Empat Kepala Daerah ini adalah Mantan Panglima GAM, Sekarang Ikut Retret di Akmil Magelang

Sebarkan:

Muzakir Manaf (kiri) dan Sarjani Abdullah (tengah), dua mantan Panglima GAM, berseragam loreng di Akmil Magelang. Kini, mereka mengemban tugas baru sebagai pemimpin daerah.
Dari 456 kepala daerah setingkat gubernur, bupati dan walikota yang mengikuti retret di Kawasan Lembah Tidar, Akademi Militer, Magelang, Jawa Timur,  ternyata empat di antaranya mantan pemberontak yang pernah  menolak eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka adalah para mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini terpilih sebagai kepala daerah di Aceh.

Keempat mantan GAM itu adalah:

1. Muzakir Manaf yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Aceh.  Di masa pemberontakan, Muzakir menjabat sebagai Panglima tertinggi GAM yang membawahi semua pasukan GAM di seluruh Aceh.

Perjalanan karirnya di dunia militer cukup panjang. Muzakir pernah mengikuti pendidikan militer di Libya pada 1986 sebelum kembali ke Aceh untuk memimpin pasukan GAM melawan TNI dan Pemerintah Indonesia. Sebagai alumni pendidikan Tanzura, Libya, Muzakir merupakan tokoh kunci dalam strategi perjuangan gerilya GAM.

Usai perdamaian pada Agustus 2005, ia mendirikan Partai Aceh dan mulai terjun ke dunia politik. Pada Pilkada 2012, Muzakir terpilih sebagai Wakil Gubernur Aceh pada 2012.  Kala itu ia berpasangan dengan politisi senior GAM, Dr Zaini Abdullah.

Pada Pilkada  2017 Muzakir ikut bersaing untuk merebut posisi gubernur, tapi ia kalah bersaing. Namun pada Pilkada 2024 yang lalu, Muzakir yang berpasangan dengan tokoh GAM lainnya, Fadhlullah, berhasil meraih suara terbanyak.

Sosok Muzakir sebagai pemimpin sudah terlihat saat ini masih mengikuti pendidikan di Libya. Karena kemampuannya dalam strategi militer, ia kerap didapuk sebagai pelatih dan penyusun strategi sehingga ia pun dipanggil dengan sebutan Mualim yang berarti seorang yang ahli.

2. Muharram Idris, saat ini menjabat Bupati Aceh Besar. Sehari-hari sosok ini lebih sering dipanggil Syeh Muharram. Tidak sedikit pula masyarakat Aceh  memanggilnya dengan sebutan Abu Muharram.  Ia adalah sosok yang memegang peran penting dalam pertempuran GAM di wilayah Aceh Rayeuk, satu tingkat di bawah Muzakir Manaf.

Di masa pemberontakan, Syeh Muharram dikenal sosok yang sangat berani dan ahli dalam mengatur strategi. Ia juga merupakan sosok pelatih bagi pasukan muda GAM yang lokasi pelatihannya berada di hutan pedalaman Aceh.

Usai perdamaian Aceh sejak Agustus 2005, Muharram lebih banyak bergelut dalam kegiatan social dan politik local. Perjalanan hidupnya berlanjut ke ke jalur politik setelah memenangkan Pilkada 2024 melalui jalur independen.

3. Sarjani Abdullah, Bupati Pidie. Di masa pemberontakan Aceh, Sarjani mendapat jabatan sebagai Panglima GAM wilayah Pidie. Sejak perdamaian, Sarjani memutuskan terjun dalam dunia politik dengan bergabung sebagai politisi Partai Aceh, partai yang didirikan para mantan pentolan   GAM.

Sarjani terpilih sebagai Bupati Pidie pada Pilkada  2012 dan memimpin di kabupaten itu hingga 2017. Namun pada Pilkada 2017 ia gagal setelah dikalahkan sesama rekannya mantan pejuang GAM. Baru pada Pilkada 2024, pamor Sarjani kembali naik setelah menang pada Pilkada itu.

4. Ismail A Jalil  atau yang lebih sering dipanggil Ayah Wa, saat ini menjabat sebagai  Bupati Aceh Utara. Di masa pemberontakan, Ayah Wa menjabat sebagai Panglima Operasi wilayah IV GAM yang mencakup kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur. Ia merupakan sosok pejuang GAM yang cukup dihormati masyarakat.

Terbukti, saat memutuskan maju pada Pilkada 2024, tak ada seorang pun  yang mau bersaing dengannya sehingga Ayah Wa harus melawan kotak kosong. 

Presiden Prabowo Subianto saling hormat dengan Muzakir Manaf
Keistimewaan Aceh dalam hal keberadaan partai local pasca perdamaian 2025 memang cukup banyak mendorong para mantan GAM untuk terjun ke dunia politik. Selain mendirikan Partai Aceh sebagai partai local terbesar, ada juga sejumlah mantan GAM yang membentuk Partai Nasional Aceh (PNA).

Menariknya, kedua partai local ini justru berkoalisi dengan Partai Gerindra yang didirikan Presiden Prabowo Subianto. 

Muzakir Manaf yang menjabat sebagai ketua umum Partai Aceh juga didapuk sebagai Pembina Partai Gerindra Aceh. Adapun jabatan Ketua DPD Gerindra Aceh saat ini dipegang oleh  Fadhlullah yang juga merupakan mantan pentolan GAM.** (Hamdani/mulamula)

 

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini