Melalui Kadispora, Bobby Paksa agar Topan Ginting Terpilih sebagai Ka Kwarda Pramuka Sumut

Sebarkan:

Topan Ginting (tengah) Kepala Dinas PUPR Sumut sangat berambisi terpilih sebagai Ketua Kwarda Pramuka Sumut pada Musda Juni 2025 ini demi mengamankan kepentingan politik Bobby Nasution pada Pilgubsu 2025. Bukan rahasis lagi kalau Topan Ginting adalah pejabat kesayangan Bobby yang mengendalikan sejumlah proyek konstruksi besar di Sumut
Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan Kwarda Gerakan Pramuka dan Kwarcab Kab/kota  se- Sumut pada 24 Mei 2025 di Aula Dispora Pemprovsu menghadirkan kekesalan bagi para peserta. Betapa tidak, kebusukan begitu kentara terlihat pada rakor itu karena Kadispora Sumut, Mahfullah, membelokkan acara, dari semula membahas program menjadi penggiringan agar seluruh peserta memilih Topan Obaja Putra Ginting alias Topan Ginting pada Musyawarah Daerah (Musda) Pramuka se-Sumut Juni nanti.

Ulah Kadispora itu tentu membuat para peserta  kesal. Apalagi terkesan Mahfullah melakukan intimidasi kepada para peserta. Jika tidak mau menuruti keinginannya, Mahfullah mengancam tidak akan memberi ruang kepada Pramuka Sumut untuk beraktivitas.

Kabar adanya tekanan ini disampaikan oleh sejumlah pengurus Kwarcab dan Kwarda dari berbagai daerah yang mengaku kecewa dengan ulah Mahfullah.

"Kami telah dikibuli oleh Kadispora Sumut. Dia telah menggiring semua peserta agar mau memilih Topang Ginting sebagai Ketua Kwarda Pramuka Sumut pada Musda nanti. Ini tindakan tidak terpuji dan bisa merusak  sistem pembinaan pramuka di Sumut,”  kata salah seorang peserta rakor kepada Kajianberita.com.

Adapun kegiatan Rakor tersebut memang merupakan inisiasi dari Kadispora Sumut, Mahfullah yang membawa-bawa nama Gubsu Boby Nasution. Rakor itu awalnya membahas program Pramuka ke depan. Tapi kemudian berubah menjadi upaya penggiringan agar semua peserta sepakat nantinya memilih Topan Ginting sebagai ketua Kwarda Pramuka pada Musda provinsi yang berlangsung 19- 21 Juni mendatang.

“Belum lagi Musda berlangsung, situasi sudah ricuh. Kadispora Mahfullah sangat berambisi  mau ‘angkat telor’ kepada Boby Nasution agar anak emas Bobby, Topan Ginting terpilih pada Musda nanti,” kata sumber itu.  

”Langkah ini jelas-jelas sudah mengotori semangat demokrasi yang seharusnya diterapkkan di lembaga pramuka,” tambahnya.

Sejumlah pengurus Kwarcab Pramuka Sumut menilai cara Kadispora yang mengintervensi pengurus Pramuka se- Sumut telah mencederai hak independensi organisasi lembaga itu. Langkah Mahfullah itu telah mematikan kesempatan kader lainnya yang justru dianggap lebih layak memimpin Pramuka Sumut.

“Coba bayangkan, Rakor yang seharusnya membahas program justru telah dimanipulasi sebagai ajang untuk pengkondisian Topan Ginting untuk dipilih sebagai Ketua Kwarda Sumut. Hal ini membuat para pengurus Kwarda se-Sumut merasa ditekan,” kata sumber itu.

Sejumlah Kwarcab Pramuka Sumut justru bertekad menolak intimidasi ini dan mereka berencana mengajukan calon lain yang mumpun mengemban organisasi tunas kelapa ini

Ada banyak sosok yang dianggap layak untuk memimpin Pramuka Sumut, antara lain, H Nurdin Lubis (Ketua Kwarda Sumut saat ini),  Dr Rajab Pasaribu, Brigjen TNI (Purn) Azhar Mulyadi,  Dr Arsyad Lubis MM ,Ir Arman Effendi Pohan MSi, Prof Dr Ir R Sabrina MSi dan Prof Dr Bahdin Nur Tanjung MM. Mereka ini adalah figur yang sangat memahami aktivitas Pramuka Sumut dan telah bertahun-tahun aktif dalam kegiatan Pramuka Provinsi.

Sementara Topan Ginting adalah pendatang baru yang sebelumnya tidak banyak terlibat dalam kegiatan pramuka.

Saat menjabat Camat Medan Tuntungan, Topan sama sekali tidak aktif mendukung Gerakan Pramuka di Kota Medan. Setelah Bobby terpilih sebagai Walikota Medan, Topan yang banyak terlibat mendukung kampanye Bobby kemudian naik jabatan sebagai Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kota Medan.

Saat menjabat kepala dinas ini, Topan lantas tampil sebagai Ketua Kwarcab Pramuka Kota Medan. 

Terpilihnya Topan pada saat itu karena memang ada unsur permintaan dari kekuasaan. Adalah Walikota Bobby yang menginginkan agar Topan dipilih sebagai Ketua Kwarcab Kota Medan menggantikan M Husni SE pada musyawarah luar biasa September 2023.

Bukan rahasia lagi kalau Topang Ginting adalah pejabat ‘kesayangan’ dari Bobby Nasution.  Sebagai kepala dinas yang menangani berbagai proyek konstruksi, tentu Topan merupakan pejabat yang menduduki posisi sangat basah. Tak heran jika Bobby selalu mengandalkannya dalam berbagai hal.

Setelah Bobby menjabat sebagai Gubernur Sumut sejak Oktober 2024 lalu, Topan Ginting ditariknya untuk menduduki jabatan ‘basah’ di tingkat provinsi, yakni sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Lagi-lagi ini adalah jabatan untuk pejabat ‘kesayangan’ yang enak diajak bekerja sama.

Supaya duet mereka lebih indah di berbagai lini, Bobby pun sangat berkeinginan agar Topan Ginting diangkat sebagai Ketua Kwarda Pramuka Tingkat Provinsi yang berlangsung pada pertengahan Juni ini.

Lewat tangan Kadispora, Bobby meminta agar upaya ini segera dimuluskan. Kalau saja Topan menjabat ketua Kwarda Pramuka Sumut, maka misi politik Bobby untuk melanjutkan kekuasaan pada Pilgubsu 2029 mendatang tentu lebih mulus.

Untuk diingat, jumlah anggota Pramuka di Sumut mencapai lebih dari seratus ribu orang. Tentu saja jumlah ini sangat potensial digiring demi kepentingan  politik pada Pilkada nanti.

Dan memang pekerjaan Topang Ginting selama menjabat Ketua Kwarcab Pramuka Kota Medan adalah mendukung terpilihnya Bobby pada Pilkada Gubernur yang lalu. Terbukti, saat berlangsung kampanye pada priode Agustus- September 2024, Topan Ginting sangat aktif menggelar berbagai aktivitas Pramuka Kota Medan. Ia kerap mengundang peserta pramuka dari daerah lain untuk mengikuti kegiatan perkemahan, pelatihan dan berbagai aktivitas lainnya selama berhari-hari. Padahal tujuannya untuk mendukung kampanye Bobby kala itu.

Setelah kampanye selesai, nyaris tidak ada lagi  kegiatan Pramuka Kota Medan. Selama di bawah kepemimpinan Topan Ginting, kegiatan pramuka hanya berlangsung saat Pilkada saja. Setelah itu senyap. 

Penggiringan yang dilakukan Topan membuat para anggota Pramuka di Kota Medan dipaksa untuk terlibat politik mendukung Bobby pada Pilkada yang lalu.

Praktik yang sama rupanya akan dijalankan Bobby dan Topan pada Pilkada 2029 mendatang. Salah satunya adalah keinginan Bobby untuk menempatkan Topan Ginting  sebagai Ketua Kwarda Pramuka di Tingkat Provinsi.

Jika Topan yang menjabat ketua, tentunya misi politik untuk menempatkan Bobby kembali menjabat sebagai gubernur 2029 akan bisa diperkuat lewat politisasi Pramuka. Upaya ini tentu saja merupakan pembodohan yang tidak bisa dibiarkan. Pramuka sejati harus melawan politisasi ini sebab Pramuka adalah lembaga independen.

Adapun suasana menjelang Musda Pramuka Sumut tampaknya mulai panas karena sejumlah tokoh terus membahas manuver politik Topan Ginting, Mahfullah dan Bobby Nasution. Pendaftaran untuk calon Ketua Kwarda Sumut akan berakhir 2 Juni 2025.  

Nantinya Musda akan memilih secara demokratis calon ketua. Makanya sejak awal Bobby melalui tangan Kadispora mendorong agar scenario memilih Topan jangan sampai meleset. Langkah manusia setan ini selayaknya dibendung agar citra Pramuka tetap terjaga. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini