-->

IKA USU Minta Irjen Kemendiktisaintek Transparan dalam Membongkar Kekacauan Pilrektor USU

Sebarkan:

Inilah salah satu foto yang membongkar adanya permainan pada pemilihan rektor USU. Sebelah kiri adalah Prof Basyuni yang sedang memoto keras suara setelah ia mencoblos. Mencuat kabar  bahwa foto itu akan jadi bukti untuk mendapatkan uang. Sedangkan foto kanan adalah prof Basyuni setelah pencoblosan. 
Ada banyak harapan yang dicurahkan pada kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknopogi (Kemendiktisaintek) RI yang saat ini sedang melakukan pemeriksaan terkait adanya dugaan kecurangan pada proses pemilihan Rektor USU beberapa waktu lalu. Ikatan Alumni USU meminta agar Tim Inspektorat bersikap transparan dalam penyelidikan itu.

Tim ini diharapkan mau membeberkan hasil temuan mereka sehingga public tahu apa persoalan yang terjadi di kampus tersebut.

“Kita berharap Tim Kemendiktisaintek mau membeberkan hasil temuan mereka kepada public sehingga semua orang tahu apa sebenarnya yang terjadi di USU,” kata Sekjen Ikatan Alumni USU, Muhammad Joni.

Selama ini, masalah kejanggalan dalam manajerial USU kerap menjadi pembicaraan public, tapi pihak USU terkesan selalu menutup diri. Mereka enggan  menjawab masalah tersebut. Termasuk kasus korupsi yang dikait-kaitkan dengan rektor USU, tidak pernah ada penjelasan dari kampus.

Bahkan Rektor USU Muryanto Amin sama sekali tidak mau berbicara kepada media terkait sikapnya yang mangkir tatkala dipanggil KPK dalam kasus korupsi proyek jalan di Tapanuli Selatan. Berkali-kali mencuat tuduhan kalau Muryanto ikut menerima dana dari kasus korupsi itu, tapi, rektor ini tetap bungkam.

Sampai-sampai ada wartawan yang berupaya nongkrong di halaman rumahnya untuk bisa mencegat dan meminta penjelasan dari Muryanto. Toh, ia tetap bungkam. Terkesan sekali ada yang disembunyikan.

Selama masa kepemimpinan Muryanto, ada banyak pertanyaan yang muncul terkait asset USU, sistem penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT), pengelolaan keuangan, dan berbagai iuran lainnya. Begitu juga soal penggunaan rumah dinas. Belum lagi soal keterlibatannya dalam Pilkada dan Pemilu yang seharusnya tidak boleh dilakukan seorang ASN.

Klimaknya adalah saat berlangsung pemillihan rektor September lalu di mana Muryanto benar-benar sukses menyingkirkan para pesaing potensialnya. Ia bisa mengatur strategi sehingga tiga besar calon rektor yang terpilih ke tahap berikutnya adalah dirinya dan dua orang binaannya. Kedua binaannya itu adalah Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan dan Isfenti Sadalia.

Sudah tentu pada pemilihan tahap akhir, Muryanto yang akhirnya akan terpilih. Sementara dua pesaing lainnya pasti kalah. Meski demikian, keduanya  tetap akan mendapat jabatan strategis karena dianggap berjasa membantu melancarkan strategi itu.

Ada dua calon rektor yang sangat ditakuti Muryanto agar jangan sampai masuk dalam posisi tiga besar, yakni Johny Marpaung dan Hasim Purba. Dan hasilnya, Muryanto sukses membuat dua kandidat ini tersingkir sejak pada pemilihan tingkat Senat Akademik. Ia bisa mengendalikan system pembagian suara karena mampu mengendalikan semua anggota senat akademik USU.

Di sinilah kemudian muncul  tuduhan adanya permainan uang. Janji uang itu kabarnya hanya akan disalurkan manakala setiap Senat Akademik memfoto surat suara yang mereka coblos saat pemilihan berlangsung. Bukti foto itu adalah laporan.  Kabar ini sudah beredar beberapa hari sebelum hari pencoblosan.

Tidak disangka, ternyata ada juga proses foto yang terbongkar saat pemilihan itu. Kasus foto ini termasuk salah satu dari banyak rangkaian kecurangan yang diadukan ke Kemendiktisaintek. Masalah foto ini yang juga akan diusut Tim pemeriksan dari Irjen Kemendiktisaintek.

Adapun proses tahap akhir pemilihan rektor telah ditunda oleh Mendiktisaintek karena berbagai kejanggalan itu. Mendiktisaintek, Brian Yuliarto telah mengusut tim inspektorat turun ke USU untuk mengusut semua kejanggalan dalam proses pemilihan itu, termasuk masalah foto.

“Senat akademik yang ketahuan memoto surat suara itu perlu diusut tranparan agar semua orang tahu apa sebenarnya di balik aksi foto kertas suara itu,” kata Sekjen Ikatan Alumni USU, Muhammad Joni.

Anggota senat akademik yang ketahuan memoto kertas suara yang ia coblos adalah prof. Basyuni, guru besar Fakultas Kehutanan USU. Ulah Basyuni di bilik suara itu terbongkar setelah aksinya memoto kertas suara justru difoto oleh rekannya yang lain, yakni Prof. Dr. M.Yamin Lubis SH.M.Hum, guru besar Fakultas Hukum. Alhasil, mencuatlah sebuah foto yang menggambarkan seorang pemilih ( Prof Basyuni) yang sedang memfoto.

Entah karena iseng, M Yamin kemudian menyebarkan foto tersebut ke rekannya yang lain. Rekannya itu  kemudian menyebarkan ke berbagai grup sehingga  akhirnya foto tersebut beredar di dunia maya. Foto itu yang kemudian memunculkan banyak penafsiran. 

Diduga bukan hanya Basyuni saja  yang memotret kertas suara, tapi ada juga anggota senat yang lain. Namun aksi mereka sulit dibuktikan.

Irjen Kemendiktisaintek sudah memastikan akan memeriksa kedua anggota senat tersebut. Dari dua orang itu diharapkan bisa terungkap apa sebenarnya permainan di balik aksi memotret keras suara di bilik yang semestinya rahasia itu.

Benarkah itu bagian dari janji untuk bisa mendapatkan uang Rp50 juta dari Muryanto?

“Kita belum bisa membuktikan. Makanya kita berharap Tim irjen Kemendiktisaintek bisa membongkar semua itu,” kata Joni.

Tentu saja bukan hanya masalah foto yang akan diusut tim tersebut.  Keterkaitan Muryanto dengan kasus korupsi di Pemerintah Provinsi Sumut juga tidak lepas dari persoalan yang akan diungkap.  Begitu juga soal asset kampus, pengelolaan keuangan dan sebagainya.

Yang menarik, Irjen Kemendiktisaintek juga akan menelusuri proses pemilihan anggota Majelis Wali Amanat dan Senat Akademik USU. Bukan tidak mungkin status Agus Andrianto yang diangkat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat USU juga akan diusut lagi.

Agus Andrianto adalah mantan Wakapolri yang berperan membantu kampanye Bobby pada Pilkada Medan 2020 dan Pilkada Gubernur 2024.

Tak terbantahkan lagi, bahwa Muryanto, Agus Andrianto dan Gubernur Bobby Nasution berada dalam satu circle kegiatan politik. Mereka sudah Menyusun rencana untuk menghadapi Pilkada dan Pemilu 2029. Bobby dirancang untuk kembali terpilih sebagai gubernur Sumut kedua kalinya, sedangkan Gibran akan mendapat dukungan untuk maju sebagai presiden.

Dengan kata lain, USU akan dijadikan sebagai basis kekuatan pro Jokowi pada Pemilu 2029. ***

 

 

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini