Lagu “Bayar bayar bayar” yang selalu menggema di saat aksi
demo mahasiswa belakangan ini berbuntut
pada tekanan yang diarahkan polisi kepada pencipta lagu itu, yakni Band
Sukatani. Mereka mengalami tekanan dan dipaksa meminta maaf.Aksi panggung Band Sukatani
Tekanan dari polisi itu tentu langsung mengundang dunia maya sehingga melahirkan kecaman dari masyarakat karena menilai polisi terlalu berlebihan merespon lagu yang menjadi realita di masyarakat itu. Dua anggota polisi dari Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah telah diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Tengah atas arahan Divisi Propam Polri.
Pemeriksaan tersebut dilakukan perihal pertemuan anggota Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah dengan personel Band Sukatani di Purbalingga, Jawa Tengah.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto membenarkan, sudah ada dua anggota yang diperiksa Propam Polri.
"Dua (anggota polisi) sudah diperiksa," kata Artanto saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (22/2/2025). Artanto mengatakan, pemeriksaan tersebut sudah dilakukan sejak Kamis (19/2/2025) oleh Propam Polda Jawa Tengah.
"Sudah diperiksa kemarin, saat viral itu, hari Kamis," ucapnya.
Sudah diduga kalau hasil pemeriksaan tersebut, dua personel Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah dinilai melakukan pekerjaannya secara profesional.
"Sesuai tugas pokok dan tetap on the track," kata Artanto.
Sebelumnya, Band Sukatani banyak diperbincangkan di media sosial beberapa hari terakhir. Hal itu disebabkan grup musik asal Purbalingga itu secara tiba-tiba menghapus lagu Bayar Bayar Bayar yang telah mereka rilis di sejumlah platform, salah satunya adalah Spotify dan YouTube.
Personel band Sukatani, M Syifa Al Luthfi (gitaris) dan Novi Citra Indriyanti (vokalis), juga mengunggah video permohonan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri terkait lagu mereka itu.
Banyak yang bertanya soal alasan grup band tersebut melakukan permohonan maaf hingga dugaan adanya intervensi dari polisi. Warga sangat menyesali adanya permintaan maaf itu, sebab banyak yang menilai lirik yang ada pada lagu itu masih sesuai dengan realitas yang terjadi di masyarakat.
Lirik lagu “Bayar bayar bayar” sudah begitu akrab di telinga mahasiswa sehingga lagu ini selalu dinyanyikan di saat mahasiswa melakukan aksi demonstrasi. Para mahasiswa di Sumut juga banyak yang hafal dengan lagu ini sehingga dalam setiap aksi di DPRD Sumut, lagu ini selalu berkumandang.
Meski link lagu ini sudah tidak mudah lagi ditonton di
youtube atau didengar di Spotify, tapi dalam setiap aksi, lagu ini tetap bergema.
Intinya, masyarakat kesal, sebab dalam segala urusan dengan polisi semuanya
harus bayar….***