![]() |
Press conference tentang pembuatan film tentang perjalanan Munir si aktivis HAM |
Munir Said Thalib, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia yang terkenal itu, akan diangkat dalam sebuah karya film layar lebar yang dikerjakan rumah produksi baru, Pal8 Pictures.
Budi Setyarso selaku Direktur Pal8 Pictures menyambut baik rencana film yang diberi judul “Mencintai Munir” ini, dan diperkirakan memasuki tahap keproduksian akhir tahun ini.
"Kami bersemangat mengangkat kisah Munir, aktivis pro demokrasi, yang perjuangannya sangat-sangat penting sebelum, pada masa dan setelah reformasi 1998, hingga ia dibunuh menggunakan racun arsenik pada 2004," kata Budi Setyarso saat peluncuran Pal8 Pictures di Palmerah, Jakarta Barat, Selasa, 17 Juni.
Cerita dalam film ini berbasis pada buku dengan judul sama yang ditulis istri sang aktivis, Suciwati, dan terbit tahun 2022. Isinya mengungkap perjalanan mereka sejak bersama-sama menjadi aktivis di Jawa Timur.
Bukan hanya kegiatan advokasi pada kelompok-kelompok marginal, bukunya juga bercerita tentang perjuangan personal mereka, berbagai kejadian teror, pengalaman lucu, hingga drama percintaan.
Kerja sama dengan beberapa pihak telah disepakati untuk proses produksi. Sejumlah aktor dan aktris senior juga dilibatkan – dan segera diumumkan – untuk film perdana Pal8 Pictures ini
Film tentang Munir hanya satu dari beberapa karya yang direncanakan oleh Pal8 Pictures. Masih ada “Petualangan Kobi” (animasi), “Bocor Alus the Movie”, dan “Pintu Kanjuruhan”.
“Petualangan Kobi” diangkat dari kanal edukasi Kok Bisa, yang membicarakan berbagai hal berbasis saintifik dengan bahasa sederhana.
Berkaca dari film “Jumbo” yang jadi film dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah perfilman Indonesia, “Petualangan Kobi” diyakini dapat ambil bagian di industri animasi Indonesia yang semakin berkembang.
Kemudian, “Bocor Alus the Movie” diangkat dari acara siniar di YouTube, yang tayang setiap pekan dan membicarakan isu-isu terhangat politik Tanah Air.
Sementara film “Pintu Kanjuruhan” diangkat dari kisah nyata satu keluarga yang menjadi korban peristiwa Kanjuruhan – tragedi setelah pertandingan sepak bola antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya yang menewaskan ratusan orang – pada 1 Oktober 2022. ***