![]() |
Band Sukatani yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah memopulerkan lagu "Bayar bayar bayar" |
Lagu berjudul, “Bayar.. Bayar..Bayar..!” semakin viral belakangan ini karena mengkritik tajam perilaku kepolisian yang sarat dengan pungutan liar. Lagu ini semakin terkenal karena selalu menjadi lagu wajib dalam setiap aksi mahasiswa.
Syair lagu ini menggambarkan situasi di mana masyarakat harus mengeluarkan uang dalam setiap interaksi mereka dengan kepolisian. Berikut ini sebagian dari liriknya:
Mau bikin SIM, bayar polisi
Ketilang di jalan, bayar polisi
Touring motor gede, bayar polisi
Angkot mau ngetem, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
Mau bikin gigs, bayar polisi
Lapor barang hilang, bayar polisi
Masuk ke penjara, bayar polisi
Keluar penjara, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
Lagu ciptaan Band Sukatani ini selalu mewarnai aksi mahasiswa kala mereka melakukan unjukrasa di berbagai aksi yang berlangsung di Indonesia. Tidak terkecuali mahasiswa Sumatera Utara.
Pantauan Kajianberita.com, membuktikan kalau lagu ini juga menjadi slogan yang dinyanyikan para mahasiswa Sumut saat mereka melakukan aksi di DPRD Sumatera Utara, pada Jumat (21/2/2025). lagu ini terus dinyanyikan di sela-sela orasi yang disampaikan para pengunjukrasa.
Rifai, aktivis HMI dari Universitas Sumatera Utara (USU) yang turut melakukan aksi di DPRD Sumut selalu menyanyikan lagu ini sebelum ia berorasi menyampaikan keresahannya.
Rifai menyebutkan bahwa dalam rezim saat ini, beberapa aktivis dan seniman mengalami tindakan sewenang-wenang dari aparat negara, termasuk pembredelan karya seniman Yos Suprapto dan intervensi terhadap lagu Band Sukatani yang mengkritisi kepolisian.
"Padahal mereka menyuarakan kebenaran melalui karya seni," ujar Rifai dari atas mobil komando dengan pengeras suara.
Lagu "Bayar Bayar Bayar" diputar sebagai aksi protes atas apa yang dialami Band Sukatani. Terlihat mahasiswa menari di depan pagar DPRD Sumut sambil mengelilingi ban yang dibakar.
Lagu "Bayar Bayar Bayar" sempat viral dengan lirik kontroversial yang menyebutkan "bayar polisi" dalam setiap interaksi yang dilakukan masyarakat. Hal ini yang membuat Kapolri sempat kecewa. Band Sukatani yang mempopulerkan lagu ini kabarnya sempat mendapat tekanan dari sejumlah oknum polisi.
Pada akhirnya Band Sukatani yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah itu kemudian menyatakan permintaan maaf kepada institusi Polri. Band ini mengungkapkan bahwa lagu tersebut diciptakan sebagai kritik terhadap oknum kepolisian yang dianggap melanggar aturan.
Setelah mendapatkan sorotan tajam, band ini menarik lagu tersebut dari berbagai platform digital dan meminta pihak lain untuk menghapusnya. Akibatnya, kini video band itu yang semula ditampilkan di Youtube, kini sudah sulit ditonton.
Sejumlah pihak sangat menyesalkan adanya permintaan maaf itu. Mereka menilai lirik yang dinyanyikan band itu masih relevan sampai sekarang. Semestinya Band Sukatani tetap menyanyikannya karena merupakan suara dari arus bawah.
Oleh karena itu, meski lagu itu tidak lagi mudah ditonton di youtube, namun karena lagu ini sudah terlanjur popular di kalangan mahasiwa dan pengunjukrasa, sehingga banyak orang hafal dengan liriknya.
Masyarakat dengan mudah bisa menyaksikan video aksi demonstrasi mahasiswa yang diwarnai lagu Bayar..bayar ..bayar. Hampir semua aksi demo mahasiswa di Indonesia sudah menjadikan lagu ini sebagai lagu wajib.**