya sudah banyak pimpinan OPD yang digusur Bobby. Ada yang memang tersangkut kasus hukum, tapi ada juga yang ditekan
Pertama, adalah Kadis Pariwisata Sumut Zumri Sulthony. Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejati Sumut terkait dugaan korupsi dalam penataan situs cagar budaya Benteng Putri Hijau di Kabupaten Deli Serdang.
Kedua, adalah Kadis Kominfo Sumut Ilyas Sitorus Pane yang juga menjadi tersangka dugaan korupsi. Ilyas diduga korupsi saat menjabat sebagai Kadisdik Batu Bara senilai Rp 1,8 miliar. Namun begitu, Ilyas juga mengajukan pensiun dari PNS.
Ada pula Kadisperindag ESDM Mulyadi Simatupang, yang dicopot lantaran tidak sengaja membeberkan kekecewaannya atas kepemimpinan Bobby di jaringan WhataApp.
Berikutnya Ismael Parenus Sinaga – Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sumut dicopot per 19 Mei 2025 karena dituduh melakukan pelanggaran berat. Ia dijatuhi hukuman pembebasan tugas selama satu tahun berdasarkan hasil pemeriksaan Inspektorat.
Bobby juga menonaktifkan tiga Kepala Biro, yakni Abdul Haris Lubis (Kepala BPSDM), Juliadi Harahap (Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Sumut), dan Harianto Butarbutar (Kepala Biro Otonomi Daerah Setda Sumut).
Dan yang terbaru adalah Rahmadani Lubis yang terus ditekan secara psikologi sehingga tidak tahan dan mengundurkan diri.
Untuk mengisi jabatan kosong itu, Bobby menarik lima anak buahnya yang ada di Pemko Medan unntuk menduduki jabatan sementara di sejumlah OPD yang kosong. Mereka yang ditarik itu adalah:
- Ali Sipahutar (Sekretaris DPRD),
- Benny Iskandar (Kepala Bappeda).
- Yuda P Setiawan (Kepala Dinas Kesehatan),
- Illyan Chandra Simbolon (Kepala Dinas Ketenagakerjaan),
- Subhan Fajri Harahap (Kepala BKDPSDM).
- Masuknya lima pejabat Pemko Medan ke Sumut
Dengan demikian sudah 12 orang pejabat Pemko Medan yang menduduki jabatan strategis di Pemerintah Provinsi Sumut. Ada pun enam pejabat sebelumnya adalah:
- Sulaiman Harahap (Kepala Inspektorat), yang menjadi andalan Bobby untuk menggusur pejabat lama
- Topan Obaja Putra Ginting (Kadis PUPR),
- Sutan Tolang Lubis (Kepala Badan Kepegawaian),
- Alexander Sinulingga (Kepala Dinas Pendidikan).
- Chusnul Fanany Sitorus sebagai Kepala Biro Umum dan
- Chandra Dalimunthe sebagai Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ).
Dengan menempatkan orang-orangnya di seluruh jabatan penting itu, maka Bobby semakin leluasa melakukan tindakan apapun di Pemprovsu. Diperkirakan akan ada lagi pimpinan OPD yang bakal mundur kalau saja mereka tidak mendekat ke Bobby.
Aksi Bobby ini telah mendapat kritikan langsung dari Kepala Badan Kepagawaian Negara (BKN) Zudan Arif. Oleh karena itu permintaan Bobby untuk bisa segera menempatkan orang-orangnya secara definitif melalui fit and proper test tidak digubrik oleh BKN.
Bobby dianggap terlalu mempolitisir jabatannya sehinga ia menggunakan kekuasaan itu untuk melawan aturan penempatan pegawai. ***