Sebagai imbalan jasanya, Bobby akhirnya menunjuk Agus Fatoni menjabat sebagai Komisaris PT Bank Sumut.
Selain Agus Fatoni, sosok lain yang ditunjuk sebagai komisaris PT Bank Sumut adalah Ketua Kadin Sumut, Firsal Dida Mutyara. Sama seperti Agus Fatoni, Firsal juga merupakan salah satu pendukung Bobby di Pilgubsu 2024.
Munculnya dua nama ini untuk duduk di jajaran Komisaris merupakan usul dari Bobby sendiri saat ia memimpin Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa (RUPS) pada Selasa, 3 Juni lalu. Usulan itu tidak bisa ditolak karena sebagai gubernur, suara Bobby lebih dominan sehingga pemegang saham lain hanya bisa mematuhinya.
Dengan demikian upaya Bobby untuk menempatkan orang-orangnya di sejumlah posisi strategis semakin mengental. Sejumlah mantan tim suksesnya yang lain juga akan menyusul mendapatkan jabatan di sejumlah posisi strategis. Kita lihat saja.
Sebelumnya Bobby juga telah berhasil menyingkirkan Babay Parid Wazdi dari jabatan Direktur Utama PT Bank Sumut. Sejak awal menjabat jadi gubernur, Bobby memang sudah mengemban misi menguasai semua sektor-sektor strategis dan menyingkirkan orang-orang lama yang dianggap tidak loyal kepadanya.
Babay disingkirkan karena dianggap merupakan dirut yang terpilih di masa Pemerintahan Edy Rahmayadi. Bobby juga curiga kalau Babay merupakan orangnya Anies Baswedan sebab banker itu pernah menjabat sebagai direktur di PT Bank DKI di masa pemerintahan Anies sebagai gubernur.
Maka itu dengan segala cara ia terus berupaya menyingkirkan Babay dari PT Bank Sumut. Bobby bahkan kerap menyindir Babay secara langsung dalam berbagai pertemuan dengan pejabat lainnya. Terlihat jelas kalau Bobby tidak menyukai banker itu.
Belakangan Bobby mengatakan kalau Babay mengundurkan diri karena ia harus menjalani pemeriksaan dalam kasus kredit Macet PT Sritex saat menjabat di Bank DKI. Padahal pemeriksaan itu hanyalah sebagai saksi. Dan itu hal biasa dalam sebuah proses hukum. Lagi pula bukan hanya Babay yang diperiksa, ada sejumlah pejabat bank daerah lainnnya.
Namun Bobby terus menjadikan pemeriksaan itu untuk menekan Babay hingga akhirnya banker berpengalaman itu terpaksa mundur dari jabatan sebagai dirut Bank Sumut. Tidak bisa dibantah, ada scenario yang telah disusun Bobby di balik pengunduran itu.
Selain menggeser Babay, pejabat Bank Sumut lainnya, Hadi Sucipto juga diberhentikan secara hormat dari jabatan Direktur Pemasaran. Bobby kemudian mengusulkan masuknya nama Agus Fatoni dan Firsal Dida Mutyara di jajaran komisaris.
Tentu saja masuknya dua nama ini tidak lepas dari jasa mereka membantu Bobby saat Pilgubsu yang lalu. Terlebih Agus Fatoni yang rela mempermalukan dirinya sendiri demi mendorong kemenangan Bobby di Pilkada itu.
Keterlibatan Agus ini sudah dibongkar dalam persidangan sengketa Pilkada di Mahmakah Konstitusi di Jakarta pada awal Oktober 2024. Tapi pengadilan MK -- yang masih tunduk kepada kekuasaan Jokowi -- justru membelanya. Apalagi ipar Jokowi, Anwar Usman, masih menjabat sebagai salah satu hakim di MK itu.
Kini Agus Fatoni dan Firsal akhirnya bisa memanen hasil jerih payah mereka yang telah mendukung kemenangan Bobby pada PIlkada yang lalu. Agus akan menempati jabatan sebagai Komisaris non independent, sedangkan Firsal sebagai komisaris utama independent.
Meski demikian, peresmian jabatan untuk kedua pejabat itu masih menunggu proses seleksi yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seleksi itu diperkirakan bakal berjalan mulus sehingga bisa dikatakan tidak ada lagi halangan bagi mereka untuk duduk di komisaris Bank Sumut.
Agus Fatoni sendiri saat ini menjabat sebagai Direktur Bina Keuangan daerah, Kementerian Dalam Negeri. Pejabat kelahiran Lampung ini dikenal sangat dekat dengan Jokowi dan Mendagri Tito Karnavian. Makanya ia dipercaya sebagai Pj gubernur Sumut periode Juni hingga Oktober 2024 dengan misi untuk memenangkan Bobby di Pilgubsu 2024.
Meski tindakannya itu melanggar hukum dan menjual harga diri pejabat, tapi Agus tidak merasa malu sebab bagaimanapiun juga ia harus memenangkan menantu Jokowi sebagau gubernur. Lagi pula tak akan ada hukum yang berani menyentuh pejabat yang berpihak kepada keluarga Jokowi. ***