Persaingan Ijeck dan Hendri di Golkar Sumut Terkait Perpecahan Bahlil dan Airlangga di tingkat Pusat

Sebarkan:
Musa Rajekshah alisa Ijeck (kiri) dan Hendri Yanto Sitorus yang akan bersaing merebut jabatan ketua DPD Golkar Sumut

Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) yang berlangsung pertengahan tahun ini, persaingan merebut kursi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut kian memanas. Ada dua nama yang digadang-gadang bersaing berebut kekuasaan itu, yakni Musa Rajekshah alias Ijeck yang merupakan petahana serta Hendri Yanto Sitorus yang saat ini menjabat Bupati Labuhanbatu Utara (Labura).

Munculnya persaingan dua politisi ini disertai pula dengan perpecahan di kalangan pendukungnya di jajaran kepengurusan Golkar Sumut. Ada yang tegas berpihak kepada Ijeck, dan ada pula yang ngotot ingin menggulingkan Ijeck.

Sekretaris Golkar Sumut, Datuk Ilhamsyah misalnya, terang-terangan menyatakan dukunganya  kepada Ijeck. Ia menilai sosok Ijeck layak memimpin Golkar Sumut lima tahun ke depan karena terbukti telah berhasil meningkatkan perolehan kursi partai itu pada Pemilu 2024. Bisa dikatakan, Ilhamsyah termasuk salah satu pimpinan pendukung fanatik Ijeck di Golkar Sumut.

Untuk mendapatkan dukungan itu, Ilhamsyah mengaku telah melakukan pendekatan ke berbagai pengurus DPD II Golkar di kabupaten/kota. Ia mengklaim, dari 33 DPD II Golkar di Sumut, sebanyak 32 di antaranya sudah memberikan dukungan kepada Ijeck.

“Sudah 32 DPD II Golkar di Sumut yang mendeklarasikan dukungannya kepada Bang Ijeck,” kata Ilhamsyah. 

Ia juga mengklaim kalau sejumlah organisasi sayap Golkar, seperti Kosgoro, Soksi dan Pemuda Golkar sudah memberikan dukungan kepada Ijeck.

“Pokoknya peluang bang Ijeck kembali memimpin Golkar Sumut sangat besar,” ujar Ilhamsyah dengan nada optimis.

Tapi di sisi lain, pengurus Golkar Sumut lainnya juga terang-terangan menolak kepemimpinan Ijeck untuk diperpanjang. Salah satunya, Irham Buana Nasution, Wakil Ketua Golkar yang tegas menyatakan lebih berpihak kepada Hendri Yanto. 

Alasannya, Hendri Yanto merupakan politisi senior yang juga sudah terbukti sukses dalam kepengurusan partai selama 20 tahun terakhir ini. Yang lebih penting lagi, Hendri Yanto diklaim telah mendapat dukungan dari DPP Golkar.  

Setidaknya Hendri sudah dua periode memimpin DPD II Golkar Labuhanbatu Utara (Labura), juga telah dua periode menjabat sebagai anggota DPRD Labura (2014-2019 dan 2019-2020), dan dua periode sebagai Bupati Labura (2020-2024 serta 2024-2029). Pengalaman Hendri Yanto di Golkar bisa dikatakan lebih matang ketimbang Ijeck karena ia telah terlibat di partai itu sejak usia muda.

“Pokoknya kami siap memenangkan Hendri Yanto, bukan Ijeck,” kata Irham Buana yang menjabat sebagai Wakil Ketua Korbit Pemenangan Pemilu Golkar Sumut.

Terkait perpecahan di tingkat Pusat

Perpecahan yang terjadi di elit Golkar Sumut menjelang musyawarah nanti disebut-sebut tidak lepas dari perpecahan di tingkat pusat. Seorang senior Golkar Sumut menyebutkan, ketidakharmonisan hubungan Airlanggara Hartarto (ketua Umum Golkar sebelumnya) dengan Bahlil Lahaladia (Ketua umum Golkar saat ini) merupakan penyebabnya.

“Perpecahan di tingkat pusat itu yang menjalar ke daerah sehingga permainan pusat dalam pemilihan Ketua Golkar Sumut akan sangat kental,” ujar sumber itu.

Ijeck sendiri dikenal sebagai politisi Golkar yang cenderung dekat dengan Airlangga Hartarto. Saat masih menjabat ketua umum Golkar, Airlangga pernah menjanjikan Ijeck duduk sebagai ketua Komisi di DPR RI. Janji itu ditawarkan Airlangga setelah Ijeck bersedia tidak mencalonkan diri pada Pilkada Gubernur Sumut dan menyerahkan dukungan kepada Bobby Nasution.

Ijeck sebenarnya cukup berat untuk mendukung Bobby kala itu karena ia sudah sejak lama mempersiapkan diri maju pada Pilkada Gubernur 2024. Tapi karena perintah dari pusat, mau tidak mau ia harus mematuhinya. Janji Airlangga untuk memberikan kursi salah satu ketua komisi DPR RI akhirnya ia terima.

Tapi siapa sangka, posisis Airlanggar sebagai ketua umum Golkar justru digulingkan oleh para pendukung Bahlil yang diback-up oleh Joko Widodo yang kala itu menjabat presiden. Ijeck pun merasakan imbasnya. Karena dianggap orangnya Airlangga, Bahlil kemudian menolak memberikan jabatan ketua Komisi DPR RI kepada Ijeck sebab Bahlil merasa ia tidak pernah berjanji apapun kepada Ijeck. 

Alhasil, Ijeck pun harus pasrah karena hanya dipercaya duduk sebagai anggota komisi V DPR RI.

Sampai saat inipun Bahlil tetap menganggap Ijeck bagian dari rezim Airlangga Hartarto yang tidak sejalan dengannya. Apalagi keputusan Bahlil untuk menempatkan Erni Ariyanti Sitorus sebagai ketua DPRD Provinsi Sumut sempat ditentang Ijeck.

Kala itu Ijeck cenderung menginginkan sepupunya, Rahmaddian Shah duduk sebagai ketua. Rahmaddian Shah adalah ketua MPC Pemuda Pancasila Medan dan juga ketua Golkar Kota Medan yang kini duduk sebagai anggota DPRD Sumut.

Belakangan setelah Bahlil bersikap tegas, akhirnya Ijeck tak bisa berkutik, sehingga Erni Ariyanti Sitorus kemudian mulus melangkah sebagai ketua DPRD Sumut. Erni Ariyanti Sitorus adalah adik kandung Hendri Yanto Sitorus. Tak heran jika ketua DPRD Sumut ini juga termasuk dalam barisan yang menentang Ijeck di Golkar.

“Dengan peta politik seperti itu, bisa dipahami kalau persaingan  merebut Ketua Golkar Sumut merupakan persaingan antara barisan Airlangga Hartarto dan barisan Bahlil. Barisan Airlangga berpihak kepada Ijeck sedangkan barisan Bahlil akan mendukung Hendri Yanto Sitorus,” ujar sumber itu.

Tentu saja dari kacamata politik, barisan pendukung Bahlil dalam posisi di atas angin karena lekat dengan kekuasaan. Apalagi kalau nanti Bahlil menggunakan pengaruhnya hingga ke daerah, bisa jadi dukungan untuk Ijeck akan terus menipis.

Ini pula yang membuat sejumlah politisi Golkar Sumut mulai berani mengambil posisi  berseberangan dengan Ijeck. Namanya politisi, tentu mereka butuh jalan yang aman untuk mengamankan posisinya di partai. Ke mana angin lebih kuat bergerak, politisi biasanya akan condong ke sana.

Salah satunya adalah  Doli Sinomba Siregar, seorang politisi senior Golkar  yang sempat berkeinginan maju menyemarakkan pemilihan ketua Golkar Sumut. Belakangan Doli tak lagi berniat untuk maju setelah tahu kalau Bahlil lebih memilih mendukung Hendri Yanto.

Ia pun terang-terangan menunjukkan sikap sejalan dengan Bahlil dengan menjadi bagian dari pendukung Bupati Labura itu.

"Saya membaca arah matahari yang mengarah pada nama Hendri Yanto Sitorus yang bakal mendapat restu dari DPP Partai Golkar," ujar Doli sembari mengimbau kepada DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota se-Sumut untuk melihat secara jeli dinamika yang terjadi.

Doli sendiri adalah paman dari Bobby Nasution, gubernur Sumut. Dalam kepengurusan Golkar ia pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Golkar dan anggota fraksi Golkar DPRD Sumut periode 2014-2019. Selain Doli, tokoh Golkar yang mendukung Hendri Yanto adalah Bupati Mandailing Natal, Syaipullah yang juga ketua Golkar di wilayah itu.

Melihat peta dukungan dari pusat itu, maka jangan heran kalau dalam beberapa pekan mendatang akan lebih banyak lagi dukungan yang diberikan kepada Hendri Yanto. Apalagi kalau Bahlil sudah bermain memberikan tekanan.

Oleh karena itu bisa dipastikan perjuangan Ijeck mempertahankan kekuasaannya akan cukup berat. Barisan yang dulu ramai memberi dukungan kepadanya akan banyak bergeser ke kubu pesaingnya.

Bagaimanapun suksesnya kepemimpinan Ijeck menaikkan perolehan suara Golkar di parlemen, tetap saja akan sia-sia kalau ia tidak sejalan dengan pusat. Bobby Nasution yang dulu sempat dibantu habis-habisan oleh  Ijeck, dipastikan bakal ikut meninggalkannya.

Setidaknya sekarang Ijeck bisa merasakan bagaimana sulitnya bersaing dengan kandidat titipan pusat. Inilah hukum karma bagi Ijeck yang dulu ngotot mendukung titipan pusat, yakni Bobby Nasution saat maju sebagai walikota Medan di Pilkada 2020 dan Gubernur Sumut di Pilkada 2024. 

Sekarang dia yang akan bersaing melawan titipan pusat. Tentunya ini akan menjadi pembelajaran bagi Ijeck. Jika Ijeck tidak lagi menjabat Ketua Golkar, bukan tidak mungkin kejayaan keluarga Anif Shah di Sumut bakal berakhir. ***

 

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini